Dua hari setelah kejadian Yasmin melukai dirinya sendiri.Fatih telah membereskan semua barang barang dirinya dan istrinya untuk di bawa ke rumah dinas.
Ya. Hari ini, mereka akan pindah ke rumah dinas yang berada di Batalyon tempat Fatih bekerja.
"Sayang, lukanya di kasih plester dulu nggih." Fatih menyerahkan plester yang dirinya miliki.
Yasmin tersenyum setelah melihat plester yang diberikan suaminya itu memiliki warna dan gambar yang lucu.
"Mas. Mas beli dimana? Kok bisa ada gambar Lotso nya?" Heran Yasmin.
"Lucu kan, ini khusus untuk kamu. Tadi mas belinya di mamat mart depan, sekalian beli minum," Beritahu Fatih.
Ayah khalid datang ke arah Yasmin dan Fatih.
"Jaga Yasmin ya Fatih, kalo dia malas giat sebat aja gak papa," Canda ayah khalid.
"Ayah." Yasmin memasang ekspresi cemberut nya.
"Enggak sayang, ayah cuma bercanda."
Umi Afrin, abah Rayyan dan bunda Alara datang mendekat ke arah mereka.
"Jaga istrimu baik baik ya Fatih." Peringat abah Rayyan dan umi Afrin.
Fatih memberikan sikap hormat ke arah orang tuanya.
"Yah pindah, teman gue patroli nanti siapa." Naren berujar demikian.
"Lah, kan gue ngajar disini. Pasti gue balik lah, walaupun gak sering." Fatih merangkul pundak Naren.
"Gus, sepi dong kalo nggak ada Gus," Arthur ikut menggalau.
"Gus Fatih gak mau peluk saya gitu? Yasudah saya peluk istri Gus Fatih aja," Canda Arthur.
"Arthur, kamu tau ini?"
"Mau tulang pipi patah atau rahang bergeser?" Ujar Fatih mengangkat kepalan tangannya.
"Ampun Gus." Arthur berlari menjauh.
Mereka semua tertawa setelah melihat Arthur berlari seperti orang ketakutan ke arah dalam masjid.
"Yasudah, hati hati ya nak." Ayah khalid mengusap kepala anaknya.
Mereka berdua pun berpamitan.
♪♪♪
"Mas, itu truknya kesian ya bawa barang kita." Yasmin terkekeh melihat truk yang membawa beberapa barang mereka oleng.
"Gak sayang, kesian sama mas aja." Fatih meletakkan tangannya di atas paha Yasmin.
Jujur, momen ini lah yang membuat jantungnya ingin lari dari tempatnya.
"Mas, kalo kita udah punya anak mas maunya cewek apa cowok?" Tanya Yasmin tiba tiba.
"Sedikasihnya sayang, mas mau banyak anak aja."
Yasmin memandang Fatih, "Maksudnya mas?"
"Iya sayang, banyak anak banyak rezeki."
Yasmin membelalakkan matanya.
"Gak, Yasmin gak mau kalo sebatalyon," Yasmin melotot ke arah Fatih.
"Gak sayang, gak sebatalyon kok, paling sampai bisa membentuk regu sepak bola."
Mereka berdua langsung tertawa terbahak bahak di dalam mobilnya.
♪♪♪
Mereka berdua telah sampai di rumah dinas yang akan mereka tinggali.
Barang barang juga sudah di turunkan.
"Halo nyonya Fatih." Sapa tetangga mereka.
"Saya Lita, suami saya namanya Azka." Lita menyodorkan tangannya.
Dengan senang hati Yasmin menerima uluran tangan tersebut.
"Halo nyonya Azka, saya Yasmin." Yasmin memperkenalkan dirinya.
"Sepertinya, kamu lebih muda, boleh nggak saya tau umur kamu berapa? " Tanya Lita.
"Umur saya sebentar lagi dua puluh."
Lita langsung tersenyum senang.
"Wah, umur kita tidak beda jauh ya, manggilnya kakak aja. Umur saya baru dua puluh dua."
"Di peleton sini, kamu yang paling muda," Lita antusias.
Mereka pun mengobrol. Lita juga membantu membawa beberapa barang Yasmin dan Fatih masuk ke dalam rumah dinas mereka.
Fatih yang melihat istrinya sudah memiliki teman di Batalyon pun tersenyum.
Ia fikir, istrinya akan susah di ajak bersosialisasi karna sifatnya yang cenderung pendiam.
Tetapi tidak, di hari pertama mereka pindah, Yasmin sudah mendapatkan teman.
♪♪♪
Duar double up wkwkwk,
Udah ya aku pamit beneran baybay
KAMU SEDANG MEMBACA
Titipan Jendral [Selesai]
أدب المراهقينkisah seorang perempuan yang menyukai seorang Gus dari pondok pesantren. Tanpa di duga duga, seorang Gus tersebut juga diam diam menaruh perasaan kepada dirinya. apakah kisah dari mereka berdua akan berakhir bahagia? atau malah sebaliknya? ayo na...