🪐25🪐

9 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





                                       .
                                       .
                                       .
                                       -



Seperti biasa kantin sekolah sudah di kerumuni banyak murid yang tengah berbelanja keperluan perut mereka.  Terlihat Manda sedang jajan bersama kedua sahabatnya. Ia membeli beberapa snack untuk Lisa dan Wulan, tampak keduanya di traktir oleh Manda.

"Bukannya ini barang keluaran terbaru? wow cantik benget." Wulan ikut melihat barang yang membuat lisa berkomentar, mata gadis itu berbinar dengan senyum merekah ketika ia lihat barang bertulisan barenbliss.

Tidak pikir panjang Manda segera memberikan benda tersebut pada sahabatnya itu." Ambil aja buat lo." Dengan sungkan tanpa alasan.

"Hah? beneran?." Tanya lisa sekali lagi sembari terus memperhatikan barang di tangannya.

"Serius, lagian pilihan gue bukan itu. Buat kesal aja." Manda berujar dengan menarik nafas berat.

"Bukannya lo kaya? ya udah sih tinggal beli lagi aja." Kini wulan ikut berkomentar walaupun mulutnya tengah mengunyah roti.

"Nyokap gue ngancem. Kalau nilai gue nggak tinggi, mereka bakal motong uang saku gue. Menjengkelkan sekali."

Ekspresi wajah wulan berubah, tampaknya ia tidak setuju dengan omongan yang manda berikan." Ihh kok gitu sih? terus siapa dong, yang neraktir kita kalau bukan lo?."

Tatapan Manda seakan menusuk lawan bicara dengan seribu pisau. Moodnya hari ini tampak tidak baik, dan sang empuh yang memancing amarah manda hanya tersenyum kikuk tidak berani menatap gadis itu terlalu lama. Mereka kembali melanjutkan memilih snack.

Setelah memilih snack mereka berjalan menuju kasir untuk membayarnya. Manda memberikan kartu tapcash nya pada mbak kasir, hampir tiga kali perempuan itu mencoba tapi tak kunjung berhasil." Maaf dek kartunya telah di tangguhkan." Ucap mbak kasir memberitahukan pada manda.

"Cih nggak mungkin kak, coba sekali lagi." Pinta nya masih tidak percaya.

Seberusaha apapun itu benda tersebut tidak lagi berfungsi. Mbak kasir memberikan lagi kartu pada pemiliknya." Kartunya udah di tangguhkan."

Manda segera mengambil benda pipih pada saku bajunya, ia sedang menelfon pada perempuan paruh baya yang sedang berada di kediamannya. Telfon tersambung dan tampa berpikir keras gadis itu berteriak marah.

"Mah, apa mama yang menangguhkan kartu ku?. Kenapa?." Tanya nya dengan nada kesal.

"Raihlah nilai bagus, kalau berhasil mama akan kembalikan kartu mu seperti semula." Sambungan telepon terputus dengan cepat, membuat gadis itu mengerang semakin kesal.

Keduanya sangat murung dengan belanjaan masing-masing, entah siapa yang akan membayar. Kemungkinan pasti mereka yang membayar sendiri di kasir. Manda tidak lagi menghiraukan keduanya, ia berjalan keluar dengan hentakan kaki kuat. Lisa dan juga wulan hanya terdiam mengalah, takut ketika memaksa sang ketua akan memarahinya.

Hai AlkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang