Ketika Tahoumaru, penuh amarah, menyebut Hyakkimaru sebagai "monster", suasana di alun-alun desa Konoha semakin tegang. Tahoumaru, yang merasa dihancurkan oleh keberadaan Hyakkimaru, tidak mampu melihat alasan di balik semua ini. Dalam pikirannya, kakaknya hanyalah sumber dari semua penderitaan yang dialaminya dan keluarganya.
Namun, sebelum situasi semakin memburuk, Naruto melangkah maju dengan ekspresi serius di wajahnya. "Tahoumaru, kau bicara tentang monster, tapi kau tidak tahu apa artinya hidup dengan monster di dalam diri sendiri." Suaranya tenang, namun penuh dengan makna yang mendalam.
Tahoumaru menatap Naruto dengan bingung. "Apa maksudmu? Kau tidak tahu apa-apa tentang apa yang telah aku lalui! Hyakkimaru adalah aib, monster yang menghancurkan keluargaku!"
Naruto menggeleng pelan. "Kau salah. Aku tahu persis bagaimana rasanya hidup dengan sesuatu yang disebut 'monster.' Sejak aku lahir, aku memiliki Kyuubi, Rubah Ekor Sembilan, disegel di dalam tubuhku. Selama bertahun-tahun, orang-orang di desaku sendiri memandangku dengan ketakutan dan kebencian. Mereka menganggapku monster, sama seperti yang kau katakan tentang Hyakkimaru sekarang."
Perkataan Naruto menghentikan Tahoumaru sesaat. Ada keheningan yang mendalam ketika semua orang di sekitar mendengar cerita Naruto. Bahkan Hyakkimaru, meskipun tidak bisa melihat secara fisik, mendengar dan merasakan emosi di balik kata-kata Naruto.
"Tapi," lanjut Naruto, "aku belajar bahwa monster di dalamku bukanlah sesuatu yang harus aku benci atau singkirkan. Kyuubi, seperti aku, adalah korban keadaan. Sama seperti Hyakkimaru, yang hanya mencoba untuk bertahan hidup dan mencari kembali bagian-bagian dirinya yang hilang. Menyebut seseorang monster hanya karena mereka berbeda atau mengalami nasib buruk tidak akan membawa kedamaian—hanya lebih banyak kebencian."
Naruto menatap Tahoumaru dengan serius, mencoba membuatnya memahami apa yang sebenarnya terjadi. "Hyakkimaru bukan aib atau monster. Dia adalah korban dari keadaan yang sama tragisnya dengan apa yang kau alami. Dan sekarang, kau berada di ambang membuat kesalahan yang sama seperti yang aku hampir lakukan ketika membiarkan kebencianku menguasai diriku. Jangan biarkan kebencian itu mengonsumsi dirimu."
Tahoumaru terdiam, napasnya mulai melambat. Dia masih dipenuhi oleh kebingungan dan kemarahan, tetapi kata-kata Naruto telah menyentuh bagian dari dirinya yang lebih dalam—bagian yang selama ini dia coba untuk abaikan. Dia tahu bahwa Naruto bukan orang sembarangan, dan mendengar seseorang yang pernah dianggap "monster" berbicara tentang penderitaan yang serupa membuat Tahoumaru meragukan keyakinannya.
"Kau... kau benar-benar hidup dengan monster di dalam dirimu?" Tahoumaru bertanya dengan suara yang lebih rendah, matanya mulai menunjukkan sedikit keraguan.
Naruto mengangguk. "Ya, dan aku belajar untuk hidup berdampingan dengannya. Kekuatan terbesar seseorang tidak datang dari kebencian, tapi dari pemahaman dan pengampunan. Hyakkimaru juga layak mendapatkan kesempatan untuk hidup dengan damai, sama seperti kita semua."
Di sampingnya, Sasuke mengamati situasi itu dengan tenang. Dia tahu betul apa yang dirasakan Tahoumaru—dendam yang mendorong seseorang hingga titik tidak ada kembali. Tetapi kali ini, Sasuke berharap Tahoumaru bisa mengambil jalan yang berbeda dari dirinya dulu, jalan yang tidak diwarnai oleh kebencian yang buta.
Hyakkimaru, meski diam, tampaknya memahami bahwa ini adalah saat yang penting. Dia tidak memandang dirinya sebagai monster, meski orang lain mungkin pernah menganggapnya demikian. Dalam ketenangannya, dia menunggu untuk melihat apakah kata-kata Naruto bisa mengubah hati Tahoumaru.
Saat Tahoumaru bersiap untuk menyerang lagi, matanya dipenuhi oleh amarah yang belum mereda, suasana menjadi semakin tegang. Tanpa peringatan, Tahoumaru melesat maju, pedangnya mengarah langsung ke Hyakkimaru yang tetap tenang di tempatnya. Namun, sebelum pedang itu bisa mencapai sasarannya, suara ledakan keras mengguncang alun-alun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKURA CANON [ Sasusaku ]
Short StorySakura masih mencintai Uchiha Sasuke. Tapi pemuda yang Sakura kenal tidak seperti dulu lagi. Angkuh dan menyeramkan itu tidak ada lagi di kehidupan Sasuke. Melainkan rasa aneh yang timbul dengan sikap Sasuke yang sangat menyebalkan. Apakah Sasuke...