EPS 15

115 6 2
                                    

Setelah mereka semua masuk ke dalam apartemen, suasana kembali normal sejenak. Namun, Dororo segera menyadari bahwa pintu apartemen Sasuke kini rusak akibat tendangan Hyakkimaru yang kuat. Dengan ekspresi marah dan tangan terlipat di dada, Dororo langsung menatap kakaknya dengan tajam.

"Hyakkimaru! Kau nggak bisa sembarangan menendang pintu orang begitu saja!" serunya dengan nada kesal. "Sekarang pintu Sasuke rusak! Kita nggak bisa terus-menerus merusak barang orang lain!"

Hyakkimaru tetap tenang dan hanya menatap Dororo, tidak menunjukkan reaksi emosional yang jelas. Dia mungkin tidak sepenuhnya memahami mengapa Dororo marah, karena bagi Hyakkimaru, itu adalah cara tercepat untuk menyelesaikan masalah pintu yang macet.

Sakura, melihat Dororo yang mulai frustrasi, segera melangkah maju untuk menenangkan situasi. Dia menepuk pundak Dororo dengan lembut dan berbicara dengan suara lembut. "Tenang, Dororo. Hyakkimaru hanya mencoba membantu. Dia mungkin tidak tahu bahwa ada cara lain untuk membuka pintu tanpa merusaknya."

Dororo menatap Sakura, meski masih sedikit kesal, tetapi dia tahu Sakura benar. "Aku tahu, tapi… tetap saja! Kita nggak bisa seenaknya merusak barang orang lain."

Sakura tersenyum lembut dan menenangkan Dororo lagi. "Jangan khawatir. Sasuke - kun tidak masalah, kan, Sasuke - kun?" Dia menoleh ke arah Sasuke, berharap dukungan.

Sasuke, yang awalnya kaget dengan kejadian tadi, kini hanya mengangguk pelan. "Hn. Pintu bisa diperbaiki. Yang penting kita semua aman, dan Hyakkimaru hanya ingin membantu."

Mendengar hal itu, Dororo sedikit mereda, meskipun masih sedikit kesal pada Hyakkimaru. "Baiklah, tapi lain kali coba jangan langsung tendang pintunya, ya, Hyakkimaru?"

Hyakkimaru, tanpa banyak bicara, hanya mengangguk sebagai tanda mengerti. Dororo pun akhirnya tersenyum tipis, merasa lega setelah mendengar dari Sakura dan Sasuke. Dengan suasana yang kembali tenang, mereka akhirnya bisa bersantai di apartemen Sasuke setelah hari yang panjang.

Meskipun insiden pintu itu sempat membuat ketegangan, sekarang mereka bisa lebih memahami satu sama lain dan belajar bekerja sama sebagai tim.

Malam itu, setelah suasana di apartemen tenang, Sasuke masih terjaga. Dia duduk di sudut ruangan dengan pandangan yang terus tertuju pada Hyakkimaru, yang sedang berbaring di ruang tamu. Meskipun seluruh ruangan sudah gelap, Hyakkimaru tampak berbeda dari yang lain. Cara dia tidur sangat tidak biasa, bahkan aneh bagi Sasuke—matanya tetap terbuka lebar, meskipun tubuhnya terlihat dalam keadaan istirahat.

Sasuke memiringkan kepalanya sedikit, memperhatikan dengan seksama. "Dia tidur... tapi matanya tidak tertutup,"pikirnya dalam hati. Selama bertahun-tahun, Sasuke telah melihat berbagai macam hal aneh selama perjalanannya sebagai ninja, tetapi ini tetap membuatnya merasa canggung. Biasanya, tidur adalah saat seseorang benar-benar menutup diri dari dunia, tapi Hyakkimaru tampak tetap waspada meski tertidur.

Sakura, yang juga masih bangun dan duduk tidak jauh dari Sasuke, menyadari tatapan heran Sasuke. Dia menoleh ke arahnya dan tersenyum kecil. " Sasuke - kun  juga memperhatikan itu, ya?" bisiknya.

Sasuke mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari Hyakkimaru. "Sangat aneh. Dia tidur dengan mata terbuka... tapi tetap dalam kondisi istirahat. Kau pernah melihat yang seperti ini sebelumnya?"

Sakura menatap Hyakkimaru sejenak sebelum menjawab. "Aku pernah mendengar beberapa cerita tentang orang-orang yang bisa tidur seperti itu, tapi dalam kasus Hyakkimaru... ini pasti ada hubungannya dengan kondisinya. Dia tidak melihat dunia dengan cara yang sama seperti kita. Mungkin dia tidak perlu menutup matanya karena cara dia 'melihat' berbeda."

Sasuke memikirkan penjelasan itu, tetapi tetap merasa heran. "Dia terus-menerus dalam keadaan waspada. Seolah-olah dia tidak bisa sepenuhnya memercayakan dirinya pada istirahat."

SAKURA CANON [ Sasusaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang