Setelah melarikan diri dari kejaran Adrian, Diana, Reyhan, dan Dony mencari tempat aman untuk bersembunyi. Mereka akhirnya menemukan sebuah rumah kosong di pinggiran kota yang terlihat sudah lama ditinggalkan. Meski tempat itu tidak ideal, setidaknya mereka bisa beristirahat dan menyusun rencana berikutnya.
Selama beberapa hari ke depan, mereka hidup dalam ketegangan. Berita tentang pencarian besar-besaran terhadap Reyhan, Dony, dan Diana mulai tersebar di seluruh kota. Nama mereka dipajang di berbagai media sebagai penjahat yang sedang diburu. Tuduhan yang dilontarkan Adrian sangat serius—dari keterlibatan dalam aktivitas ilegal hingga sabotase dan perusakan properti.
"Ini gila," kata Dony suatu malam ketika mereka berkumpul di ruang tamu rumah kosong itu. "Aku tidak pernah berpikir akan jadi buronan."
Reyhan menatap temannya dengan penuh rasa bersalah. "Maaf, Dony. Ini semua salahku. Kalau saja aku tidak terlibat dengan Adrian—"
Dony menggeleng, memotong ucapan Reyhan. "Bukan salahmu, Reyhan. Kau hanya berusaha menyelamatkan kakakmu. Kalau aku ada di posisimu, mungkin aku akan melakukan hal yang sama."
Diana, yang duduk di sudut ruangan dengan tatapan serius, mengangguk setuju. "Adrian memang licik. Dia menggunakan kita semua untuk keuntungannya sendiri. Tapi kita tidak boleh menyerah sekarang. Masih ada jalan untuk melawan, tapi kita harus sangat hati-hati."
Malam itu, Diana mulai merancang rencana untuk menghadapi Adrian. Mereka tidak bisa terus bersembunyi selamanya. Sementara itu, Reyhan merasa perasaan bersalah dan ketidakpastian terus menghantuinya. Ia ingin menebus kesalahan yang ia buat, tapi ia juga tahu bahwa melawan Adrian bukanlah hal yang mudah.
Pada pagi hari berikutnya, Reyhan bangun lebih awal. Sambil memikirkan semua yang telah terjadi, dia keluar dari rumah untuk mencari udara segar. Dari kejauhan, dia bisa melihat patroli polisi dan orang-orang Adrian yang terus berusaha menemukan jejak mereka.
Diana muncul dari belakangnya, menghampirinya dengan langkah tenang. "Aku tahu ini berat, Reyhan. Kau merasa terjebak."
Reyhan menatap kakaknya dengan mata penuh kekhawatiran. "Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya ingin semua ini berakhir."
Diana menaruh tangannya di bahu Reyhan. "Dan itu akan berakhir, Reyhan. Tapi kita harus pintar. Adrian punya banyak kekuatan dan pengaruh, tapi dia juga punya kelemahan. Aku sudah menyusun rencana. Kita akan menyerang balik."
Reyhan menatap Diana dengan rasa ingin tahu. "Apa yang harus kita lakukan?"
Diana menghela napas. "Pertama, kita harus menemukan bukti yang bisa menjatuhkan Adrian. Sesuatu yang cukup kuat untuk membersihkan nama kita dan menyeretnya ke hadapan hukum."
Reyhan mengangguk. "Tapi, di mana kita bisa menemukan bukti itu?"
Diana menatap Reyhan dengan serius. "Di dalam distrik Arafuru. Di salah satu tempat penyimpanan rahasia Adrian. Dia punya banyak dokumen dan barang bukti yang bisa membongkar jaringan ilegalnya. Kita hanya perlu cara untuk masuk."
Mereka menyadari bahwa misi ini berbahaya, tapi juga satu-satunya harapan mereka untuk menghentikan Adrian dan membersihkan nama mereka. Reyhan, Dony, dan Diana bersiap untuk langkah besar mereka berikutnya—menghadapi Adrian di kandangnya sendiri.
Malam itu, Reyhan, Diana, dan Dony bersiap untuk misi mereka. Dengan segala yang telah terjadi, mereka tahu bahwa ini mungkin kesempatan terakhir untuk menghentikan Adrian dan membersihkan nama mereka. Diana mengatur strategi dengan teliti, memastikan bahwa mereka memiliki rencana pelarian jika keadaan memburuk.
"Kita akan masuk ke distrik Arafuru melalui jalur belakang," kata Diana dengan suara rendah, menunjuk pada peta yang mereka temukan. "Ada satu gudang tua yang terhubung ke tempat penyimpanan rahasia Adrian. Tempat itu dijaga ketat, tapi kita bisa menyelinap masuk jika kita bergerak dengan cepat dan hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You
Action[Status : Completed] Start : 19 Juli - 23 September 2024 Genre : Action [Sinopsis] Apa yang kau ketahui dariku? Perkelahian? Geng motor? itu semua tidak berarti untukku. Bagaimana dengan cinta? itu bohong! aku tidak percaya cinta. Yang aku inginkan...