Setelah Yasmi cukup tenang, ayah khalid bunda Alara, beserta sepasang suami istri yang datang mengunjunginya telah kembali ke rumah masing masing.
Fatih sedari tadi tak melepaskan Yasmin dari dalam dekapannya.
"Cah ayu, kamu jangan pikirin dia terus ya? Kamu tinggal di lingkungan Batalyon. InsyaAllah aman." Ujar Fatih menenangkan Yasmin.
Namun, tak ada jawaban dari Yasmin. Ternyata, istrinya tertidur di dalam dekapannya.
Fatih tersenyum.
"Mas janji, gak akan ninggalin kamu sayang. Kamu juga ya, jangan tinggalkan mas. Kecuali maut yang memisahkan." Fatih berujar sembari mengusap pelan puncak kepala istrinya.
Fatih tak memindahkan istrinya. Ia membiarkan Yasmin tidur di atas dada bidangnya.
♪♪♪
Seperti yang Yasmin ucapkan tadi, dirinya mengajak suaminya untung lari sore di sekitar Batalyon.
"Sayang, kita lomba lari sampai mamang es serut itu ya? Yang kalah bayar." Ujar Fatih yang tentu saja langsung di angguki oleh Yasmin.
"1... "
"2... "
"3... "
Mereka berdua berlari dengan sekuat tenaga ke arah mamang penjual es serut di depan Batalyon.
Selangkah lagi, Fatih sampai di tempat es serut.
Namun sayangnya, Andi, Azka, dan Dirga memanggilnya sehingga ia lengah dan memandang ke sumber suara.
"Sore komandan," Panggil mereka.
Yasmin yang merasa mendapat peluang menang pun mempercepat laju larinya dan berhasil selangkah lebih depan.
"Yey, Yasmin duluan. Berarti, mas ku sayang yang traktir." Ujar Yasmin yang membuat Fatih senyum senyum sendiri di buatnya.
Fatih menggeleng gelengkan kepalanya.
"Meskipun mas yang menang, tetap mas yang bayar sayang." Fatih berujar dan mengusap kepala istrinya.
"Aduh, bisa gila gue lama lama liat kebucinan komandan sama bang Azka," Tutur Andi.
"Makanya nikah, jangan jadi Jomblo karatan," Azka tertawa melihat kelakuan kerabatnya.
"Mau es gak kalian?" Tawar Fatih.
Tentu saja mereka tidak menolak. Buru buru, mereka memesan es serut satu orang satu.
"Sore Ibu komandan," Sapa Dirga.
"Sore."
Semenjak Fatih tinggal di rumah dinas, dan bertetangga dengan Azka. Andi dan Dirga tak pernah pergi kekantin berdua. Pasti, Azka selalu mengikuti mereka.
Setelah es serut mereka masing-masing datang. Dengan segera, mereka menyantapnya.
"Sayang, suapin mas song." Ujar Fatih manja.
Dirga yang melihat kelakukan komandannya seketika tersedak.
"Serius ini komandan?" Tanya Andi heran.
"Baru liat kalian? Gue yang tetangganya mereka bosan tiap detik, tiap jam liat kebucinan mereka," Ujar Azka.
"Iri kalian? Makanya punya istri. Ya nggak ka." Fatih mengajak Azka tos ala lelaki.
"Iya deh, sip yang punya istri."
Yasmin mengambil mangkuk es serut suaminya dan mulai menyuapi suaminya secara perlahan.
Andi dan Dirga sangat merasa tertekan melihat kebucinan komandannya.
"Sayang, kamu nggak makan es kamu?" Tanya Fatih yang heran melihat istrinya belum menyuap sesendok es pun ke dalam mulutnya.
"Nanti mas, tunggu cair."
Fatih menggeleng gelengkan kepalanya, ada ada saja istrinya ini. Kebanyakan orang jika memakan es serut tak mau menunggunya hingga cair.
Istrinya memang spesies langka.
Setelah es serut Fatih habis. Barulah Yasmin memakan es serut miliknya.
Cukup lama mereka menunggu Yasmin menyantap es nya.
"Kenapa pada liatin Yasmin?" Tanya Yasmin heran.
Fatih tak menyadari jika ketiga anggotanya ikut menatap istrinya.
"Heh, bagus begitu?" Tanya Fatih.
"Siap salah Komandan." Ujar mereka kompak.
Fatih memasang muka sangarnya.
'Wah, wajah komandan berubah. Siap siap aja dihukum.' Batin Andi.
Setelah selesai, Fatih membayar es serut yang mereka santap tadi.
Mereka kembali berjalan memasuki kesatuan mereka lagi.
♪♪♪
Duar double up wkwkkw
Ayo Vote nya di tinggalkan.
Makasih buat yang udah mampirr.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titipan Jendral [Selesai]
Teen Fictionkisah seorang perempuan yang menyukai seorang Gus dari pondok pesantren. Tanpa di duga duga, seorang Gus tersebut juga diam diam menaruh perasaan kepada dirinya. apakah kisah dari mereka berdua akan berakhir bahagia? atau malah sebaliknya? ayo na...