Beberapa hari setelah perkelahian dengan dua pria dari distrik Arafuru, Diana merasa ada sesuatu yang tidak beres. Meskipun hari-hari mereka berjalan normal—Reyhan pergi ke sekolah, dan Diana menjalani pekerjaannya—ada kekhawatiran yang terus menggelayut di benaknya. Perkelahian itu mungkin telah memicu sesuatu yang lebih besar dari sekadar amarah dua orang pria yang sombong.
Suatu pagi, ketika Diana sedang bersiap untuk mengantar Reyhan ke sekolah, dia menerima panggilan telepon yang tak terduga. Telepon itu datang dari Adrian, orang yang memberinya pekerjaan sampingan mengantar paket. Suaranya di ujung telepon terdengar serius dan tegang.
"Diana," kata Adrian dengan nada dingin, "kamu perlu datang ke kantor sekarang. Ada sesuatu yang harus kita bicarakan."
Diana merasakan jantungnya berdebar kencang. Dia tahu bahwa ini bukan panggilan biasa. "Baik, saya akan segera ke sana," jawab Diana dengan tenang, meskipun hatinya dipenuhi kegelisahan. Dia segera menyelesaikan persiapannya dan mengantar Reyhan ke sekolah lebih cepat dari biasanya.
Setelah memastikan Reyhan aman di sekolah, Diana bergegas menuju kantor Adrian. Sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan. Apa yang akan terjadi? Apakah perkelahian itu akan berdampak pada pekerjaannya? Dia tahu bahwa pekerjaan ini penting untuk mereka, terutama dalam situasi ekonomi yang sulit ini.
Sesampainya di kantor Adrian, Diana disambut oleh suasana yang lebih sunyi dari biasanya. Dia dipersilakan masuk ke ruang Adrian oleh salah satu staf. Ketika pintu tertutup di belakangnya, Diana melihat Adrian duduk di balik mejanya dengan ekspresi yang sulit dibaca.
"Duduklah, Diana," kata Adrian dengan suara datar, menunjuk ke kursi di depannya.
Diana duduk dengan tegang, menunggu Adrian berbicara. Setelah beberapa saat hening, Adrian akhirnya angkat bicara.
“Aku mendengar tentang perkelahianmu dengan dua pria dari distrik Arafuru beberapa hari yang lalu,” kata Adrian langsung, tanpa basa-basi.
Diana menahan napas, merasa jantungnya berdegup semakin kencang. “Ya, mereka yang memulai. Mereka mengejek dan menghinaku. Aku tidak bisa hanya diam saja,” jawab Diana dengan suara tegas, mencoba mempertahankan sikap tenangnya.
Adrian mengangguk perlahan. “Aku mengerti posisi kamu. Tapi kamu harus tahu, kedua pria itu bukan orang sembarangan. Mereka memiliki koneksi yang kuat di distrik Arafuru, dan sekarang mereka mengajukan keluhan resmi. Mereka menuntut perusahaan ini bertanggung jawab atas tindakanmu.”
Diana terkejut mendengar itu. “Tapi, itu bukan kesalahan perusahaan. Mereka yang memulai perkelahian, bukan aku!”
Adrian menghela napas panjang, jelas terlihat sedikit frustasi. “Aku tahu, dan aku percaya padamu. Namun, situasi ini lebih rumit dari yang kamu kira. Perusahaan ini memiliki klien di Arafuru, dan mereka adalah bagian penting dari bisnis kami. Jika keluhan ini tidak ditangani dengan baik, itu bisa merusak hubungan kita dengan mereka.”
Diana merasakan kekhawatiran membuncah di dadanya. Dia tidak pernah berpikir bahwa membela diri dan adiknya bisa berdampak sejauh ini. “Jadi, apa yang harus saya lakukan?” tanyanya dengan suara rendah.
Adrian menatap Diana dengan serius. “Untuk sementara waktu, aku harus menunda pekerjaanmu sebagai pengantar paket di Arafuru. Kita harus menunggu sampai situasi ini mereda. Aku akan mencoba untuk berbicara dengan beberapa orang yang bisa membantu menenangkan keadaan, tetapi untuk saat ini, kamu harus berhati-hati.”
Diana menunduk, merasa terpukul. Pekerjaan ini adalah salah satu dari sedikit cara yang dia miliki untuk mendukung dirinya dan Reyhan. Jika pekerjaan ini hilang, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You
Acción[Status : Completed] Start : 19 Juli - 23 September 2024 Genre : Action [Sinopsis] Apa yang kau ketahui dariku? Perkelahian? Geng motor? itu semua tidak berarti untukku. Bagaimana dengan cinta? itu bohong! aku tidak percaya cinta. Yang aku inginkan...