Setelah mendapat kabar dari Fatih.
Dirga, Andi, Azka, Naren, Arthur, dan Lita datang ke rumah sakit untuk melihat Yasmin.
"Asekk, ibu komandan udah lahiran nih. Do'ain aku cepat nyusul ya Yas," Ujar Lita.
"Amin kak,"
Sepersekian detik kemudian, dari arah luar muncul Komandan Adi, Dira, Aisyah, dan Adel.
Dirga melongo melihat kecantikan paras Dira.
Fatih yang menyadari hal itu, langsung menampar wajah Dirga kuat.
"Eh mas, kenapa di tampar?" Tanya Yasmin.
Fatih menggeleng.
"Jaga pandangan!"
Dira, Aisyah, dan Adel langsung mendekat ke arah Yasmin dan memberikan ucapan selamat.
"Selamat ning, alhamdulillah baby nya sehat ya."
Andi yang melihat mereka memanggil ibu komandannya dengan sebutan ning bertanya ke arah Azka.
"Kok dia manggil bukom ning sih?" Tanya Andi.
"Lo lupa kalo komandan itu gus."
"Lah emang iya?" Andi seperti orang hilang ingatan.
"Tuh pak kiai di sebelah lo!" Tunjuk Dirga yang mendengar pembicaraan mereka.
Merasa terpanggil, abah Rayyan menoleh ke arah mereka.
"Kenapa?" Tanya abah Rayyan.
"Tidak bah." Jawab Dirga deg-degan.
Jika sudah bertemu dengan mereka, Yasmin pasti sudah tak menghiraukan sekitarnya.
"Nama anak kamu siapa?" Tanya Dira.
"Kepo banget sih." Ujar Yasmin sembari tersenyum jahil.
"Siapa Ya, kasih tau dong."
Mereka bertiga memaksa Yasmin agar memberitahu nama anak mereka.
"Iya iya aku kasih tau. Namanya Muhammad Yasfa El-Zayy Fatih."
"Gue tebak, Yasfa itu singkatan dari Yasmin Fatih," Tebak Adel.
Yasmin mengangguk. "Benar, tebakan lo tepat."
Para anggota dan komandan Fatih menganga setelah mendengar nada bicara Yasmin.
Berbicara dua logat dalam waktu? Yang benar saja.
"Jadi panggilan anak kamu siapa Fatih?" Tanya komandan Adi.
"Zay komandan, panggilan nya zay."
Ayah Khalid yang baru saja kembali dari mushala terkejut melihat ruangan sangat ramai dengan tamu.
Komandan Adi yang melihat atasannya berada di sana langsung memberikan hormat.
"Loh pak Adi ada disini juga."
Ayah Khalid berpamitan kepada mereka dan membawa komandan Adi untuk pergi ke lobby.
"Nanti, Zay manggil Yasmin sama Fatih apa nak?" Tanya bunda Alara.
"Kata mas Fatih, manggilnya Buya sama Buna," Jawab Yasmin.
Umi Afrin tersenyum. "MasyaAllah, zaman sekarang, jarang ada orang tua yang mau anaknya memanggil dirinya dengan panggilan seperti itu."
Abah Rayyan menyetujui ucapan sang istri.
Fatih baru menyadari jika adik perempuan nya tak ada di sini.
"Mana Aira umi?" Tanya Fatih.
"Di titip sama mbak mbak ndalem." Bukan umi Afrin yang menjawab. Melainkan abah Rayyan.
Fatih mengangguk paham.
"Kalo umi, abah, bunda sama ayah mau di panggil apa?" Tanya Yasmin.
"Kalo bunda sama ayah mau di panggil kakek nenek saja," Jawab bunda Alara.
"Kalo umi sama abah mau di panggil Abba sama Jiddah," Jawaban abah Rayyan.
Yasmin menepuk tangannya.
"Ih, keren ya."
Lita yang merasa bosan berjalan bergabung ke arah Dira, Aisyah, Adel, dan Yasmin.
"Oh iya ges, ini namanya kak Lita. Dia orangnya baik."
Dengan senang hati mereka mengajak Lita berkenalan.
Setelah berkenan, mereka berbicara hingga tak mengingat waktu.
Dua jam berlalu, satu persatu dari mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
"Bunda Alara dan ayah pamit sebentar untuk membersihkan diri."
Fatih yang sedari tadi duduk disebelah Yasmin tiba tiba berujar.
"Ini kisah kita sayang, mas harap, kita akan hidup bersama hingga kita menua. Jangan tinggalkan mas disini sendirian. Kecuali, maut yang memisahkan."
"Mas janji, akan menjadi tameng untuk kamu dan anak kita nantinya," Lanjut Fatih.
Ini lah akhir dari kisah mereka. Dari kisah mereka, aku belajar bahwa ilmu agama itu penting dalam rumah tangga.
Fatih yang selalu sabar menghadapi sikap Yasmin yang keras kepala, dan Yasmin yang selalu bersyukur akan apa yang di berikan oleh suaminya.
_______________selesai_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Titipan Jendral [Selesai]
Fiksi Remajakisah seorang perempuan yang menyukai seorang Gus dari pondok pesantren. Tanpa di duga duga, seorang Gus tersebut juga diam diam menaruh perasaan kepada dirinya. apakah kisah dari mereka berdua akan berakhir bahagia? atau malah sebaliknya? ayo na...