Banyak orang bilang jika masa lalu adalah salah satu pelajaran berharga untuk masa depan yang lebih baik. Oleh sebab itu, kita tidak bisa selalu menghindar dari seseorang yang terlibat di masa lalu tersebut. Menghindar sama dengan pengecut, bukan?.
Sampai detik ini, Ara selalu merasa dirinya adalah salah satu dari banyak orang pengecut di dunia ini. Ia selalu menghindar dari seseorang yang pernah mengisi relung hatinya. Karena untuk kembali berinteraksi dengan orang itu tak selalu membuat Ara kuat.
Dia lemah. Apabila selalu membahas mengenai mantan istrinya. Dia kecewa, tapi wanita itu pernah membuatnya bahagia karena sudah memberikannya penyemangat hidup sampai hari ini. Fyneen Zarsha Wilson, yang berarti putri cantik dari Zaraan dan Shani.
Shani memang pernah membuatnya sangat kecewa bahkan sudah di tahap benci. Tapi bukan berarti Ara menghilangkan peran Shani dalam kehadiran Fey. Ia pikir memberikan nama dari gabungan mereka berdua sudah cukup menjadi bukti dengan tidak menghilangkan identitas Shani sebagai ibu biologis dari putrinya. Karena itu, ia berpikir menghilangkan data Shani di semua dokumen milik Fey bukan masalah besar.
Ara tak ingin di kemudian hari Shani akan merebut Fey dari dirinya. Cukup dengan Shani mengetahui bahwa bayi yang pernah berada di kandungannya sudah meninggal dunia.
Bukan bermaksud untuk melupakan Fysha. Namun, mengingat kepergian Fysha karena tragedi kecelakaan itu membuat Ara akhirnya pergi meninggalkan Shani.
Perkataan Gracio malam itu selalu menjadi benteng pertahanan Ara untuk tidak lagi berurusan dengan Shani, sampai hari ini. Suami mana yang menerima dengan lapang dada jika mengetahui bahwa istrinya berselingkuh dengan kakak kandungnya sendiri. Walaupun alasan mereka menikah karena perjodohan orang tua bukan berarti Ara akan menerima perselingkuhan tersebut.
"Kau tahu? hubunganku dengan Shani sudah ada sebelum kau bertemu dengannya. Jadi kalau kau bertanya siapa yang salah disini itu adalah dirimu, Ara!"
"Tapi bukan berarti kau bisa berselingkuh dengan istriku, Gracio." Ara menatap tajam sang kakak yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. "Jauhi Shani, tolong jangan pernah menjadi hama untuk keluargaku."
Gracio tersenyum sinis. "Kau memintaku menjauhi Shani? tidak salah?."
"Tidak. Karena memang seharusnya hubungan kalian itu tidak berlanjut lagi."
Gracio mengangguk sekilas, lalu mengalihkan pandangan ke sembarang arah, asal tidak bertatapan langsung dengan mata adiknya. "Aku tidak akan menjauhi Shani karena hubungan kami sudah sejauh ini. Ditambah, aku dan Shani sudah pernah berhubungan badan."
Bagai disambar petir, tubuh Ara terasa kaku mendengar kalimat sampah itu. Ia tidak percaya, tapi mengingat sebelumnya dia sering pergi ke luar kota dalam waktu yang cukup lama membuat pertahanannya akhirnya goyah.
Hanya ada satu cara untuk memastikan ucapan Gracio benar atau karangan semata, yaitu dengan bertanya langsung pada Shani. Tapi itu tidak mungkin, sampai detik ini juga Shani masih dalam keadaan kritis.
Tanpa mengucapkan satu kata pun, Ara keluar dari ruang rawat Gracio. Hal itu membuat Gracio tersenyum kemenangan. "Kalau kau percaya pada Shani, kau tidak akan mempercayai kalimat yang aku rangkai sendiri itu, Ara."
Bunyi langkah kaki yang beradu dengan lantai membuat lamunan Ara terhenti, kemudian mematikan ponsel yang sebelumnya menampilkan room chat dengan nomor kontak tanpa nama.
Bibir pria itu tersenyum manis setelah melihat sang istri berjalan ke arahnya. Betapa beruntungnya Ara memiliki pendamping hidup seperti Yasika Tamara Sadhvi Wardhana. Seorang perempuan dengan sifat lemah lembut walaupun sedikit cerewet yang berhasil menyembuhkan luka hatinya setelah masa kelam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal With Time
Fanfiction"Sejauh apapun aku berjarak denganmu, kemungkinan cinta ini tidak akan menghilang karena ada penghubung di antara kita." ~ Zaraan Albern Wilson. "Kita hanya dua orang yang tidak sengaja dipersatukan, jadi jangan pernah berharap akan ada cinta dianta...