Seminggu setelah pengajuan, Yasmin beserta ketiga temannya, tak pernah melihat Inara berlalu lalang di lingkungan pesantren.Yasmin, Dira, Aisyah, dan Adel berniat untuk pergi ke luar pondok untuk mencari jajanan yang berada di pasar.
Hari ini adalah hari minggu, para santri di bebaskan untuk pergi kemana saja. Tetapi, dengan batasan waktu tertentu.
"Yas, suami lo ngebolehin lo pergi ke pasar?" Tanya Adel.
Yasmin mengangguk.
"Oh iya. Mungkin, minggu depan aku udah nggak tinggal di Ndalem lagi," Tutur Yasmin.
Ketiga temannya pun langsung melotot ke arah dirinya. "Loh, mana bisa gitu dong."
Yasmin hanya terkekeh.
"Gimana lagi? Kan aku minggu depan udah Resepsi."
Dira, Aisyah, dan Adel sebenarnya tak ingin berpisah dengan Yasmin.
Tapi, mau bagaimana lagi? Seorang istri harus manut dengan suaminya.
♪♪♪
Singkatnya, Yasmi telah kembali ke pondok pesantren karna jam berpergian mereka telah habis.
Fatih yang telah kembali dari gedung yang dirinya pilih untuk melaksanakan padang pora mendekat ke arah Yasmin.
"Sayang, ayo siap siap. Sebentar lagi, kita mau latihan upacara padang pora."
Yasmin yang sedang memainkan gitar listrik milik suaminya dengan segera mematikan gitar tersebut.
"Mas, tapi Yasmin mohon kembaliin handphone Yasmin."
Fatih menghembuskan nafasnya perlahan.
"Iya sayang, pas di sana mas kasih HP kamu." Ujar Fatih yang membuat Yasmin langsung semangat.
"Yey, handphone Yasmin bakal di pulangin," Sorak Yasmin.
Yasmin bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi sembari membawa handuknya.
Fatih membuka lemari baju Yasmin, dan memilih pakaian yang cocok untuk istrinya kenakan.
Setelah ia menemukan baju yang serasi dengan baju yang dirinya kenakan, Fatih dengan cepat mengambil dan menyuruh Yasmin untuk memakainya.
"Sayang, kamu pakai yang ini ya?"
Tak ada jawaban dari Yasmin. Mungkin, Yasmin tak begitu mendengar apa yang di ucapkan oleh suaminya.
Yasmin baru saja keluar dari kamar mandi. Alhasil, Yasmin hanya menggunakan sot di atas lutut dan tank top.
Sepertinya, Yasmin tak menyadari jika suaminya masih berada di dalam kamar.
Fatih yang melihat istrinya keluar dengan penampilan tersebut pun tersenyum dan mendekat.
"Sayang?" Panggil Fatih.
Setelah mendengar suara Fatih, Yasmin panik dan buru buru ingin kembali masuk ke dalam kamar mandi.
Tapi, tangannya lebih dulu di cekal oleh Fatih.
"M-mas? Mas ma-u ngapain?" Tanya Yasmin gugup.
Selama berbulan bulan dirinya selalu menahan Hawa Nafsu saat berada di dekat Yasmin. Yasmin pun juga menyadari hal itu.
"Satu kali ini saja." Ujar Fatih dengan suara bernada Bariton.
Yasmin mengangguk. Lagipula, tubuhnya juga hak suaminya.
Fatih maju dan membuat Yasmin mundur ke arah dinding.
Jantung Yasmin saat ini susah benar benar tak aman.
Fatih tiba tiba menempelkan bibirnya ke bibir istrinya. Yasmin yang syok memukul dada bidang Fatih perlahan.
Namun, Fatih tak menghiraukan. Ia menahan tengkuk Yasmin agar tak melepaskan ciuman tersebut.
Setelah selesai, Fatih melepaskan ciuman mereka.
"Bibir kamu manis sayang."
Yasmin meneguk ludahnya kasar setelah mendengar penuturan dari suaminya.
Fatih berjalan ke arah pintu dan menguncinya, lampu yang menyala juga ia matikan.
Dikarenakan ini sore hari, sedikit cahaya tetap masuk ke dalam kamarnya.
"Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa.... "
♪♪♪
Yasmin tak mengira kejadian serupa terjadi begitu cepat.
"Sakit?" Tanya Fatih sembari mendaratkan ciuman di pipi istrinya.
Yasmin menggeleng, "Enggak mas."
Tentu, Fatih mengetahui jika istrinya berbohong.
Fatih mengulurkan tangannya, berniat membantu istrinya berdiri.
"Kuat latihan padang pora?" Tanya Fatih lagi.
"InsyaAllah kuat mas."
Rambut Fatih yang basah, membuat kesan keren pada dirinya semakin bertambah.
Yasmin berdiri. Tanpa aba aba Fatih langsung menggendong dirinya.
"Mas, turunin Yasmin mas." Ujar Yasmin, Fatih hanya menggeleng dan terus saja berjalan turun ke bawah.
Saat tiba di bawah, abah Rayyan, umi Afrin, Naren, dan Arthur yang melihat rambut dirinya basah pun senyum senyum.
"Ekhem, habis ngapain nih?" Goda abah Rayyan.
"Gak ngapa ngapain bah, Fatih pamit ke gedung dulu ya. Assalamu'alaiku."
"Waalaikumsalam." Jawab mereka kompak.
Fatih berjalan keluar dari Ndalem, dan segera menuju ke arah mobilnya agar bisa cepat sampai ke gedung tujuannya.
♪♪♪
Anu, maaf ya bab ini agak laen 😭
Maafin aku maafin aku maafin aku.
Tapi, vote nya jangan lupa ya wkwkkw
Aku pamit dulu, assalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Titipan Jendral [Selesai]
Ficção Adolescentekisah seorang perempuan yang menyukai seorang Gus dari pondok pesantren. Tanpa di duga duga, seorang Gus tersebut juga diam diam menaruh perasaan kepada dirinya. apakah kisah dari mereka berdua akan berakhir bahagia? atau malah sebaliknya? ayo na...