Erys menghembuskan napasnya pelan, tangannya saling meremat gugup. Walaupun sudah berlatih berkali-kali tetap rasanya berbeda saat akan perform di atas panggung dengan banyak penonton walaupun hanya di cafe. Di tambah, ada Ai-nya di sana. Erys bertambah gugup.
Kata Kaivan, jika dia gugup datang maka cukup pejamkan mata dan mengingat hal-hal yang membuatmu bahagia. Dan hal-hal itu ialah tadi pagi, saat dirinya pergi bersama Ale dan Airin untuk menjemput Aidan. Pertemuannya kembali dengan Ai setelah sekian lama.
Erys merasakan gugup saat pengumuman jika pesawat yang ditumpangi Aidan baru saja sampai. Walaupun Tante Airin sudah memelukinya sejak tadi, rasa gugup itu masih bercokol. Bagaimana wajah Aidan ya? Mereka memang sering berkomunikasi tetapi terhitung tidak intens karena kesibukan Aidan sama seperti Eros. Sangat sibuk.
Walaupun begitu, mereka masih dekat seperti dulu. Aidan bilang akan membawakannya 4 hadiah langsung dimana 4 hadiah itu merupakan hadiah ulang tahunnya selama 4 tahun ini. Erys juga akan memberikannya tetapi saat Aidan berulang tahun di sini.
"Gugup?" Tanya Ale sembari tertawa melihat Erys yang tampak tegang. Sungguh mirip dengan Chandra yang sering dia goda dulu.
"Pastilah, aku udah cantik kan Tante?" Tanya Erys kesekian kalinya yang juga Airin jawab dengan pujian yang mampu membuat gugup Erys berkurang.
Lalu pandangan Erys mengikuti beberapa orang yang mulai keluar hingga seorang laki-laki tinggi berambut coklat dengan senyuman lebar melambaikan tangannya ke arah mereka. Airin tertawa lalu menyambut sang putra ke pelukan begitupula Ale.
Pandangan Erys bertemu dengan Aidan yang sudah melepaskan pelukan dari kedua orang tuanya. Erys tersenyum lebar, "Hai Ai! Long time no see, aku udah kangen 1000 persen!" Ujarnya dengan semangat.
Aidan tertawa lalu melebarkan kedua tangannya dengan satu alis yang terangkat. Melihat itu, Erys tertawa lalu memeluk Aidan dengan erat hingga melingkarkan kedua lengan dan kakinya ke tubuh Aidan. Mereka tertawa lebar saat Aidan memutar tubuhnya bersama Erys, meninggalkan Airin dan Ale yang menggeleng-gelengkan kepala.
"My Princess sudah tambah tinggi walaupun sedikit, tapi makin cantik aja. Ai miss you too," kata Aidan masih membiarkan Erys memeluknya Erat.
"Kenapa lo?"
Erys terlonjak lalu menatap Kaivan dengan sebal karena mengacaukan ingatannya tentang pertemuan kembali dengan Aidan. "Udah mau sekarang?" Tanyanya karena Kaivan sudah siap dengan outfitnya.
Kaivan menggelengkan kepalanya, "masih sejam lagi, agak mundur gara-gara problem dikit. Lo mau makan dulu?"
"Ai di luar kan?" Tanya Erys lagi karena mereka masih dibackstage sedangkan Aidan di luar dengan secangkir kopi. Saat Kaivan mengangguk, Erys dengan cepat keluar untuk menghampiri Aidan.
"Hai, Ai! Ternyata masih satu jam lagi karena ada sedikit problem," jelas Erys sebelum duduk di hadapan Aidan yang menatapnya dengan senyuman.
"Mau pesan smoothie dulu? Atau mau makan dulu?" Tanya Aidan dengan lembut sembari tangannya mengelus rambut Erys.
Erys menggeleng, "aku kalau gugup gini malas makan," jawabnya masih dengan senyuman.
"Ah, kamu dulu juga gitu waktu mau drama. Gimana kalau makan cokelat dulu? Kebetulan Ai bawa cokelat banyak buat kamu," Aidan menyerahkan satu bungkusan kecil cokelat ke tangan Erys yang Erys terima dengan senang hati.
Erys memakan cokelat pemberian Aidan setelah menggumamkan terimakasih. Lumeran cokelat yang digigitnya membuat Erys menjadi lebih relaks sekaligus mengingatkannya dengan masa lalu dimana Aidan yang menemaninya saat akan pentas seni. Erys yang gugup malas minum dan makan maka dari itu Aidan memberikan cokelat. Sungguh manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
General FictionSequel of Fall in Love Eros Kalnandra Nararya Adam mengenal Erys Serapina Adam bahkan sejak Erys masih dalam kandungan tantenya. Nama Erys pun pilihan Eros, mereka sedekat nadi dan tidak terpisahkan walau bahkan oleh jarak umur yang terpaut jauh. Ba...