BAB 20 Cerita Yasmin

119 17 0
                                    

Fatih buru buru melepaskan pisau cutter itu dari tangan Yasmin dan langsung membuangnya ke sembarang arah.

"Sayang, kamu kenapa?" Fatih mendekap Yasmin erat.

Yasmin tak bisa berbicara, ia hanya bisa menangis di pelukan Fatih.

"Kamu kenapa sayang? Bisa cerita sama mas?" Ujar Fatih.

Yasmin yang berada di dalam dekapan Fatih mengangguk.

"Mas. M-mas janji tidak marah?" Tanya Yasmin sembari mengusap air matanya di kaos yang melekat pada tubuh Fatih.

"Mas gak akan marah sayang." Fatih meraih tangan Yasmin yang berada di pinggangnya.

Ia pun dengan segera mengecek luka yang Yasmin ciptakan tadi.

Fatih terkejut, bukan satu atau dia goresan yang terpampang jelas di permukaan kulit Yasmin. Jumlahnya, sampai tak terhitung oleh Fatih.

"Ya Allah sayang. Kamu kenapa, hm? Kamu tau tida, menyakiti diri sendiri itu dosa," Beritahu Fatih.

Fatih berjalan ke arah kotak obat yang memang sengaja dirinya siapkan jika terjadi luka kecil saat ia latihan.

Fatih menyingkap lengan baju Yasmin dan mulai membersihkan luka yang ada.

"Mas, sakit." Yasmin memberitahu jika Fatih terlalu kuat membersihkan lukanya.

"Ah, maaf sayang. Mas tidak tau." Gumam Fatih mengecup puncak kepala Yasmin.

"Kamu tahu tidak sayang," Tanya Fatih.

Yasmin menggeleng dan menunggu aoa yang akan di ucapkan oleh suaminya.

"Tindakan menganiaya diri dapat mendatangkan murka Allah. Dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 29, Allah dengan tegas melarang makhluknya untuk menyakiti diri sendiri.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Kamu tau itu kan sayang?" Fatih menjelaskan hal tersebut kepada Yasmin.

Yasmin menundukkan kepalanya. Benar, ia melupakan hal itu.

"Masih ada Allah, mas, bunda, ayah, umi, abah, Dira, Aisyah, Adel yang menyayangimu sayang. Janji sama mas kalo kamu gak bakal ngelakuin ini lagi ya?" Fatih menyodorkan jari kelingking nya di hadapan Yasmin.

Dengan senang hati, Yasmin membalas mengeluarkan jari kelingking nya di depan Fatih.

"Janji." Yasmin sembari tersenyum.

Fatih telah selesai mengobati tangan Yasmin.

"Kamu mau cerita sekarang?" Tanya Fatih sembari menutup kotak obat yang dirinya gunakan tadi.

Yasmin mengangguk dan mulai bercerita.

"Yasmin gak gau dia siapa. Dia, sepertinya punya dendam sama Yasmin."

Fatih mengangkat satu alisnya.

"Dendam karna apa?"

Yasmin mengelap air matanya menggunakan sarung bantal.

"Tiga tahun lalu. Tepatnya saat Yasmin masih SMP Yasmin punya teman laki laki, namanya Prasetyo, Yasmin manggilnya Pras. Kadang, ayah dan bunda gak bisa jemput Yasmin. Makanya Yasmin pulang sama pras berdua. Yasmin dulu goblok mas kalo soal agama."

"Shut.. " Fatih menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir Yasmin. Ia tak mau jika istrinya menjelek jelekkan dirinya sendiri di hadapannya.

"Waktu itu, dia ngajak Yasmin pulang bareng. Tapi Yasmin tolak karna, Yasmin di jemput ayah."

"Yasmin gak tau kalo dia senekat itu buat ajak Yasmin pulang bareng dia, Pras sampai nekat buat izin ke ayah."

"Ayah sedari awal memang nggak suka Yasmin pulang bareng laki laki yang bukan mahram nya. Alhasil, ayah gak izinin Yasmin pulang bareng dia."

"Yasmin cuma pasrah dan masuk ke dalam mobil ayah. Pangkat ayah waktu itu masih Brigadir Jendral. Yasmin masuk ke mobil ayah, dan mas tau apa yang dia lakuin?" Tanya Yasmin membuat Fatih penasaran.

"Lanjutkan sayang."

"Dia ngikutin mobil ayah dengan kecepatan tinggi dengan motornya, dia caper banget ke ayah. Dia ambil jalan mobil di sebelah ayah, ngebut, geber geber gas motornya, dan masih banyak lagi."

"Tanpa dia sadari, di depan ada mobil truk yang bawa banyak muatan. Karna dia ngebut, jadi gak sempat ngerem. Jadi, Pras terlindas truk yang ada di depan mobil ayah."

"Kejadian itu terjadi di depan mata Yasmin mas, dan karna hal itu juga orang yang Yasmin ceritain tadi suka ngirim ngirim pesan aneh. Entah itu foto pas Yasmin sama Pras, foto Yasmin yang ada di kamar Pras, barang yang Pras kasih ke Yasmin, dan masih banyak lagi," Akhir Yasmin.

"Innalillahi wa innalilahi raji'un," Ujar Fatih.

Wajah Fatih seperti datar datar saja. Tetapi, hatinya mengkhawatirkan istrinya.

"Yasudah, kamu bersihkan darah yang ada di baju kamu, ambil wudhu, sholat, lalu kita murajaah sama sama."

Yasmin langsung menangguk dan pergi ke kamar mandi.

"Ini, pisaunya mas bawa dulu. Jarum pentul nya juga, kamu pakai ini saja." Fatih menyodorkan hujan instant yang ada di sebelahnya.

"Mas turun dulu, nanti mas kembali lagi."

♪♪♪

Fatih mencari keberadaan bunda Alara untuk menyerahkan barang yang dirinya dapat tadi.

"Bunda, ini pisau sama jarum yang Fatih dapat."

Bunda Alara mengambil pisau dan jarum yang Fatih serahkan.

Bunda Alara syok setelah melihat pisau tersebut terdapat bercak darah yang lumayan banyak.

Merasa penasaran, umi Afrin, abah Rayyan, dan ayah khalid mendekat.

"Sudah Fatih obatin bunda," Jelas Fatih.

"Mi, mac Fatih dai mana aja dai tadi dak keihatan?" -umi, mas Fatih dari mana saja dari tadi nggak kelihatan

"Mas di kamar sama kakak Yasmin, Aira disini saja ya sama umi." Ujar Fatih lembut.

"Kenapa ini?" Tanya ayah khalid.

Fatih menceritakan apa yang terjadi barusan kepada mereka semua.

♪♪♪

Hai Assalamu'alaikum, gimana kabarnya?

Vote sama komennya jangan lupa di tekan ya

Baybay

Titipan Jendral [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang