bab 27. surat gibran

254 36 11
                                    


Maxim yang baru saja pulang kerja memilih untuk masuk, namun ia melihat sebuah kertas didekat pintu rumahnya

"Apa ini" Maxim mengambil surat itu dan membukanya

'afan ini gua Gibran,
Gua khawatir dengan Lo
Jadi gua kerumah Lo
Tapi gak ada yang buka pintunya

Lo pasti udah tidur
Gua mencari kamar Lo,
Tapi gua bingung

Untung gua nemuin kertas ini
Ditempat sampah
Gua cuman mau Lo tau
Gua selalu khawatir dengan Lo
Jadi gua harap Lo akan selalu cerita
Ke gua....ingat kita saudara
Saudara yang akan selalu terikat

From: gibran'

Maxim tersenyum sinis setelah membaca surat itu "saudara ya" ucapnya

"Gibran" ucap Maxim melihat surat itu. "Hahahaha" tawa licik Maxim keluar

Belum sempat masuk kerumah notif hp Maxim membuat Maxim membuka via chat

Nomor misterius mengirim satu buah foto yang membuat Maxim begitu antusias

Nomor misterius mengirim satu buah foto yang membuat Maxim begitu antusias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'ini pemuda yang anda suruh saya cari informasi nya'

'bagus lanjutkan tugas kamu' Maxim

'dia merupakan anak dari seorang pengusaha bernama fatir'

'fatir ??.... Terus cari tau tentang dia' Maxim

Maxim meletakkan kembali handphone nya di saku jas nya, senyuman Maxim tercipta sangat luas

Ia masuk dan membuka pintu ruangan kerja dirumah nya dengan sangat antusias

"Selangkah lagi.. kehancuran mu Miko"

"Selangkah lagi dendam saya akan terbalaskan" ucapnya sangat antusias

"HAHAHAHA" ia meletakkan kedua tangan dimeja kerjanya, pandangan nya terfokus pada satu buah foto

"Bentar lagi sayang... Semuanya akan terbalaskan"

.................

Afan masih memikirkan tawaran dari saudara saudara Gibran untuk ia tinggal bersama mereka, afan merasa tidak pantas untuk tinggal disana ia takut jika akan mengubah suasana rumah Gibran

"Maaf gib.. aku cuman gak mau kamu repot karena aku"

Afan berjalan dan tak sengaja melewati ruangan Maxim, ia melihat Maxim yang begitu bersemangat dan tertawa seperti orang gila

"Papa kenapa" ucapnya kecil

Ia memutuskan untuk menguping semua pembicaraan dari Maxim

"Sayang... Dendam kita akan terbalaskan" ucap Maxim pada sebuah foto. Afan masih tetap setia untuk mendengarkan Maxim

"Sebentar lagi dia akan merasakan kehancuran dan kehilangan seperti kita sayang" ucap Maxim

"Kehancuran siapa" monolog afan kecil

"Afan" panggil Noah membuat afan kaget, Maxim yang didalam ruangan pun mendengar suara Noah dan segera keluar

"Ngapain anda disini" ucap Maxim tegas

"Maaf pa tadi aku.."

"Masuk kekamar kamu" ucap Maxim memotong ucapan afan

"Lo gak dengar papa suruh apa,....masuk" ucap Noah sedikit teriak

Mau tak mau afan menuruti permintaan dua orang dihadapan nya ini

"Untung ada kamu Noah" ucap Maxim yang lega

"Lagian papa tumben gak kunci pintu" ucap Noah

"Dan kenapa papa kaya lega gitu aku mergokin afan" tanya Noah bertubi tubi

"Sudah ini bukan urusan kamu...lebih baik kamu masuk kamar besok kan harus sekolah" ucap Maxim yang langsung dilaksanakan Noah

"Hampir saja.....seterusnya saya harus hati hati" batin Maxim

..................

"Vin gua udah dapat info soal kembaran afan" ucap rehan

"Lo serius"

" Iya jadi dia itu murid Nusa bangsa" ucap rehan

"Nusa bangsa musuh sekolah kita" tanya jenny

"Yes" rehan membenarkan

"Lo mau apa Vin" tanya Clarissa saat melihat Kevin mulai senyum senyum gak jelas

"Gua butuh bantuan Lo pada"

.......................

Gibran yang baru pulang sekolah memutuskan menunggu Rasya di halte sekolah

"Bang Rasya lama banget sumpah" keluhnya

Tak lama tiba tiba seseorang menutup mulut Gibran dengan kain yang sudah dikasih obat tidur. Gibran yang terhirup pun tak sadarkan diri

Gibran dimasukkan kesebuah mobil dan dibawa kabur oleh orang tadi

Rasya yang baru saja tiba di halte tak melihat Gibran sama sekali

"Gib" panggil Rasya

"Gibran" panggilnya lagi

Rasya melihat seorang gadis yang juga berada di pojokan, rasya memutuskan untuk menghampiri gadis tersebut

"Maaf mbak ada lihat orang ini gak" Rasya menunjukkan foto Gibran
Namun gadis itu hanya menggeleng

"Oo yaudah makasih ya mbak" ucap Rasya. Kini Rasya sudah diselimuti rasa khawatir

"Apa Gibran sama Naura" Rasya pun menelpon Naura

"Apa sya" tanya Naura disebrang telpon

"Nau Lo sama Gibran gak"

"Kagak gua sama Adara dan Irsyad" ucap Naura

"Kenapa sya"

"Nau Gibran hilang" ucap Rasya

"Sya tenang mungkin aja Gibran sedang berada di tempat Al atau mungkin sama afan kan" ucap Naura yang menenangkan rasya

"Udah Lo gak usah khawatir Gibran pasti baik baik saja" ucap Naura

"Iya juga ya nau...lagian siapa juga yang niat jahat ke dia" ucap Rasya sedikit lega karena Naura

"Mending  Lo pulang deh kan mama dan papa lagi ada tugas diluar kota" ucap Naura mengingat kan Rasya agar Rasya menjaga rumah

"Yaudah deh" ucap rasya mematikan telepon. Rasya pun masuk kembali ke mobil dan menancapkan gas untuk segera pulang kerumah

...........

Gibran yang baru saja sadar kaget melihat ia sudah terikat disebuah kursi dengan keadaan kakinya juga terikat

"Gua dimana" ucapnya melihat sekeliling yang begitu berantakan

"Bang Rasya" panggil Gibran

"Kak Naura"

"Kak Adara...bang Irsyad.. kalian dimana "panggil Gibran berusaha untuk melepas ikatan ditangan nya

"Afan" panggil Gibran

"BERISIK !!"

Gibtan terdiam dan melihat beberapa orang masuk dan mendekat kearahnya

"Kalian..."

Bersambung

Twins (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang