.
.
.
-Amanda berusaha melepaskan tarikan tangan Alka pada rambutnya. Gadis itu murka ketika rambutnya banyak yang rontok, Manda melirik Azain sekilas lalu menyeringai sinis pada Alkala. Dengan tiba-tiba membanting dahinya pada ujung meja, tentu saja membuat semua orang tampak terkejut bukan main.
Saling beranggapan bahwa Alka yang telah melakukannya. Tetapi kenyataannya Manda yang melakukannya, menunjukkan pada semua orang bahwa Alka adalah orang jahat. Dengan terjatuhnya Amanda bisa dengan mudah mengambil simpati Azain.
"Manda Lo nggak papa?." Azain yang masih menggenggam tangan Alka, seketika menghempasnya dengan kasar. Membuat sang empuh terhuyung hampir terjatuh.
Azain membantu Manda untuk berdiri, matanya membola melihat darah yang berlomba-lomba untuk keluar. Bukan cuman Azain, semua yang ikut menyaksikannya ikut tercengang. Berbeda dengan Alka yang masih terdiam mematung di tempatnya.
"Apa sih masalah Lo?. Hah!!!." Azain meninggikan suaranya, pria itu dibuat serba salah. Azain juga kelelahan karena berusaha memisahkan keduanya sedari tadi. Sedangkan ketiga sahabatnya ikut menenangkan Azain, takut jika sahabatnya itu melampaui batasnya.
Alka terdiam di tempatnya, ia melihat dahi Manda yang terluka karena terkena sudut meja. Gadis itu juga melihat raut khawatir Azain yang terpancar dari wajah tampannya. Mata Alka terus melihat perilaku Azain yang selalu memerhatikan luka Manda, ia tidak menyukai pemandangan ini. Sangat tidak suka, hatinya teriris, bukan ini yang Alka inginkan. Semua tidak keinginannya.
"Jawab gue Alka!!!." Bentakan Azain membuat Alka menutup kedua matanya, jika siap merasakan cinta. Bersiaplah untuk merasakan kepedihan. Bukan hanya cinta mu saja, tetapi cinta semua orang. Itu sebabnya perjuangan memiliki peran penting dalam masalah cinta, karena bukan hanya diri mu seorang yang ingin di cintai. Tetapi saingan mu juga.
"Zai udah." Fari berbicara parau, ia tidak mau Azian melewati batasannya.
Azain menatap wajah Fari dengan nyalang, kemudian kembali menatap Alka." Nggak bisa Ri. Gue udah berusaha ngomong baik-baik sama ni anak, tapi nggak guna. Lihat, gara-gara dia ada yang luka di sini." Alka kembali terdiam, mencerna setiap ucapan Azain baik-baik. Sedangkan Manda tersenyum sangat tipis, memandang Alka dengan sinis. Rasa sakitnya sudah sebanding sekarang.
Nana ingin membantu, tetapi melihat tatapan Amanda membuat Nana mengurungkan niatnya. Hanya bisa menatap Alka dengan diam, terus berucap kata maaf walaupun ia tau itu semua tidak berguna. Azain membantu Manda menuju UKS, melewati Alka dengan acuh.
Alka berbalik, ia melihat Nana dan Seli sedang berdiri di belakangnya. Pandangan mereka berbeda, seperti sedang merendahkan. Keduanya pergi begitu saja, meninggalkan Alka sendiri. Hanya tersisa Gandi Iksan dan Fari di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Alkala
RomanceNama gue Alkala kamansara, panggil gue alka. okey seperti yang kita tau pada umumnya. seseorang nggak akan pernah tau gimana merasakan yang rasanya jatuh cinta, nah kalau kalian tau pasti kalian udah ngalamin. oke semua cerita tentang "dia" . dan gu...