"Hanya ini yang aku tahu." Vino memberikan sebuah kertas yang di dalamnya tertulis sebuah alamat. Mengambil posisi duduk di hadapan Shani, ia bisa melihat raut wajah layu wanita itu. Pria itu tentu bisa merasakan beberapa hari belakangan ini Shani tampak tak mempunyai semangat, dan ia tahu alasan pastinya.
Shani mengabaikan tatapan sahabatnya, lebih memilih menyibukkan diri membaca sebuah alamat seseorang. Tulisan itu hanya sebuah alamat, tapi mampu membuat perasaannya sedikit lega.
"Kamu yakin akan mengambil langkah ini?" tanya Vino pelan, memandangi ekpresi Shani yang tersenyum kecil dan memberikan jawaban hanya dengan anggukan kecil. "Kamu tidak takut dengan om Keenan? Aku hanya takut semua usaha kamu akan menghasilkan kekecewaan saja, Shan."
Shani memutar bola matanya jengah. Sahabatnya ini terlalu cerewet. Ayolah, ia hanya ingin bertemu dengan putri semata wayangnya, apakah tidak boleh?
"Jika kamu ada di posisiku, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu hanya diam saja di saat semua keluarga kamu menyembunyikan darah dagingmu sendiri?." Shani menatap Vino dengan seksama. Sangat ingin mengetahui jawaban pria itu.
Vino menghela napas kasar. "Aku akan melakukan seperti yang kamu lakukan sekarang. Tapi, aku akan berpikir lagi, perpisahanku dengan anakku karena kesalahan diriku sendiri, jadi apakah aku masih pantas untuk bertemu dengannya? Terlebih lagi dia sudah pasti dirawat oleh ibunya."
Vino sadar jika Shani tersinggung dengan jawabannya. Terbukti dari pukulan keras pada meja dihadapannya.
"Jika begitu kamu tetap menjadi pria pencundang, Vino. Aku memang pernah berbuat salah, tapi apa aku harus tetap diam setelah mengetahui kebenarannya?" jawab Shani dengan tegas. Ia hanya ingin memperjuangkan hak yang selama ini ditutupi oleh keluarga besarnya.
Vino tersenyum tipis. Meraih kedua tangan Shani dan menggenggamnya erat. "Shan, aku hanya tidak ingin kamu kecewa untuk kesekian kalinya. Coba kamu ingat kebelakang, jika keluarga kamu sendiri tahu keberadaan Ara dan putrimu, kenapa mereka tidak memberitahumu? Kenapa mereka tutupi semua itu? Kalau tidak ada permintaan dari Ara sendiri."
Shani tentu tertegun, lalu berusaha menahan sesak di dadanya. Semua yang dikatakan oleh Vino tidak salah, semua pendapat pria itu benar.
"Setelah ini kamu akan berangkat ke Swiss? Jika iya, apa sudah meminta izin pada Gracio? Bagaimanapun dia itu suami kamu dan sudah seharusnya dia tahu semua ini."
Shani melepaskan genggaman tangan Vino. Wanita dengan lesung pipi itu mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Keputusanku sudah bulat dan untuk masalah ini aku rasa Gracio tidak perlu tahu," gumam Shani yang masih bisa didengar oleh Vino. Lantas saja, pria itu mengerutkan keningnya mendengarkan penuturan tersebut.
"Kamu tidak takut jika masalah ini semakin besar?"
"Aku tidak yakin. Tapi, jika saja aku bisa mengambil langkah dengan tenang ada kemungkinan mereka semua tidak mengetahuinya." Penuturan Shani kali ini membuat Vino tak bisa berbuat banyak. Tentu saja, dia tahu bagaimana sifat keras kepala wanita dihadapannya ini. Mengenal Shani dari bangku sekolah dasar membuatnya benar-benar memahami sifat Shani.
"Baiklah, jika semua itu sudah menjadi keputusanmu." Vino beranjak dari duduknya dan merapikan jas yang sedikit terlihat kusut. "Jika kamu perlu bantuan hubungi aku. Jangan pernah merasa sendiri. Aku pergi dulu, jangan lupa jaga kesehatan."
Setelah mengatakan itu, Vino segera keluar dari ruang kerja Shani tanpa menunggu jawaban wanita itu.
Shani hanya bisa menghela napas kasar. Sekali lagi memandangi kertas yang tadi diberikan oleh Vino. Satu minggu lalu, ia meminta bantuan Vino untuk melacak keberadaan Ara menggunakan nomor ponsel pria itu. Walaupun hanya sebuah alamat kantor, Shani sangat senang. Artinya langkahnya untuk bertemu Ara akan semakin mudah, bukan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal With Time
Fanfiction"Sejauh apapun aku berjarak denganmu, kemungkinan cinta ini tidak akan menghilang karena ada penghubung di antara kita." ~ Zaraan Albern Wilson. "Kita hanya dua orang yang tidak sengaja dipersatukan, jadi jangan pernah berharap akan ada cinta dianta...