BAB 1 Mengajar || Titipan Jendral

424 38 5
                                    


بسم الله اىر حمن اىر حيم

Assalamu'alaikum semua, gimana nih kabarnya?

Sehat kan? Kalo ada yang sakit, semoga cepat sembuh.

Jangan skip bab ini ya.

***

"Baik, sebelumnya assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. " Ujar Fatih lantang di depan kelas.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. " Jawab mereka semua yang ada di dalam kelas kompak.

"Sebelumnya, perkenalkan nama saya M. Ikram Fatih, usia saya dua puluh lima tahun, saya anak sulung dari dua bersaudara. " Ujar Fatih memperkenalkan diri kepada para murid baru di pondok pesantren milik abahnya.

"Sampai disini masih ada yang ingin di tanyakan? " Lanjutnya.

"Tidak Gus. "

Fatih pun kembali duduk di bangku yang tersedia di depan kelas.

"Karna kalian masih baru disini, saya tidak akan memaksakan kalian untuk belajar. Saya rasa jika saya langsung mengajak kalian belajar, itu akan membuat kalian jenuh. Jadi, hari ini spesial untuk para santriwan yang berada di kelas ini mau bagaimana? " Tanya Fatih kepada murid muridnya.

"Kita main kuis saja Gus. " Usul salah satu dari mereka.

Fatih berdiri dan berjalan mendekat ke arah salah satu santriwan untuk bertanya.

"Sampeyan pengin kuis apa? " -kamu ingin.

"Terserah Gus mau nya gimana. "

Fatih melipat tangannya di depan dada.

"Baik, yang bisa jawab saya kasih lima ribu. " Seru Fatih yang langsung mendapat sorakan dari mereka.

"Peraturannya angkat tangan dulu sebelum menjawab, kalian
Mengerti? " Tanya Fatih.

"Ngerti Gus. "

Fatih mengedarkan pandangan nya ke sekeliling kelas untuk mencari ide.

"Pertanyaan pertama, dengarkan baik baik, tidak ada pengulangan, " Tutur Fatih.

"Surah An-Naba ayat ke dua, " Gumam Fatih.

"Ya, kamu yang di belakang. " Tunjuk Fatih setelah dirinya melihat anak itu mengangkat tangannya terlebih dahulu.

"Aninnaba il adzim. "

"Bagus, silahkan maju ke depan, " Fatih mengacungkan jempolnya.

Dengan segera, dirinya membuka dompet dan mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu.

"Saya nggak ada lima ribu, jadi lima puluh ribu saja. " Fatih menyerahkan selembar uang biru tersebut kepada salah satu santri nya.

"Syukron Gus. " -Terima kasih

Fatih mengagguk sembari tersenyum, "silahkan kembali. "

Titipan Jendral [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang