Pernahkah kalian merasa pada titik terlalu nyaman tidur? Seperti tidak ada mimpi apapun dalam tidur tetapi tidur terasa sangat nikmat dan nyenyak. Membiarkan diri tanpa penjagaan apapun dan tanpa prasangka apapun, sungguh tidur yang berkualitas.
Seharusnya begitu sampai tiba-tiba Erys merasakan aroma dari selimut yang menyelimuti tubuhnya ini bukan sesuatu yang biasa namun terasa familiar. Seharusnya selimutnya beraroma vanila, bukannya bau maskulin seperti ini.
Tunggu dulu, Erys hendak membuka matanya namun memutuskan urung saat dirinya mulai mengingat-ingat apa yang dia lakukan sebelum terjebak di tengah aroma maskulin ini.
Erys ulang tahun, bunda menyuruhnya mengantarkan makanan untuk Kak Eros yang sakit, Kak Eros yang tiba-tiba muntah dan mama Nara yang meminta tolongnya untuk menunggu Kak Erod yang tertidur. Begitu, seharusnya dia duduk di sofa, bukannya tidur dengan nyaman berselimut dan ada tangan besar tampak mengelus ringan dahinya.
Ini... Apakah Eros?
"Sampai kapan?"
Erys masih memejamkan matanya walaupun sudah mendengar suara Eros. Dia takut, ini kali pertamanya dia tidur di ranjang laki-laki selain ranjang milik Dada dan Kai. Tapi yabg lebih membuatnya takut, adalah ini Eros. Orang yang terlihat tidak menyukainya. Oh shit!
"Kak Eros tutup mata," Erys tergagap saat menyuarakan permintaannya lalu saat tidak mendengar jawaban apapun dari Eros, dengan cepat Erys melompat turun. "Bukan sal-"
Celakanya, Erys tidak tahu jika tindakannya yang melompat bagai atlet lompat jauh itu membuatnya hilang keseimbangan hingga ia merasakan sebuah tangan memerangkap tubuhnya dan terjatuh bersama. Suara barang-atau tubuh? jatuh dengan keras pun tidak terelakan.
Erys diam, begitupun Eros yang berada di bawah tubuh Erys. Kalimat yang akan keluar pun terhenti begitu saja, begitupun waktu yang terasa membeku. Jantung Erys berdetak cepat, ini bukan jenis detakan jatuh cinta tapi jenis detakan takut. Celakalah dia.
"Hehehehe," Erys mengangkat kepalanya, menyengir lebar pada Eros yang hanya menatapnya datar tanpa ekspresi berarti. "Aku gak sengaja," Erys membuat tanda peace pada jarinya.
Eros menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, "Clumsy," bisiknya pelan membuat Erys mencebikkan bibirnya. "Entah sudah berapa kali kakak bilang, jangan ceroboh Erys."
Lihatlah, Eros yang akan menjadi cerewet jika memarahinya. Dengan bibir cemberut Erys membalas, "Siapa yang tau bakal jadi kayak gini," balasnya kesal.
"Sampai kapan?"
Erys mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Eros, tidak memahami pertanyaan dari sepupu tertuanya itu.
"Hah?" Tanyanya bingung.
"Sampai kapan mau tiduran disini?" Eros menunjuk dadanya, tempat dimana Erys menyandarkan kedua tangannya.
Erys membelalakkan matanya, oh double shit! Dengan tergesa Erys menggulingkan tubuhnya menjadi kesamping Eros. Menjauh sejauh yang ia bisa dari Eros, seolah takut dimangsa.
"A... Aku gak sengaja, maaf." Erys tergagap sembari menutup kedua wajahnya yang sudah memerah. Walaupun Eros berstatus sepupunya, tetap saja Eros adalah laki-laki dewasa yang sialannya sangat tampan dan berkarisma. Erys pun bisa merasa malu.
Erys yang menutup matanya tidak tahu jika Eros sedang menatapnya lembut dengan senyum terlukis yang kemudian berubah cepat saat Erys membuka matanya dan menatapi Eros.
"Aku malu banget," Erys merengek sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jangan kasih tahu semua orang, okay?" Pinta Erys, jangan sampai Kai Shit mengetahui jika dia malu-malu di hadapan sang kakak. Bisa jadi bahan bulan-bulanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall Apart
General FictionSequel of Fall in Love Eros Kalnandra Nararya Adam mengenal Erys Serapina Adam bahkan sejak Erys masih dalam kandungan tantenya. Nama Erys pun pilihan Eros, mereka sedekat nadi dan tidak terpisahkan walau bahkan oleh jarak umur yang terpaut jauh. Ba...