Inikah alasanmu?

187 9 0
                                    

|
|
|
|

Alex menyandarkan tumbuhnya di sofa kemudian membuka ponsel miliknya. Dia tersenyum melihat isi chat di ponselnya.

"Ohm"

"Ya?"

"Lo baik-baik aja kan?"
"Gue ke rumah lo ya"

"Gue baik-baik aja kok"
"Lo gak perlu ke sini"

"Lo yakin?"

"Mn.." 

  "Okh, kalo ada apa-apa
Kabarin gue aja ya"

"Okh"


 
A

lex tersenyum menatap layar handphonenya. Kini arah padangan mata nya beralih menatap satu ruangan yang terbuka sedikit.

"Sebisa mungkin kau harus menghabisi cucunya yang bernama ohm itu"ujar daddy alex  tersenyum miring. Sesaat  setelahnya  terdengarlah gebrakan dari sang anak.

"Hah! Jadi selama ini daddy yang udah nyakitin ohm?!"ucap alex meninggi menatap ayahnya nyalang.

"Ya memang daddy" balas sang ayah.

"Daddy tega banget, nyelakain ohm. Apa salah dia dad?! Apa salah nya!"teriak alex dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kau bertanya apa salahnya? Jelas jelas dia yang sudah membuat Mommy mu pergi! Dia yang sudah membuat daddy kehilangan mommy mu"

"Kehilangan? Pergi? Itu semua akal akalan daddy aja. Jelas-jelas mommy pergi itu gara gara daddy pergi ninggalin mommy sendiri dan milih selingkuh sama cewek lain. Ini semua  gak ada hubungan nya sama ohm. Dan terkait Kakek ohm, kakeknya lah yang menolong mommy waktu itu, ini semua gk ada hubunganya dengan mereka dad!" Balas alex terisak menatap ayahnya kecewa.

"Diam kamu! Kau tak mengerti perasaan daddy"

"Ikat dia!, dan bunuh ohm"pintanya melirik anak buah di samping nya.

"Gak! Lepasin, dad alex mohon jangan sakiti  ohm" serunya mencoba lepas dari dua anak buah ayah nya.

"Dad alex mohon dad, jangan bunuh ohm dia gak.."serunya terpotong ketika obat bius berhasil membuatnya pingsan.

Uhukkk..uhukkk..uhukk

Lagi-lagi ohm harus bolak balik, berjalan ke arah toilet. Rasa sakit di dadanya lagi dan lagi menyerangnya, tak luput dari hidung dan mulut yang mengelurakan darah. Dengan cepat ohm mengambil obat yang di berikan dokter. Obat itu bisa membantunya mengurangi rasa sakit, walaupun tak sepenuhnya.

"Pah..dad, maafin ohm. Tapi ini sakit"gumamnya melihat dirinya sendiri di dalam cermin. Wajahnya pucat diselingi senyuman dengan sedikit bercak darah di mulutnya dan juga hidungnya . Tiba-tiba terdengar jika ponsel nya berbunyi. Tertera nama Papah di layar. Ohm mencoba mengatur nafasnya dan mengangkat telpon.

"Hallo pah"

"Hallo anak kesayangan papah, sehat kamu nak"

"Mn.. sehat kok pah"

"Beneran, gak bohongkan sama papah"

"Iya pah, ngapain juga ohm bohong"

"Syukur deh kalo gitu, besok papa kirimin makanan ya buat kamu. Mau papa masakin apa? Maaf ya papa gak bisa jenguk kamu. Daddy gak bolehin papa buat ketemu sama kamu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My enemy my first love [Ohmnanon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang