Reyhan merasa tubuhnya sakit di setiap sudut karena malam itu setelah gagal mendapatkan pembayaran tepat waktu karena keengganannya menggunakan kekerasan, Adrian tidak segan-segan menghukumnya. Pukulan Adrian terasa dingin dan tanpa emosi, seolah-olah Reyhan hanyalah alat untuk mencapai tujuannya.
Selama satu bulan penuh, Reyhan terjebak dalam siklus yang sama. Tugas demi tugas ia jalani, bertemu dengan orang-orang yang menolak atau takut untuk membayar, dan setiap kali dia ragu untuk bertindak kejam, Adrian selalu memastikan bahwa Reyhan belajar "konsekuensinya."
Namun, bukan hanya rasa sakit fisik yang menghantui Reyhan. Di sekolah, Dony, temannya, mulai menyadari perubahan besar dalam dirinya. Reyhan yang dulu ceria dan optimis sekarang menjadi pendiam, tertutup, dan sering kali terlihat lelah. Lingkaran hitam di bawah matanya tampak semakin jelas, dan meskipun Reyhan selalu mencoba tersenyum saat bersama Dony, teman sekelasnya itu tahu ada yang tidak beres.
Suatu hari di sekolah, Dony memutuskan untuk berbicara langsung dengan Reyhan. Saat jam istirahat tiba, Dony menemui Reyhan yang sedang duduk sendirian di sudut kelas, matanya menerawang ke luar jendela.
“Reyhan, ada apa denganmu akhir-akhir ini?” Dony bertanya dengan nada cemas. “Kau jarang bicara, selalu terlihat lelah, dan aku tahu ada yang kau sembunyikan.”
Reyhan terdiam sejenak, merasakan beban yang sudah lama ia pendam menghimpit dadanya. Namun, dia tidak ingin melibatkan Dony dalam masalah ini. “Aku baik-baik saja, Dony. Hanya sedikit lelah dengan semua ini,” jawab Reyhan singkat, berusaha menghindari topik pembicaraan.
Dony tidak mudah menyerah. Dia menatap Reyhan tajam, lalu berkata, “Kau tahu aku bukan orang yang mudah percaya pada jawaban itu. Kau bisa cerita padaku, Reyhan. Apa pun itu.”
Reyhan menggenggam tangannya erat di bawah meja, mencoba menahan perasaannya. Dia sangat ingin menceritakan semuanya—tentang Adrian, tentang pekerjaannya yang penuh kekerasan, tentang Diana yang masih terjebak. Tapi bagaimana dia bisa menjelaskan semua itu tanpa membuat Dony khawatir atau, lebih buruk lagi, terlibat?
Namun, malam itu saat Reyhan kembali menjalani tugas dari Adrian, dia mendapat hukuman lebih berat. Kali ini Adrian benar-benar marah karena Reyhan kembali gagal mendapatkan pembayaran dari salah satu klien. Adrian memukulnya tanpa ampun, membuat Reyhan terjatuh di lantai. "Kau harus belajar, Reyhan," ucap Adrian dengan nada dingin. "Di dunia ini, tidak ada tempat untuk orang yang lemah atau penuh belas kasihan."
Reyhan terbaring di lantai, tubuhnya gemetar karena rasa sakit dan kekecewaan pada dirinya sendiri. Dia tahu Adrian tidak akan berhenti sampai Reyhan berubah menjadi apa yang dia inginkan—seorang yang keras dan tanpa rasa iba. Tapi Reyhan tidak bisa menjadi seperti itu. Tidak sekarang, tidak selamanya.
Saat itu, di tengah kegelapan malam, Reyhan merasa dirinya berada di persimpangan. Dia bisa memilih untuk terus mengikuti perintah Adrian dan kehilangan jiwanya sedikit demi sedikit, atau dia bisa mencari jalan keluar—meskipun itu berarti mengambil risiko besar untuk melawan Adrian dan menyelamatkan Diana dengan cara yang lebih baik.
Dengan rasa sakit yang masih terasa di sekujur tubuhnya, Reyhan mengangkat kepalanya perlahan. Di dalam dirinya, muncul tekad yang lebih besar. Adrian mungkin bisa menyakitinya, tapi dia tidak akan bisa menghancurkan hatinya. Dan mulai malam ini, Reyhan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menemukan cara untuk mengakhiri semua ini, tanpa harus mengorbankan siapa dirinya sebenarnya.
Keesokan harinya, saat Reyhan bertemu dengan Dony di sekolah, dia memutuskan untuk membuka diri sedikit lebih banyak. “Aku punya masalah besar, Dony. Tapi aku sedang mencari jalan keluar. Aku harap... kau bisa sabar dan terus jadi temanku.”
Dony mengangguk pelan, memberikan dukungan yang Reyhan butuhkan tanpa menuntut jawaban lebih. "Apa pun yang kau hadapi, Reyhan, aku di sini. Kau tidak sendirian."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You
Acción[Status : Completed] Start : 19 Juli - 23 September 2024 Genre : Action [Sinopsis] Apa yang kau ketahui dariku? Perkelahian? Geng motor? itu semua tidak berarti untukku. Bagaimana dengan cinta? itu bohong! aku tidak percaya cinta. Yang aku inginkan...