BAB 1

351 31 5
                                    

La la la la

La la la la

La la la la

Aaaakhhh

"tolong hentikan, ini sangat sakit. Kumohon padamu untuk menghentikan ini semua"

La la la la

La la la la

"satu"

Aaaarghh

"dua"

Aaaarghh

"tiga"

Aaaarghh

"ampun, aku mohon ampun. Aku janji tidak akan lagi melakukannya"

"sssttt, jangan memohon. Itu membuat telingaku berdengung mendengarnya"

"hihihihi"

Teriakan dan raungan bahkan tawa kecil memenuhi ruangan tersebut.

Dengan lampu yang menyala remang-remang, menjadikan tempat itu sangat mengerikan bahkan darah yang berceceran dimana-mana menambah kesan akan ruangan itu.

"tenang daruma, stttt....Aku baru saja mencabut tiga kukumu dan masih ada tujuh lagi yang belum ku cabut"ucap orang itu. Ternyata sedang menyiksa pria yang di panggilnya daruma.

"aku mohon berhenti, sudah aku katakan bukan aku yang menyelundupkan barang itu"ucap frustasi daruma sambil menatap memohon pada orang yang menyiksannya.

"ckckck, daruma sayang kau pikir bisa membodohiku semudah itu"

"apa perlu aku membawa ke sini selingkuhanmu hikari agar kau mau berbicara jujur"bisik orang itu dengan sensual di telinga daruma.

"sial, berengsek akan ku bunuh kau bajingan, bitch"teriak marah daruma setelah mendengar bisikan orang tersebut.

"hahahahhaha, terus...teruskan. Aku suka suara teriakan putus asa itu"ucap orang itu kegirangan sambil tertawa merasakan kepuasan di setiap perkataan daruma.

"kau memang spikopat gila"teriak lagi daruma.

"aku suka sebutan itu untukku"ucap orang itu dengan senyum manis di wajahnya.

Daruma yang melihat senyum manis orang itu seketika merinding. Daruma tahu bahwa tak lama lagi dirinya akan mati.

Penyiksaan yang begitu kejam telah di terimanya. Dari rambutnya yang di cukur botak, wajah yang babak belur di pukul oleh bodyguard orang tersebut, badan yang penuh dengan luka sayatan dan cambukan yang begitu dalam, membuat darah yang berceceran dimana-mana, kaki yang di borgol dengan kuat sampai meninggalkan bekas luka yang dalam akibat pergerakan daruma yang berusaha untuk melepaskan diri dan tiga kuku jarinya yang baru saja di cabut orang itu, sehingga membuat daruma sangat lemah dan terguncang akan penyiksaan yang di alaminya.

"daruma ayo katakan. Siapa yang menyuruhmu untuk menyelundupkan barang itu"

"sampai mati pun aku tak akan mengatakannya padamu"

Cuihhh💦

Daruma meludah ke arah orang itu dan mengenai sepatu mahalnya membuatnya semakin menampilkan senyum menyerengainya.

"sepertinya cara lembutku kurang membuatmu untuk membuka mulut"ucap orang itu  sambil memberikan isyarat pada bodyguardnya yang sedang berdiri di sebelah pintu ruangan itu.

Tak lama dari itu, munculah seorang perempuan yang sedang memberontak dari tarikan bodyguard itu.

Wanita cantik dengan rambut ungu gelapnya, mata berwarna kuning ke emasan dan wajah yang terbilang cantik.

RED BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang