Keesokan harinya, kota dipenuhi oleh desas-desus tentang penangkapan yang terjadi semalam. Berita mengenai Diana dan Kyle, yang dituduh menggelapkan barang ilegal, segera tersebar. Gosip itu menyebar dengan cepat di distrik kumuh dan bahkan hingga ke sekolah tempat Reyhan bersekolah. Di mana-mana, orang-orang membicarakannya; Diana, sosok yang dahulu dikenal sebagai wanita kuat, kini dicap sebagai penjahat yang bekerja di bawah bayang-bayang.
Ketika Reyhan tiba di sekolah, suasana terasa berbeda. Mata-mata tajam mengawasinya dengan tatapan yang membuat perutnya terasa mual. Bisikan-bisikan terdengar di sekitar koridor, dan setiap langkahnya seolah menjadi tontonan bagi semua orang.
“Hei, itu dia, anak dari si penjahat,” gumam seorang siswa saat Reyhan melintas di lorong.
"Bagaimana rasanya punya kakak seorang pemasok barang ilegal?" teriak salah satu anak dari kejauhan, diiringi gelak tawa teman-temannya.
Reyhan menundukkan kepalanya, berusaha keras untuk tidak mendengar, tapi kata-kata mereka menghujam tajam ke dalam hatinya. Dia tahu bahwa apa yang dilakukan kakaknya bukanlah kejahatan yang seburuk itu, tetapi dalam pandangan orang-orang, semuanya tampak hitam putih. Mereka tidak peduli akan alasan di balik semua tindakan Diana.
Di ruang kelas, suasana pun tak jauh berbeda. Reyhan merasa dikucilkan. Beberapa teman sekelas yang biasanya menyapanya kini menghindarinya, seolah-olah mereka takut akan terlibat dengan seseorang yang keluarganya dituduh sebagai penjahat. Guru yang mengajar pun tampak lebih pendiam saat berinteraksi dengan Reyhan, meski ia berusaha bersikap netral. Namun, rasa canggung di ruangan itu tak bisa disembunyikan.
Saat istirahat, Reyhan duduk sendirian di sudut halaman sekolah. Beberapa anak laki-laki yang sering merundungnya datang mendekat, kali ini dengan senyum sinis yang lebih menakutkan.
“Jadi, Reyhan, apa rasanya punya kakak penjahat? Kau juga pasti terlibat dalam bisnis gelapnya, ya?” ucap salah satu dari mereka sambil menendang kerikil ke arah Reyhan.
Reyhan mengepalkan tangannya, menahan amarah yang perlahan-lahan memuncak. Namun, dia tetap diam, tidak ingin memancing lebih banyak perhatian. Dia tahu bahwa jika dia melawan, itu hanya akan membuat situasi semakin buruk.
“Jangan sampai kita ketahuan polisi kalau bergaul sama dia, nanti kita juga dianggap terlibat,” ejek anak lainnya.
Gelak tawa mereka terdengar begitu keras, seolah-olah Reyhan hanyalah objek untuk dijadikan bahan olokan. Tapi di dalam hati Reyhan, semua olokan itu membakar sesuatu. Bukan hanya amarah, tapi juga rasa kecewa yang mendalam pada dirinya sendiri karena merasa tak bisa melakukan apa pun untuk melindungi nama baik kakaknya.
Setelah jam sekolah selesai, Reyhan berjalan pulang dengan langkah berat. Hatinya terasa hancur, lebih hancur daripada saat pertama kali dia mendengar berita penangkapan Diana. Dunia yang dulu terasa aman dengan keberadaan kakaknya kini terasa jauh lebih menakutkan. Diana, sosok yang selalu melindunginya, sekarang berada di penjara, dan Reyhan harus menghadapi kenyataan ini sendirian.
Sesampainya di rumah, Reyhan langsung masuk ke kamarnya, mengunci pintu, dan membiarkan dirinya menangis. Semua emosi yang dia tahan sepanjang hari akhirnya tumpah. Ketakutan, kesepian, kemarahan, dan kehilangan semuanya bergemuruh di dalam dirinya. Namun, di balik air matanya, muncul satu tekad yang tak bisa dia abaikan. Reyhan tahu bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Dia harus kuat, sama seperti Diana yang selalu kuat untuknya.
Dengan tangan gemetar, Reyhan meraih foto dirinya bersama Diana yang tergantung di dinding. "Aku akan jadi sekuat dirimu, Kak," bisiknya pada dirinya sendiri. "Aku tidak akan membiarkan mereka merendahkanmu. Aku akan buktikan kalau kau bukan penjahat seperti yang mereka katakan."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You
Action[Status : Completed] Start : 19 Juli - 23 September 2024 Genre : Action [Sinopsis] Apa yang kau ketahui dariku? Perkelahian? Geng motor? itu semua tidak berarti untukku. Bagaimana dengan cinta? itu bohong! aku tidak percaya cinta. Yang aku inginkan...