EPS 16

207 10 0
                                    

Saat Sasuke berlari bersama Naruto dan Hyakkimaru menuju alun-alun desa, pikirannya mulai dipenuhi oleh kenangan masa lalunya sendiri. Melihat konflik antara Tahoumaru dan Hyakkimaru, Sasuke tiba-tiba teringat hubungannya dengan kakaknya, Itachi. Dulu, dia juga dibutakan oleh kebencian dan dendam yang begitu mendalam, sama seperti Tahoumaru saat ini.

"Tahoumaru ingin membunuh kakaknya sendiri…" pikir Sasuke, mengingat dengan jelas perasaannya dulu yang serupa. Dia juga pernah hidup dengan tujuan tunggal—menghabisi Itachi dengan tangannya sendiri. Selama bertahun-tahun, kebencian itu menjadi bahan bakar bagi Sasuke, memotivasinya untuk menjadi lebih kuat, bahkan jika itu berarti mengorbankan segalanya. Pada saat itu, dunia terasa sempit, hanya berpusat pada pembalasan dendamnya.

Dia melihat banyak dari dirinya di dalam Tahoumaru—seorang adik yang penuh dengan amarah terhadap kakaknya, merasa dikhianati, dan bersikeras bahwa satu-satunya solusi adalah kematian sang kakak. Dendam semacam itu begitu merusak, menutup segala kemungkinan rekonsiliasi atau pemahaman yang lebih dalam.

Sasuke menoleh sebentar ke arah Hyakkimaru yang berlari di belakangnya. Hyakkimaru, meskipun terlihat tenang, pasti juga memahami rasa sakit dan tekanan emosional ini. Seperti Itachi, Hyakkimaru tidak pernah berniat untuk menyakiti adiknya, tetapi keadaan hidup yang tragis memaksa mereka ke jalur ini. Perasaan itu begitu akrab bagi Sasuke—dendam yang tanpa henti, meskipun kebenaran di baliknya lebih rumit.

" Apakah ini yang Itachi rasakan saat dia menghadapi aku?" Sasuke bertanya pada dirinya sendiri. Rasa bersalah yang dulu tersembunyi kini muncul kembali di benaknya. Dia ingat saat-saat sebelum dia akhirnya mengetahui kebenaran di balik tindakan Itachi. Pada akhirnya, Itachi tidak pernah membenci Sasuke. Bahkan, seluruh tindakannya dilakukan untuk melindungi adiknya, meskipun itu berarti menjadi musuh di mata Sasuke.

Sekarang, melihat Tahoumaru begitu terobsesi dengan balas dendam, Sasuke merasa bahwa dia harus menghentikan siklus ini. "Aku tidak bisa membiarkan Tahoumaru melakukan kesalahan yang sama seperti yang aku lakukan." Jika dia bisa menghentikan Tahoumaru sebelum terlambat, mungkin ada harapan untuk adik dan kakak itu berdamai, meskipun jalan ke sana tidak akan mudah.

Ketika mereka semakin mendekati alun-alun, Sasuke mengeratkan genggaman pada pedangnya. "Jika aku bisa mencegah satu tragedi seperti ini terjadi lagi, mungkin itu adalah caraku menebus semua yang pernah aku lakukan."

Dengan tekad itu, Sasuke bersiap untuk menghadapi Tahoumaru dan berusaha keras untuk menghentikan dendam ini sebelum segalanya terlambat, sebelum Tahoumaru mengalami nasib yang sama seperti dirinya—hidup dalam penyesalan yang tak pernah hilang.

Pagi itu, Sakura dan Dororo terbangun dari tidur mereka di apartemen Sasuke. Matahari belum sepenuhnya terbit, tapi Dororo yang terbiasa bangun pagi segera merasa lapar. Sambil menguap, dia menoleh ke Sakura yang juga sudah terbangun, dan dengan cepat Dororo mengusulkan untuk mulai memasak sesuatu.

"Sakura, ayo kita masak sesuatu. Aku kelaparan!" Dororo berkata sambil berjalan ke arah dapur kecil di apartemen itu.

Sakura tersenyum tipis. "Baiklah, kita masak saja sesuatu yang sederhana." Dia mengikuti Dororo ke dapur dan mulai mempersiapkan bahan-bahan yang ada. Suasana hening sejenak saat mereka berdua sibuk dengan tugas masing-masing, tapi rasa ingin tahu Dororo mulai memuncak.

Ketika mereka mulai memasak, Dororo, yang biasanya tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang mengganjal pikirannya, tiba-tiba berbicara. "Hei, Sakura..." suaranya terdengar agak pelan tapi penasaran. "Kau sama Sasuke itu sebenarnya gimana, sih? Kalian keliatannya dekat banget."

Sakura terdiam sejenak, sedikit terkejut dengan pertanyaan langsung dari Dororo. Dia melanjutkan memotong sayuran, berpikir bagaimana cara menjawabnya. Wajahnya tampak sedikit merah, tapi dia mencoba tetap tenang.

SAKURA CANON [ Sasusaku ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang