BAB 15

192 34 7
                                    

Hari ini cuaca tampak mendung menandakan bahwa hujan akan segera turun membasahi jepang.

Sakura yang sedang berada di ruang guru pun, mulai melihat ke arah jendela.

Dia sangat menyukai hujan, karna hujan akan menambah kesan horor dan kejam saat sakura sedang menyiksa orang atau saat sakura mengerjai konohamaru.

Ah, tiba-tiba saja sakura jadi merindukan bocah itu, sudah lama sakura tak bertemu dengannya.

Mungkin sebentar sakura bisa berkunjung di sekolah bocah itu dan bermain sedikit dengannya.

Senyum sakura semakin lemar memikirkannya tanpa menyadari ayame seorang guru seni memperhatikan sakura yang sedang tersenyum sendiri.

Tubuh ayame seketika merinding melihat senyum tak biasa yang di tunjukan sakura.

Awal mula sakura datang di sekolah ini, ayame sedikit merasa aneh dengan sifat sakura apalagi lee yang sempat menceritakan kejadian saat lee mengantar sakura di kelas 12A.

Ayame menaruh curiga, sakura bukanlah orang biasa-biasa saja. Dia pasti adalah seorang agen rahasia pikir ayame.

Tatapan ayame tidak lepas dari sakura sampai tiba-tiba saja sakura memalingkan wajahnya dan menatap ayame dengan senyumnya.

Ayame kepergok memerhatikan sakura seketika salah tingkah dan tak sengaja menjatuhkan kotak pensil yang berada di mejanya.

Semua mata mengarah ke arah ayame, mencari asal suara ribut yang di buat oleh ayame.

Dengan panik ayame membungkuk meminta maaf pada semuanya karna sudah membuat keributan.

Dengan tergesa-gesa, ayame berjalan keluar kelas sambil menunduk berjalan menuju kelas seninya.

Saat di persimpangan jalan sekolah itu tak sengaja ayame yang akan berbelok di kanan, menubruk badan seorang siswa cowok sehingga membuatnya hampir jatuh akibat tubrukan yang cukup kuat itu.

Ayame memejamkan matanya, pasrah kita tubuhnya akan menyentuh lantai tapi sebuah tangan menahan tubuh itu membuat ayame tidak merasakan sakitnya lantai tersebut.

Dengan perlahan ayame membuka matanya dan melihat wajah dekat sasuke di hadapanya.

Wajahnya seketika memerah dan jantungnya berdebar sangat kuat, dengan kikuk ayame mulai melepaskan pelukan sasuke pada dirinya sambil dengan malu-malu menselipkan rambutnya dan melihat ke arah sasuke.

Sedangkan sasuke yang melihat tingkah guru seni itu hanya bisa menaikan sebelah alisnya bingung.

"lain kali sensei haru berhati-hati saat jalan"ucap sasuke datar.

"ah, ia. Makasih sasuke-san" dengan terbata-bata ayame berkata pada sasuke.

"kalo begitu saya permisi dulu sensei"pamit sasuke sambil kembali berjalan meninggalkan ayame sendirian di sana.

Ayame menyentuh jantungnya yang masih berdetak dengan kuat sambil menatap kepergian sasuke.

Hari semakin hari berlalu dan ayame semakin di buat berdebar dengan muridnya itu sasuke.

Pertemuan keduanya semakin sering terjadi entah saat di jalan, di kantin dan bahkan di taman kecil sekolah membuat hubungan keduanya semakin dekat menurut ayame.

Ayame bahkan jadi sering memberikan bekal ataupun cemilan pada sasuke, dengan alasan bahwa dia berterima kasih atas kebaikan sasuke yang sering menolongnya, memindahkan alat musik atau bahkan buku pelajaran yang di bawakan.

Sakura hanya diam memperhatikan ayame dari bangku kantin sedang memberikan bekal pada sasuke, yang mendapat tatapan sinis dari para siswi yang berada di sana.

RED BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang