Please vote to support this work.
Happy reading~
"Mas... kamu bohong?"
Jujur, ada sesuatu yang membuat hatiku sedikit berdenyut kala menanyakan hal tersebut. Aku tidak tahu apakah itu dapat dirasakan oleh laki-laki yang kini telah berdiri di depanku ini.
Ia hanya diam, tak langsung menjawab pertanyaanku.
Sepasang matanya mendadak kian kelam. Sebias kilatan yang semula sempat kulihat kini tak lagi tampak.
"Mas..."
Kumohon, jawab tidak. Berikan aku alasan apapun selama kamu tidak mengakui bahwa kamu sudah berbohong, Mas. Aku berbicara dalam hati.
"Mel—"
Baru juga aku akan mendengar penjelasannya, mendadak ponsel yang kupegang kembali berdering. Nama yang sama kembali muncul di layarnya.
"Sebentar, aku angkat dulu ya?"
Aku tak menjawab tanyanya itu dan langsung saja membiarkannya mengambil ponselnya dariku.
Lalu, kulihat laki-laki itu langsung menjawab panggilan tersebut di depanku. Ia tak berniat menghindariku sama sekali.
"Halo, Sang. Kenapa?" Suara Mas Soki terdengar begitu tenang. Apakah ia tak merasa terbebani dengan kenyataan bahwa aku telah mengetahui bahwa ia berbohong?
"Ah iya, gue gak ngantor hari ini. Filenya nanti gue kirim ke email lo."
Oke, ini secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa kantornya tak pernah libur hari ini.
"Iya, gue bakal kontak pimpinan. Tenang aja."
Aku sama sekali tak bisa mendengar suara rekan kerjanya di ujung sambungan.
"Oke, gue bakal masuk besok kok. Yaudah, thanks ya udah ngabarin. Nanti gue chat lo kalau udah kirim drafnya."
Tepat setelahnya, kulihat Mas Soki menurunkan benda pipih itu dari hadapan telinganya. Ia memandangi layar ponselnya, seperti membaca pesan masuk yang sempat kuintip tadi. Kemudian, ia menatapku. Kali ini, tatapannya berbeda dengan yang tadi. Agaknya ia mulai menyadari apa yang kumaksud dengan berbohong di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBTI NMPL: Not My Possesive Liar
ФанфикAkhirnya nikah sama crush! >-< T-tapi tunggu dulu! Ini kok mas crush possesive banget?!?!