Reyhan dengan napas terengah-engah mencoba bertahan dari serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh para penjaga Kyle. Gerakan mereka sangat terlatih dan penuh strategi. Setiap pukulan yang dilancarkan para penjaga bukan hanya bertujuan untuk melukai, tapi juga untuk menguras tenaga Reyhan secara perlahan. Reyhan mencoba bertahan, menangkis, dan kadang membalas, namun dia mulai merasakan tubuhnya lelah dan setiap serangan semakin berat untuk dihindari.
Sebuah pukulan keras mendarat di perutnya, membuat Reyhan terdorong mundur. Dia jatuh ke lantai beton, darah segar keluar dari sudut bibirnya. Para penjaga tersenyum puas, bersiap melancarkan serangan terakhir, saat tiba-tiba terdengar suara tegas yang menghentikan mereka.
"Berhenti," suara Diana terdengar, penuh kewibawaan.
Semua orang, termasuk Kyle, menoleh ke arahnya. Diana melangkah maju, mata dinginnya tertuju pada Reyhan yang masih terengah-engah di lantai.
"Kita selesaikan ini dengan cara yang adil," kata Diana. "Satu lawan satu, antara aku dan Reyhan."
Kyle tampak terkejut namun akhirnya tersenyum, senang dengan pertunjukan yang akan terjadi. "Menarik. Baiklah, mari kita lihat bagaimana pertarungan ini berakhir."
Reyhan, yang masih kesakitan, berusaha bangkit. "Diana... kita tidak perlu melakukan ini."
Diana menatap adiknya tanpa ekspresi. "Kau sudah menantangku, Reyhan. Sekarang kita akan lihat apakah kau benar-benar kuat seperti yang kau kira."
Para penjaga mundur, memberi ruang di tengah bangunan setengah jadi itu untuk pertarungan antara saudara kandung. Angin malam yang dingin berhembus, membawa aroma beton dan besi berkarat. Reyhan tahu ini bukan hanya pertarungan fisik; ini adalah pertarungan batin antara dia dan kakaknya, mencoba menarik Diana kembali dari jurang kegelapan.
Diana memasang kuda-kuda, sementara Reyhan berdiri dengan tubuh yang masih terasa berat dan penuh luka. Meski lemah, tekad Reyhan tetap membara. "Aku tidak akan menyerah, Diana," katanya pelan namun tegas.
Diana tidak membuang waktu. Dengan cepat, dia melancarkan serangan pertama, tinju keras yang hampir mengenai wajah Reyhan. Namun Reyhan berhasil menangkisnya tepat waktu, meskipun serangan itu hampir meruntuhkan pertahanannya. Pukulan Diana jauh lebih kuat dari yang dia bayangkan-bukan hanya secara fisik, tetapi emosional. Ini adalah pukulan dari orang yang paling dia sayangi, dan itu jauh lebih menyakitkan.
Pertarungan berlanjut. Diana menyerang dengan cepat dan teratur, memperlihatkan betapa terlatihnya dia setelah bergabung dengan Kyle. Setiap gerakan penuh perhitungan, seakan dia tahu kelemahan Reyhan. Sementara Reyhan, yang sudah kelelahan, mencoba menghindar dan bertahan, namun serangan bertubi-tubi dari Diana membuatnya semakin terpojok.
"Apa ini, Reyhan?" ejek Diana di sela-sela serangannya. "Kau bilang ingin menghentikanku, tapi lihat dirimu sekarang! Lemah!"
Reyhan tidak menjawab, dia fokus mencari celah untuk membalas. Setiap serangan Diana dihadapi dengan tekad kuat, meskipun tubuhnya mulai menyerah. Dalam hati, dia terus berteriak pada dirinya sendiri, bahwa dia harus menyelamatkan kakaknya.
Akhirnya, Diana melancarkan pukulan keras yang membuat Reyhan jatuh tersungkur di lantai. Darah mengalir dari luka di wajahnya, tubuhnya bergetar, tapi dia tidak menyerah.
Dengan nafas terengah-engah, Reyhan menatap Diana dari bawah. "Diana... aku tidak peduli seberapa kuat kau sekarang... aku masih di sini... dan aku tidak akan meninggalkanmu."
Diana terdiam sejenak, menatap Reyhan yang terluka parah namun tetap bangkit, meski tertatih. Ada kilatan emosi di mata Diana, sesuatu yang Reyhan kenali-keraguan. Tapi itu hanya berlangsung sesaat sebelum wajahnya kembali dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You
Acción[Status : Completed] Start : 19 Juli - 23 September 2024 Genre : Action [Sinopsis] Apa yang kau ketahui dariku? Perkelahian? Geng motor? itu semua tidak berarti untukku. Bagaimana dengan cinta? itu bohong! aku tidak percaya cinta. Yang aku inginkan...