BAB 10

115 26 2
                                    


Sudah hampir seminggu lebih sasuke bahkan sakura tak melakukan komunikasi atas perintah sakura dan sudah seminggu ini juga sakura tak pernah menganggap sasuke itu ada mau saat mereka di kelas ataupun saat tak sengaja mereka bertemu di jalan.

Sasuke sadar, bila membuat sakura marah adalah sesuatu hal yang sangat bodoh bisa di lakukan sasuke, apalagi masalah dengan siswi yang bunuh diri itu.

Sasuke menyadari sebagaimana obsesi siswi itu pada diri sasuke apalagi saat  tak sengaja mereka berdua tidur bersama akibat ulah bodoh naruto yang menaruh obat perangsang dalam minumannya.

Sehingga  sasuke dan siswi itu tidur bersama di dalam hotel, itu juga kebodohan sasuke karna sifat bebas yang di anutnya sampai saat sakura melarangnya untuk pergi ke club waktu itu malah kejadian itu terjadi.

Saat kejadian itu terjadi sasuke yang terbangun paginya langsug mengancam siswi itu dengan akan membunuhnya kita kejadian ini sampai tersebar di sekolah bahkan kalau sampai sakura kekasihnya mengetahuinya.

Tapi apa daya tetap sakura mengetahuinya walau kejadian itu sudah tiga bulan berlalu. Andai saja siswi yang bernama sari itu masih hidup sekarang, mungkin sasuke akan menyiksanya sampai mati.

Sekarang sasuke sedang berada di sebuah ruangan remang-remang yang sangat menakutkan untuk orang biasa lihat dimana di depan matanya sasuke sedang menatap dingin seorang pria paru baya yang sedang menerima siksaan dengan setiap giginya yang di cabut oleh naruto dan sai.

Pria paru baya itu adalah ayah sari yang dulu menjebak sasuke sebagai supir ingin mengantar sasuke ke apartemennya namun malah membawanya ke dalam sebuah kamar hotel di mana anaknya sari yang sedang menunggu kedatangan sasuke.

Motif dari ayah sari adalah karna anaknya yang begitu mencintai sasuke dan dirinya ingin supaya anaknya bisa menjadi menantu keluarga bangsawan uchiha,  tapi sayang impian itu tak terjadi karna orang yang ingin di jebaknya adalah sasuke uchiha.

Teriakan memilukan dari ayah sari sangat memekikan telinga membuat mereka bertiga yang berada di dalam ruangan itu tak memperdulikan teriakan tersebut,

"apa semua giginya sudah kalian cabut"  tanya sasuke sambil mengisap rokoknya.

"sudah sasuke"jawab sai sambil berjalan mennghampiri sasuke.

"sekarang giliranku" dengan santai sasuke bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah ayah sari.

Sasuke mengambil sebuah gergaji listrik  yang berada di meja samping tempat ayah sari berada.

Dengan tubuh yang di ikat kuat di kedua kaki dan tangannya, membuat posisi ayah sari seperti melayang. sasuke mengarahkan gergaji listrik itu ke tangan kiri pria itu, membuat suara memilukan terdengar dari pria tersebut.

arrghhhh

"tolong hentikan ini sangat sakit" teriak ayah sari merasakan sakit yang luar biasa saat tangannya di potong.

Darah ayah sari mulai mengenai seluruh badan dan wajah sasuke. Tak ada rasa jijik atau takut saat darah itu mengenai sasuke hanya  ada tatapan datar yang di perlihatkannya.

"maafkan  aku sasuke-san, aku mengakui kesalahanku karna suka menjebakmu untuk tidur dengan anakku tapi tolong jangan siksa aku lagi bahkan anakku  sudah mati bunuh diri" ucap ayah sari dengan suara yang semakin lemah akan menyiksaan yang di alaminya.

"anak bodohmu itu, telah menyimpan foto diriku dan dirinya di hotel sehingga membuat kekasih tercintaku marah, sudah ku peringatkan untuk jangan sampai kekasihku tahu tapi sekarang kekasihku tahu dan marah padaku"sambil berjalan ke sisi satunya sasuke mulai lagi memotong tangan satunya ayah sari.

RED BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang