bab 30

340 39 9
                                    




Sesampainya dirumah dengan keadaan Gibran digendong Rasya membuat afan, Naura dan Adara panik dan ikut menyusul Rasya kedalam kamar Gibran

"Duh ini Gibran kenapa" ucap Adara frustasi

"Kok dibawa pulang sih harusnya kerumah sakit" ucap Naura tak kalah khawatir

"Udah dibujuk tadi anaknya yang gak mau" ucap Irsyad

"Afan" panggil Gibran lemah dengan mata yang tertutup. Afan mendekati Gibran, Naura memutuskan untuk mengambil p3k untuk mengobati luka luka Gibran

"Iya aku disini" ucap afan memegang erat tangan Gibran, entah karena ikatan batin sungguh Gibran merasa lebih tenang dari yang sebelumnya, rasa sakitnya seperti berkurang Gibran membuka matanya pelan melihat afan dengan tatapan yang tak bisa diartikan, pegangan afan yang erat tadi ditambah eratkan pula oleh Gibran

"Gib kamu sadar" ucap afan membuat semua orang diruangan merasa senang dan mendekat ke mereka

Gibran memandangi afan, afan merasakan dari sorot mata Gibran banyak hal yang sudah terjadi pada saudara kembar nya ini, ia berpikir separah ini kah Kevin dan teman temannya melakukan kekerasan, tapi kenapa Gibran, salah nya apa? Isi pikiran afan berputar putar sungguh banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan

"Fan Lo jangan pergi gua butuh Lo" ucap Gibran mengerat kan pegangannya pada afan, afan juga memegang tangan Gibran dengan tangan satunya menatap afan meyakini afan bahwa ia tak kan pergi

"Lo tidur disini ya bareng gua" ucap Gibran memohon, sungguh afan ingin menolak karena ia takut akan kena marah oleh papa nya dan Noah, namun ia juga tak tega meninggalkan saudara kembarnya dalam kondisi separah ini. Ia juga ingin berada didekat saudara nya ini memantau kesehatan nya terutama mental Gibran

"Iya aku tinggal disini sampai kamu sembuh ya" ucap afan mengelus surai rambut saudara kembarnya

Naura tiba dengan kotak p3k, membuat afan hendak bergeser namun Gibran tak ingin melepas genggaman tangan afan "gib lepas ya kak nau mau obatin kamu dulu" bujuk afan. Gibran menggeleng menolak ia takut bahwa afan akan pergi darinya, entah kenapa kini ia bersikap kekanak Kanakan,

"Gib kasih ruang kak Naura buat obatin kamu ya"ucap afan lembut

"Janji akan kembali" ucap Gibran sedikit manja, afan mengangguk kemudian mereka semua keluar meninggalkan Naura dan Gibran berdua didalam kamar itu

"Bisa ya sekarang bikin cemas kakak" ucap Naura sambil memasangkan obat ketubuh Gibran, Naura awalnya kaget begitu banyak memar ditubuh adiknya ini, jujur Naura sangat marah dengan orang yang sudah membuat adiknya seperti ini, namun ia menahan nya agar Gibran tak merasa terganggu saat diobati

"Maaf kak" ucap Gibran, Naura mengelus surai rambut Gibran ia tau kini Gibran kembali ke mode bayi alias manjanya, jujur ini adalah salah satu sifat Gibran yang sangat mereka semua sukai karena saat ini lah mereka dapat merasakan sisi imut Gibran

"Adek gak salah. Kakak yang salah lalai jaga adek" jelas Naura pelan memegang tangan Gibran yang sedikit ada memar itu

"Makasih kak nau Gibran beruntung banget punya saudara kaya kalian" ucap gibran dengan sangat antusiasnya, tak dapat menahan gemasnya Gibran Naura pun mencubit pipi Gibran, membuat Gibran kesal "is Kakak sakit tau" ucapnya cemberut

"Ululu yaudah kakak keluar ya" ucap Naura

"Kak panggil afan" ucap Gibran

"Iye dasar bucin sama saudara sendiri" sindir Naura

"Biarin iri bilang" ucap Gibran dengan nada ngeselin. Naura sungguh diuji kesabaran nya dengan tingkah adiknya ini, bisa bisanya dalam keadaan babak belut gini adiknya masih jail mengejeknya

Twins (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang