bab 4. terungkap 1

372 38 21
                                    



"Maaf semuanya aku harus pulang" ucap afan gugup

"Eitss" rehan menghalangi afan, "mau kemana" tanya rehan remeh

"Pu...pulang" ucap afan gugup dan menunduk

"Mau pulang dia hahaha" tawa mereka semua ditengah afan yang semakin gugup dan pasrah dengan apa yang akan terjadi

Gibran yang tak sengaja lewat, melihat kejadian yang menimpa afan

"Hah kenapa tuh" ucapnya dari kejauhan, Gibran berencana menguping di balik pohon yang tak jauh dari sana

"Apa ini" ucap Kevin lalu mengambil batagor yang afan beli tadi

"Jangan Kevin aku mohon" ucap afan berusaha mengambil batagor itu

"Heh Lo mau kalau mau ambil, nih kalau bisa" ucap Kevin melempar batagor itu kejenny, afan mengejar nya

Dan jenny mengoper batagor itu ke rehan, lalu rehan melempar nya ke Clarissa "hahahhaah" tawa mereka melihat afan

"Gila ini mah pembullyan" ucap Gibran yang menguping dan mengintip orang orang itu, ia masih belum bisa melihat dengan jelas wajah korban yang dibully

Saat batagor kembali ke Kevin afan masih berusaha menjangkau nya namun tak bisa, "pegang dia" perintah Kevin, dengan sigap rehan dan jenny memegang kedua tangan afan

Afan hanya pasrah ia tau, ia tidak akan lolos jika sudah berurusan dengan orang yang dihadapannya ini

Kevin membuka bungkusan batagor yang afan beli tadi, ia berjalan mendekat kearah afan lalu menumpahkan batagor itu ke kepala afan

Gibran yang melihat itu kaget baru kali ini ia melihat bullying secara nyata didepan matanya

Kini orang orang itu jelas Gibran lihat, Gibran semakin kaget ketika melihat afan "kenapa wajah nya mirip dengan gua" tanya Gibran

Gibran mengambil handphone nya lalu mengezoom wajah afan dan memotret nya

"Duh gimana nih gua tolongin gak ya" ucap nya ragu

"Hah gua ada ide"

Niuu niuu niuu ( anggap aja lah serine polisi😅) sirine polisi terdengar membuat Kevin dan teman teman nya kabur

"Yahhh kabur payah lu" ledek Gibran dari jauh

Gibran masih setia memperhatikan afan yang sudah tinggal seorang diri disana

"Gua harus bersihin ini dulu, baru pulang" ucap afan sedih

Gibran yang melihat afan pergi pun membuat nya memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan wajah afan masih terbayang bayang olehnya

"Kenapa dia bisa mirip dengan gua ya" ucap Gibran sendiri

"Gua harus cerita ke bang Rasya mungkin dia tau" ucap Gibran lalu pergi pulang kerumah nya

......


Afan kini sudah berada didepan pintu rumahnya, ia begitu takut membuka pintu itu

Namun ia berusaha mengumpulkan keberaniannya dan membuka pintu itu perlahan

Dan benar ketakutan nya terjadi Noah telah menunggu nya didepan pintu rumah"mana batagor gua" tanya Noah

Afan hanya diam menunduk ia bingung harus menjelaskan nya seperti apa

"Jawab" bentak Noah

"Maaf bang batagornya jatuh" ucap afan bohong, walau Noah tau ia dibully disekolah ia tetap tidak mau Noah tau kalau ia juga dibully diluar sekolah

"Apa Lo bilang" ucap Noah marah

Noah mencekam tangan afan dengan kuat "bang sakit" keluh afan,  "ikut gua" Noah menarik afan dengan kuat dan melempar afan ketika tiba disebuah gudang yang gelap

"Ini hukuman karena Lo udah jatuhin batagor gua" Noah menutup pintu kasar

Afan berdiri menggedor gedor pintu "bang buka bang disini gelap" teriak afan takut

"Bang pliss maafin afan" ucapnya

Dor dor dor

"Bang buka pliss" afan merosot kebawah bersandar di dekat pintu

"Pliss buka disini gelap afan takut" ucapnya menutup wajah nya dengan menunduk dan memeluk lutut nya

"Hikss...hiksss" tangis afan saat itu tanpa ada yang peduli

........

Gibran masuk kekamar Rasya "bang" panggil Gibran

"Apa" tanya Rasya

"Tadi gua ketaman gua ketemu sama orang yang mirip banget dengan gua" ucap Gibran

Rasya yang sedang mengetik laptop terhenti, dan serius menghadap Gibran "Lo serius"

Gibran mengangguk dan menengokan foto yang ia ambil tadi, "wah fiks ini mirip banget woi lah" ucap rasya kaget

"Bang apa ini ada sangkut pautnya dengan mimpi gua" tanya Gibran

"Gua curiga dia saudara kembar Lo gib" ucap Rasya

"Ngaur Lo bang gua mana ada kembaran" ucap Gibran

"Bran ingat kita ini bukan anak kandung papa dan mama,bisa jadi itu salah satu keluarga kandung Lo" ucap Rasya

"Wah kalau bener gak bisa dibiarkan sih bang" ucap Gibran yang mengingat afan dibully tadi

"Maksud nya" tanya Rasya

"Gua tadi ngeliat dia dibully" ucap Gibran membuat Rasya pun tak habis pikir

"Saran gua Lo ambil rambut nya lalu kita bakal Adain tes DNA diam diam " ucap Rasya

"Ide bagus bang...tapi kita ada masalah berikut nya"

"Apa"

"Kan kita gak tau rumah nya" ucap Gibran dengan polos nya

"Lo tenang aja Lo lupa kita punya si jenius Irsyad" ucap Rasya dengan pedenya

"Oiya okedeh besok kita bahas dengan semuanya" ucap Gibran

"Iya sekarang Lo tidur gih udah malam" ucap Rasya

Gibran menurut dan kembali kekamarnya

"Kalau benar dia kembaran Lo gib, berarti kita harus lindungi dia juga, karena saudara Lo adalah saudara kami" batin Rasya





Bersambung

Twins (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang