BAB 31 Babi blus?

124 15 0
                                    

Beberapa bulan telah berlalu.

Kini, usia kandungan Yasmin telah memasuki tujuh bulan.

Umi Afrin dan abah Rayyan memanggil Fatih agar turun ke lantai dasar ndalem.

"Fatih, sini dulu."

Fatih bergegas menghampiri umi djanur abahnya.

"Ada apa umi? Abah?" Tanya Fatih.

Abah Rayyan menepuk sofa kosong yang berada di sebelahnya, dan menyuruh Fatih untuk segera mendudukinya.

"Umi mau ngomong. Dua bulan lagi Yasmin bakal melahirkan, dan sebentar lagi kamu juga menjadi ayah."

"Jangan buat mantu umi stres ya," Lanjut umi Afrin.

"Semoga saja istrinya tidak baby blues," Celetuk abah Rayyan.

Fatih tak mengerti apa itu baby blues.

"Babi blus?" Ulang Fatih.

Abah Rayyan memukul jidat Fatih pelan.

"Sembarangan. Baby blues, bukan babi blus."

"Ngerti kamu!" Lanjut abah Rayyan.

Fatih masih gak mengerti dengan pembicaraan umi dan abah nya.

Umi Afrin yang menyadari kebingungan Fatih oun langsung menjelaskan apa itu baby blues.

"Baby blues atau postpartum blues adalah gangguan suasana hati atau mood swing yang dialami ibu setelah melahirkan. Kondisi ini bisa menyebabkan perasaan sedih, kecemasan, dan kegelisahan yang hilang dalam waktu dua minggu setelah melahirkan," Jelas umi Afrin.

Fatih mengerti.

Kemudian, ia bertanya. Bagaimana cara mencegahnya?

"Umi, cara mencegahnya bagaimana?"

"Cari di gugel. Kamu kan punya HP!"

Fatih menggeleng. Dirinya mau mendengar penjelasan langsung dari mulut umi atau abahnya.

"Astaghfirullah. Fatih, Fatih. Untung Yasmin sabar ngehadapin kamu ya."

"Jadi, cara mencegahnya baby blues itu cukup mudah.
Istirahat yang cukup, bercerita dengan orang terdekat,
Rutin berolahraga, konsultasi dengan dokter atau psikolog,
luangkan waktu untuk me time, libatkan keluarga," Jelas umi Afrin.

"Ngerti kamu?" Tanya abah Rayyan.

Fatih mengangguk.

Tak lama kemudian, dari arah luar daerah Dira, Adel, dan Aisyah.

"Assalamu'alaikum, ning Yasmin." Panggil mereka di depan pintu.

Fatih yang melihat kehadiran mereka langsung berujar.

"Yasmin di atas, naik saja. Setelah naik, pintu jangan lupa di tutup. Jangan ajak Yasmin main keluar, dan ja-" Ucapan Fatih terhenti setelah abah Rayyan mencubit bibirnya.

"Bacot Fatih," Ujar abah Rayyan.

Abah Rayyan memang di kenal sebagai kiai gaul di lingkungan ponpes.

"Sakit bah." Fatih menggeser pelan tangan abah Rayyan.

"Masuk saja, Yasmin ada di atas." Ujar abah Rayyan.

Mereka pun mengucapkan kata permisi, dan segera masuk.

Bukan sekali atau dua kali mereka bermain di kamar Fatih dan Yasmin.

Mereka mungkin sudah berkali kali datang. Umi Afrin dan abah Rayyan juga sudah percaya dengan santri mereka itu.

"Ning, assalamu'alaikum," Dira mengetuk pintu.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Yasmin langsung membuka pintu.

"Wah, bentar lagi keponakan kita lahir nih." Ujar Adel setelah melihat Yasmin mengelus perutnya.

"Siapa nih namanya?" Tanya Aisyah.

Yasmin menarik ketiganya agar masuk ke dalam.

"Kalo namanya kalian gak boleh tau, pokoknya bayi kau laki laki."

Mereka langsung sumringah.

"Alhamdulillah, laki laki. Setelah yang ini lahir, jangan lupa projek yang perempuan ya," Ujar Adel.

Aisyah memukul punggung Adel.

Plak!

"Ah, sakit Ais!"

Mereka tertawa setelah Aisyah memukul punggung Adel kencang.

Dira bertanya kepada Yasmin, "Nanti anak kamu manggil kamu sama gua Fatih apa?"

Yasmin mengambil bantal, dan meletakkannya di atas pangkuannya.

"Kata mas Fatih sih manggilnya Buya sama Buna."

Mereka bertiga menaikkan satu alisnya.

"Kenapa Buna sama Buya?"

"Biar beda."

Mereka kembali tertawa bersama.

"Oh iya, ntar kalo anak ning udah gede. Jangan lupa buatin trend ingetin Buya kamu ya nak, dulu buna mudanya gimana."

"Emang aku langsung tua pas dia lahir!"

Mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama, bermain musik, main boneka, main masakan dan masih banyak lainnya.

Jika ingin mengajak Yasmin keluar, tentu saja Fatih tak mengizinkannya.

♪♪♪

Vote nya jangan lupa, terimakasih


Titipan Jendral [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang