Chapter 13

819 160 17
                                    

Sore ini paul dan nabila pergi untuk bertemu oma paul. Paul tak bisa menunggu lagi karena sang oma sudah sangat cerewet bertanya perihal kekasihnya.
Tak lupa juga nabila membawa beberapa kue yang dia bikin tadi.
Tentu saja dia jua membawakan untuk paul. Pria yang paling bersemangat ingin mencicipi kue buatan nabila.

"Cookies buatan kamu enak banget bil, " Ucap paul.

"Makasih mas, semoga oma kamu juga suka kue buatan aku ya, " Sahut nabila.

"Aku yakin oma pasti suka, " Ucap paul sambil mengelus tangan nabila.

Seolah sudah terbiasa dengan semua perlakuan manis paul, nabila tak kaget mendapat perlakuan seperti itu dari paul.

Sampailah mereka disebuah rumah megah bergaya modern. Rumah yang memiliki pagar tinggi dan terkesan seperti rumah bangsawan.
Lagi² nabila dibuat takjub dengan pemandangan didepannya. Keluarga paul benar² bukan keluarga sembarangan.

"Ayo bil, " Ucap paul yang sudah membuka pintu mobil untuk nabila, dan membuat nabila sadar karena terkesima dengan megahnya rumah oma paul.

"Ah iya mas, " Ucapnya terkejut.

Mulai berjalan memasuki rumah megah itu. Ada seorang maid yang membukakan pintu untuk paul dan nabila. Seorang wanita yang berpakaian maid itu mempersilahkan masuk karena katanya oma sedang berada diruang keluarga.
Rasa gugup nabila makin besar, paul masih menggenggam tangannya erat.

"Oma paul datang, " Ucap paul menyapa omanya yang sedang duduk sambil membaca buku.

Meskipun sudah tak muda lagi, namun oma paul terlihat berpenampilan elegant.
Tersenyum lalu berdiri untuk memeluk paul, cucunya itu.
Pandangannya beralih pada nabila, tapi menurut nabila itu tatapan yang tidak bersahabat. Tak ada senyuman yang nabila dapatkan, walaupun sedari dia datang selalu tersenyum.

"Oma sehat kan, " Tanya paul sembari duduk dan masih setia menggengggam tangan nabila yang duduk disebelahnya.

"Baik sayang, kamu lama banget gak kerumah oma, " Sahut oma rahayu.

"Iya oma paul sibuk, dikantor lagi banyak kerjaan, " Jawab paul.

"Oh iya oma, ini nabila pacar paul, " Ucap paul lagi.

"Halo oma, saya nabila oma, " Ucap nabila sambil mengulurkan tangannya ingin bersalaman dengan oma paul.

"Sudah berapa lama menjalin hubungan dengan cucu saya, " Tanya oma rahayu tanpa membalas uluran tangan nabila.

"Emm baru 3 bulan oma, " Jawab nabila.

Nabila dan paul memang sudah sepakat, jika oma bertanya tentang berapa lama mereka menjalin hubungan maka mereka akan menjawab 3 bulan.

"Apa pekerjaan mu, atau dimana kamu kuliah, " Tanya oma rahayu lagi.

"Oma kaya wawancara kerja aja, nabila ini fresh graduation lo oma, nilai² nabila juga bagus, minggu depan juga nabila mau buka toko kue, " Paul langsung menjawab, karena menurut paul pertanyaan oma terlalu kaku.

"Oh penjual kue, " Sahut oma rahayu.

"Ini nabila juga bawa beberapa kue yang nabila buat sendiri buat oma, " Ucap nabila sambil menyerahkan paperbag berisi kue yang dia bawa tadi.

"Pekerjaan orang tua kamu apa, " Alih² merespon pernyataan nabila, oma rahayu malah memberi pertanyaan baru.

"Oma, " Ucap paul yang mulai tidak nyaman dengan pertanyaan oma.

"Nabila yatim piatu oma, tapi nabila dibesarkan oleh om dan tante nabila yang sudah menganggap nabila seperti anak sendiri, " Jawab nabila tenang.

Paul tak menyangka nabila berkata jujur, walaupun raut wajah kesedihan nampak jelas di wajah nabila.

"Paul kamu gimana sih, oma memang mau kamu segera memiliki kekasih dan menikah, tapi kenapa gadis yang kamu bawa jauh beda dengan mantan kekasih kamu abel, kamu kan tau abel sangat pintar, dia lulusan luar negeri, dia juga dulu punya perusahaan sendiri dan dari keluarga terpandang pula " Ucap oma rahayu panjang lebar.

"Oma stop ya membahas abel, dia itu masa lalu paul, dan nabila ini gadis pilihan paul sekarang, " Ucap paul tegas.

"Kamu kan tau keluarga kita ini keluarga terpandang, apakata orang nanti jika keluarga fernand memiliki menantu seorang yang yatim piatu, " Sahut oma rahayu tak kalah tegas.

Seperti tersambar petir nabila tak menyangka oma paul akan berbicara seperti itu. Apa salahnya jika dia anak yatim piatu, apa dia sehina itu. Nabila hanya terus menunduk dan menggenggam tangannya sendiri.
Paul yang sadar lalu menggenggam tangan nabila, menguatkan wanita itu.

"Oma ingat dulu gimana abel ninggalin paul, sama aja dia kaya mempermalukan keluarga kita, " Ucap paul tenang.

"Ya setidaknya kamu bisa cari wanita lain yang sepadan dengan keluarga kita, " Ucap oma rahayu.

"Maaf oma, paul sama nabila harus permisi, paul gak nyangka oma akan berbicara seperti ini, " Ucap paul yang berdiri sambil terus menggenggam tangan nabila.

"Oma maafin nabila ya, " Ucap gadis itu sambil menunduk dan paul segera membawa gadis itu pergi.

✨✨✨

Diperjalanan nabila dan paul sama² tak bersuara. Nabila masih berkecamuk dengan isi kepalanya. Harusnya tak apa oma paul berkata begitu toh mereka hanya bersandiwara. Wajar saja keluarga paul ingin mencari wanita yang sepadan dengan paul.

"Maafin oma ya bil, " Ucap paul sambil mengusap tangan nabila.

"Gak pa² kok mas, hubungan kita kan hanya pura² jadi tak jadi masalah, " Sahut nabila.

Ada perasaan tak nyaman ketika paul mendengar nabila bilang hubungan kita yang pura².
Tak lagi saling bersuara, nabila hanya menatap lurus jalanan didepannya. Paul tau sebenarnya nabila memendam sakit hatinya.

"Bil, mau minum matcha dan makan sepotong cheese cake, " Paul mencoba menghibur nabila.

"Langsung pulang saja mas, " Sahut nabila sepertinya suasana hatinya benar² tak baik.

"Ah, aku sedih, aku pengen banget lagi makan cheese cake, " Ucap paul lagi sambil memasang wajah sedih.

Nabila langsung menatap paul, benar saja lelaki itu memasang wajah sedih, tapi lebih seperti anak kecil yang merengek minta belikan permen.

"Iya² boleh mas, " Jawab nabila sambil terkekeh melihat perubahan wajah paul.

"Asikkk, " Ujar paul sambil menggenggam tangan nabila.

Sampailah mereka dicafe yang tak begitu jauh dari rumah oma paul. Paul segera memesan matcha latte kesukaan nabila dan americano untuk dirinya sendiri. Tak lupa sepotong chesse cake.

"Nih dimakan ya bil, " Paul membawa chesse cake yang tadi ia pesan.

"Loh kan mas tadi yang pengen, " Ucap nabila heran.

"Iya aku pengen kamu yang makan chesse cakenya biar mood kamu balik lagi, " Sahut paul sambil menyesan americanonya.

"Sharing aja ya mas, aku suapin, " Ucap nabila sambil menyodorkan sendok tepat dihadapan paul.
Tentu saja dengan senang hati lelaki itu membuka mulutnya dan mengunyah chesse cakenya dengan lahap.
Mereka saling bercanda dan paul juga bercerita tentang omanya yang sedikit galak dan tegas. Sama seperti yang diceritakan anggis.
Nabila tak sedih lagi, menurutnya memang wajar jika oma paul pasti akan sangat pemilih, itu juga untuk masa depan cucunya.

Itu berati apa ia sudah tak punya kesempatan, apa sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa bersatu dengan paul, "batin nabila.
Seperti tersadar akan sesuatu nabila berfikir, apa dia mulai jatuh cinta kepada paul, apa lelaki dihadapannya ini benar² sudah mencuri hatinya.



✨✨✨












Selamat siang, jangan lupa makan siang. Sehat² luv ❤

Lovely Dating AppTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang