Please play the music above for a better reading experience~
(Gatau ya, aku nulis ini sambil dengerin lagu di atas dan berasa relate aja sama liriknya wkwk)
Well, happy reading!!!
~
Aku tidak mengira Mas Sakti juga membelikanku beberapa kudapan saat ia singgah di mini market tadi. Meski diliputi dengan perasaan sungkan yang begitu kentara, aku tidak enak untuk menolak. Akhirnya kuterima saja walau sebelumnya juga sempat kutolak secara halus.
Kini, aku yang sudah turun dari mobil Mas Sakti dan berpamitan dengan laki-laki itu, berjalan dengan perasan gundah menuju pagar villa. Sesaat sebelum masuk aku bahkan menyempatkan diri untuk melihat ke arah lantai dua yang lampunya menyala. Apa mungkin Mas Soki sudah di sana?
Kalau iya, kenapa ia tak membalas pesanku?
Ah, semakin kupikirkan rasanya kepalaku semakin sakit.
Jadi, kuputuskan untuk segera membuka pagar di depanku ini dan masuk ke dalamnya.
Ada sekitar sepuluh meter jarak yang harus kutempuh dari pagar ini menuju pintu masuk. Tapi rasanya, entah mengapa kakiku begitu berat untuk berjalan. Jarak ini terasa begitu jauh dan menyesakkan.
Terlebih...
Kriet.
Ketika sepasang mataku menemui sebuah pemandangan yang tak pernah kuduga sama sekali.
"Kak Haura..."
Aku melenguhkan satu nama itu kala menemui sosok cantik itu baru saja keluar dari pintu masuk Villa. Saking terkejutnya, aku bahkan tak menyadari bahwa sebuah kantong plastic berisi snack pemberian Mas Sakti sudah terlepas dari genggamanku.
Tunggu dulu.
Aku memendar pandang ke sekeliling. Bermaksud memastikan bahwa villa yang kumasuki ini adalah villa yang benar. Namun berapa kali pun aku mencoba memastikan, kenyataannya aku memang berada di villa yang benar.
Ini memang villa yang aku dan Mas Soki tempati.
Tapi kenapa... perempuan itu ada di sini?
Dia baru saja keluar dari sana dank ini bahkan sudah berjalan ke arahku.
"Kamu..." Langkahnya terhenti sebentar. Ia menyapaku dengan ekspresi terkejut. Tapi itu tak bertahan lama karena berikutnya aku dapat menangkap seulas senyum lebar terkembang di wajahnya.
"Ah, kamu isterinya Soki ya." Begitu yang ia ucap sembari melanjutkan derapnya, mendekat ke arahku yang masih membeku di tempat.
"Saya banyak mendengar tentang kamu. Ternyata... kamu tidak banyak berubah ya?"
Aku tidak mengerti maksud kalimat yang diucapkannya dengan nada ramah ini. Jadi, aku hanya meresponnya dengan sedikit kerutan di dahi.
"Kamu siswi yang dulu pernah ditutori Soki kan?" tanyanya seraya mendekatkan wajahnya ke wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBTI NMPL: Not My Possesive Liar
FanfictionAkhirnya nikah sama crush! >-< T-tapi tunggu dulu! Ini kok mas crush possesive banget?!?!