bab 17 | teror

820 64 3
                                    

Setelah kejadian Alessa yang melabrak Salsa di cafe malam itu, Salsa sering mendapatkan pesan yang berisikan ancaman juga makian dengan kalimat-kalimat menjijikan terhadap dirinya. Tanpa mencari tahu lebih dalam Salsa sudah bisa menebak siapa orang yang mengirimkan pesan tersebut.

Seperti saat ini ketika Salsa sedang mendengarkan dosennya yang sedang menjelaskan materi perkuliahan di kelas, ponselnya tak berhenti bergetar sejak tadi banyak pesan dan panggilan dari nomor yang tak dikenali membombardir ponselnya.

081267xxxxx
Dasar cewek gatel gatau diri, puas lu udah ngerebut cowok gua? Lu tuh cuma look nya aja yang keliatan kaya cewek baik-baik tapi sebenarnya kelakuan lu ga ada bedanya sama ani-ani.

081267xxxxx
Lu udah kasih apa cowok gua sampe segitu nurutnya sama lu. Lu copot aja tuh hijab lu, kelakuan sama penampilan ga selaras DASAR LONTE!!!

081267xxxxx
DASAR CEWEK ANJING CEWEK SIALAN. PERGI AJA LU SANA KE NERAKA GA GUNA HIDUP LU. BISANYA CUMA HANCURIN KEBAHAGIAAN ORANG. LONTE ANJING LU SIALAN!!!

081267xxxxx (12 missed calls)

Dan masih banyak lagi. Tak ada satupun yang Salsa tanggapi, sudah beberapa kali juga dia mem-blokir nomor yang masuk tetapi kemudian muncul lagi nomor asing dengan isi pesan yang sama.

Salsa memilih menonaktifkan ponselnya karena dia merasa benar-benar terganggu.

Sampai akhirnya dosen Salsa menutup kelas siang hari ini. Semua mahasiswa merapihkan perlengkapannya dan berlenggang keluar kelas untuk mengisi perut.

Salsa memilih untuk diam di kelas sebentar dan meletakkan kepalanya diatas meja yang menyatu dengan kursinya. Sudah lima hari ini juga Salsa tidak bertemu dengan ketiga temannya yang lain, dia selalu memberikan alasan untuk tidak bertemu dengan mereka. Sejauh ini Aro tidak merasa curiga sama sekali dengan alasan yang diberikan Salsa karena Aro berpikir mungkin memang Salsa sedang sibuk toh bukan pertama kalinya juga Salsa seperti ini. Namun berbeda dengan Lian, dia terus saja mengganggu Salsa dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang membuat Salsa sedikit kerepotan untuk menjawabnya, tapi lagi-lagi Salsa berhasil untuk meyakinkannya bahwa memang Salsa hanya sedang sibuk saja. Sedangkan dengan Bila, dia sudah mengerti mengapa Salsa menjauhinya dan yang lainnya juga. Bila paham itu semua karena kak Salsa nya itu butuh waktu untuk sendiri menenangkan pikirannya dari kejadian beberapa waktu lalu yang sampai detik ini masih terus Bila rahasiakan.

Saat Salsa sedang asik memejamkan matanya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk kepalanya pelan dan hal itu berhasil mengusik ketenangannya. Salsa mengangkat kepalanya dan melihat Lian duduk disampingnya.

Salsa sedikit terkejut bahkan keterkejutannya itu mengakibatkan kursinya sedikit bergeser dan menimbulkan suara decitan.

"Liat gua udah kaya liat setan lu".

"Lu kan emang kaya setan". Jawab Salsa datar

"Ngapain sih lu disini?". Tanya Salsa dengan alis yang sedikit menukik

"Kenapa sih emang? Kok kaya ga mau banget ketemu sama gua".

"Ya bukan gitu".

"Ini emang ada yang ga beres nih kayanya".

"Otak lu ga beres". Sahut Salsa

"Lu kenapa sih sal? Gua ada bikin salah?".

Lu ngeribetin hidup gua Lian. Batin Salsa

"Gapapa gua, emangnya lu ngerasa punya salah sama gua?".

"Enggak sih".

"Yaudah".

Belum Terlambat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang