Chapter 17: Unexpected

509 95 27
                                    

Tipis tipis dulu ya ges yang penting apdet hehe~

Setelah keluar dari lift, aku berjalan menyusuri koridor menuju ruang Pak Anjas dengan perasaan gelisah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keluar dari lift, aku berjalan menyusuri koridor menuju ruang Pak Anjas dengan perasaan gelisah. Aku menyempatkan diri melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan lengan kiriku. Ternyata sudah jam 12 siang. Itu berarti ini sudah masuk jam makan siang. Tapi, untuk apa Mas Soki ada di sini sekarang? Dalam rangka apa ia mendatangi kantorku dan terlebih, ia sudah berada di ruangan atasanku yang terkenal maha galak itu. Ya ampun, semoga bukan sesuatu yang akan membuatku terkejut lagi. Sudah cukup rasanya jantungku dibuat tak karuan hari ini.

Tok tok tok!

Kriet.

Membuka pintu besi yang lebih dulu kuketuk pelan itu, aku pun melangkah masuk ke ruangan Pak Anjas. Begitu berada di dalam, mataku langsung tertuju pada sosok Mas Soki yang duduk di sofa tamu berhadapan dengan Pak Anjas yang duduk di depannya.

Laki-laki yang masih mengenakan setelan kerjanya itu langsung melempar senyum padaku. Senyum yang seketika membuat segala risauku menguap. Walau cuma sementara, karena berikutnya aku langsung dihadapkan dengan garis wajah tegas Pak Anjas yang menatapku datar.

Ya, laki-laki berusia akhir 30an itu memang terkenal kaku.

Aku bahkan tak bisa menebak bagaimana suasana hatinya kini.

"Ng, pak maaf... sepertinya suami saya—"

"Oh jadi kamu tuh ternyata isterinya Soki?!"

Aku melongo. Tak pernah terbayangkan olehku akan mendapati respon excited dari seorang Pak Anjas seperti ini. Ia bahkan sudah melebarkan senyumnya padaku sembari menepuk-nepuk bahuku khas seorang atasan yang bangga pada bawahannya.

"Saya loh tadi agak terkejut ketika Soki tiba-tiba ngabarin mau ke mari. Katanya mau jemput isterinya gitu."

Aku spontan mengarahkan tatap pada Mas Soki. Laki-laki yang masih duduk di posisinya itu cuma menatapku seraya menganggukkan kepalanya sekilas.

"Saya gak expect kalau ternyata isterinya itu kamu Melody."

Aku cuma tersenyum karir merespon kalimat Pak Anjas tersebut.

Ia kemudian mempersilahkanku untuk duduk di sebelah Mas Soki. Aku menurut saja sembari memberi satu gestur sungkan nan sopan sebelum akhirnya mengambil posisi duduk di tempat yang ditunjuknya tadi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MBTI NMPL: Not My Possesive LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang