BAB 9 Bahas pengajuan? || Titipan Jendral

170 18 1
                                    

Sebelum membaca, mari awali dengan bacaan bismillah.

بسم الله اىر حمن اىر حيم
.

.
Happy Reading
🌷
.
.
.

♪♪♪

Masa cuti Fatih telah usai.

Mau tak mau, dirinya harus kembali bertugas, begitu juga dengan Ayah Khalid.

"Sayang, mas tinggal sebentar nggak papa nggih?" Fatih mengajak istrinya yang berada di brangkar rumah sakit.

Yasmin mengangguk, "gak papa mas, Yasmin disini sama Bunda aja."

"Gak papa Bun?" Tanya Fatih.

Bunda Alara mengangguk, "gak papa Fatih, kamu berangkat sana. Nanti keburu telat, umi sama abah kamu juga tadi juga udah janji mau kesini."

Fatih merasa lega.

"Mau berangkat bareng saya atau nggak?" Tanya Ayah Khalid yang telah menunggu Fatih.

"Iya Ayah." Dengan segera, Fatih berlari ke arah ayah mertuanya.

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Ayah Khalid merangkul pundak Fatih dan berujar, "Fatih, kamu tau kan saya ini Panglima. Tugas saya berat, saya tidak bisa menjaga Yasmin terus menerus, Saya harap, kamu bisa menjaga amanah dari saya."

Fatih mendongak, menatap mertuanya yang lebih tinggi dari dirinya.

"InsyaAllah, Fatih bisa menjaga amanah dari Ayah."

♪♪♪

Fatih dan ayah Khalid telah berada di komplek Batalyon xxxx

Ayah Khalid berniat mengunjungi Batalyon tempat dirinya bertugas sebelum menjadi Panglima.

"Pagi Panglima, pagi komandan," Dirga dan Andi memberi hormat.

"Pagi juga," Balas Ayah Khalid.

Ayah Khalid memandang Fatih, "Ayah ke dalam dulu, ada yang mau di bicarakan sama Danyon."

Fatih hanya mengangguk.

Setelah Ayah Khalid hilang dari pandangan mereka bertiga, Dirga mulai melontarkan beberapa candaan.

"Gimana perasaannya setelah menikah ndan? Batalyon jadi sepi karna tidak ada komandan," Beri tahu Dirga.

Andi pun demikian.

"Oh iya ndan. Kira-kira, komandan pengajuan kapan?" Tanya Andi.

"Humairah nya saya lagi sakit, jadi belum bisa di ajak pengajuan," Tegas Fatih.

Dirga dan Andi saling pandang.

"S-sakit?" Ulang Dirga.

Fatih mengangguk. "Iya. Kemarin dia kelelahan," Ujar Fatih.

Lantaran dirinya hanya di beri izin dua hari oleh komandannya, mau tak mau ia harus kembali menjalankan tugasnya.

"Seharusnya komandan masih libur nggak sih?" Ujar Dirga.

Andi mengangguki ucapan juniornya.

"Seharusnya iya, tapi kemarin komandan bilang isinya cuma pas hari akad, makanya dikasih libur sehari."

"Sudah sudah, yang penting istrinya saya nggak sendirian disana."

Dirga tiba tiba mengingat ucapan komandannya beberapa tahun yang lalu.

"Kenapa senyum-senyum?" Tanya Fatih.

"Oh, gue tau. Pasti lo keinget ucapan komandan dulu kan?" Tebak Andi.

Dirga menjentikkan jarinya tepat di depan wajah seniornya.

"Bener, gue lagi mikirin itu."

Fatih tersenyum kikuk.

Flasback on

"Komandan kalo mau cari istri yang kaya gimana?" Tanya Dirga.

"Saya sih mau nya anak Marsekal," Jelas Fatih.

"Kalo yang paham agama?" Tanyanya lagi.

"Kalo dapet yang paham agama alhamdulillah, tapi kalo dapet yang pemahaman agamanya masih kurang itu jauh lebih MasyaAllah."

"Kenapa memangnya ndan?" Tanya Andi penasaran.

"Kalo saya dapat yang paham agama, saya nggak tau mau ngajarin dia apa lagi. Tapi, kalo saya dapatnya yang pemahaman agamanya masih kurang itu bisa saya tuntun dari awal," Jelas Fatih.

"Saya bisa ajarin dia murajaah dan lain-lain," Lanjutnya.

Dirga dan Andi ingin melanjutkan pertanyaannya.

"Apa lagi yang mau di tanyakan?" Fatih bersuara lebih dulu.

Dirga dan Andi menggeleng, "lebih tepatnya bukan ke pertanyaan."

"Lalu?"

"Kalau dapat anak Panglima bagaimana komandan?" Ujar Andi.

"Gak mungkin,"

Flashback off

Fatih mengusap tengkuknya sembari tersenyum kikuk.

"Sudah, lupakan saja."

"Iya deh, iya."

♪♪♪

Assalamu'alaikum, gimana nih sama bab ini? Seru gak, atau enggak nih.

Oh iya, aku tuh bingung mau buat adegan itunya bagaimana, sedangkan aku sendiri masih di bawah umur.

YANG PALING AKU CEMASKAN ITU BAPAK KU IKUT BACA, TAKUT KALAU DIA LAPOR KE UMI KU

*Pesan terbuka untuk Abah: kalo ketemu adegan aneh aneh di wattpad kakak jangan di laporin ke umi😭🙏🏻*

Oh iya satu lagi, vote sama komennya jangan lupa di tinggalin ya

Titipan Jendral [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang