bab 6. misi gagal

295 29 12
                                    







Di jam terakhir mereka pun mendapatkan izin untuk pulang lebih awal, sesuai rencana Rasya juga sudah meminta izin kepada orang tuanya dengan alasan lomba

Mereka sudah tiba di SMA abdi bangsa, "ini SMA nya" tanya Gibran
"Iya" ucap Rasya

"Kita lewat jalan belakang aja" ajak Al yang diikuti semua orang, mereka melihat pagar yang tidak terlalu tinggi

"Jadi kita manjat nih" tanya Naura

"No bukan kita tapi kami para cowok aja" ucap Irsyad

"Tugas Lo dan Adara mantau keadaan dari luar kalau ada yang mencurigakan Lo hubungi kita paham" jelas Al

"Oke, paham" jawab Adara

Para cowok pun memanjat pagar sekolah abdi bangsa

"Huff akhirnya" ucap Gibran lega saat mengetahui dirinya dan Abang Abang nya berhasil melewati pagar itu

"Okey sekarang tugas kita adalah mencari orang yang mirip dengan Gibran" ucap Irsyad memimpin

.......

Afan yang baru saja dari perpus berjalan menuju taman belakang sekolah, tujuan nya untuk mendapatkan ketenangan

"Walau sebentar tapi ini berharga" ucapnya karena ia tau para pembully nya ataupun abangnya sendiri akan berusaha mencarinya untuk disiksa

"Eitss" ucap Irsyad yang memberhentikan semua orang

"Apaan sih bang" ucap Gibran kesal

"Gib itu elo" ucap Irsyad yang spontan karena kemiripan antara afan dan Gibran

Rasya, dan Al melihat arah tunjuk irsyad pun tercengang "bener bener mirip coy" kaget Al, Rasya mengangguk

"Eh sembunyi sembunyi" ucap Gibran menarik tiga manusia yang lebih dewasa dari nya kebelakang pohon

"Kita awasi dia dari sini aja ya" bisik Gibran

"Tapi kan misi kita mengambil rambut anak itu" ucap Al

"Udah perhatiin aja dulu" ucap Gibran mulai kesal

"Tau tinggal nurut doang" ucap Rasya

Afan tidak sadar dirinya tengah diawasi, ia membaca bukunya dengan teliti, berusaha memahami materi yang diajarkan

Tiba tiba ada yang menarik bukunya afan.  gibran dan Abang Abang nya yang melihat dari jauh kaget dengan perlakuan orang itu

Afan Melihat keatas "bang Noah" ucap afan bergetar.  "Ngapain Lo disini" tanya Noah dengan nada ketus

"Itu bang aku cuman mau mahami materi" ucap afan takut

"Eh Lo nanti jangan lupa bawa tas gua pulang ngerti" ucap Noah dengan nada perintah, afan mengangguk, Noah melempar buku itu kedepam wajah afan dan pergi

"Gila tuh orang" ucap Irsyad yang memperhatikan kejadian itu. "Tau kasar banget ngerasa keren kali dia" ucap Al, "eh kita punya misi ingat jangan ghibah" ucap Rasya mengingat kan

Gibran diam saja memperhatikan kembarannya itu, rasa sedih kini ia rasakan ia sedih ketika melihat kembarannya diperlakukan seperti itu

Tak lama bel sekolah bunyi afan berdiri dan ingin kembali kekelas namun langkah nya terhenti ketika dihadapan nya ada Kevin dan teman temannya

Afan terhenti ia tertunduk kali ini ia pasrah dengan apa yang akan diperbuat oleh orang orang dihadapan nya

"Heh anak buangan!!  Lo ya kita cariin ternyata disini" ucap jenny

"Tauu ngilang Mulu" ucap Clarissa

"Maaf" ucap afan

"Hemmm....gua pengen main main deh dengan Lo" ucap kevin dihadapan afan, afan semakin takut

"Guyss gudang disana kosong gak sih" ucap rehan

"Banget" ucap jenny semangat

"Bawa dia" afan diseret paksa ia juga sudah berusaha memberontak namun gagal jumlah Kevin dan teman temannya lebih banyak dari dia

Mereka memasukkan afan kedalam gudang dan mengunci nya

"Bye anak buangan" ucap jenny

"Tolong" teriak afan

"Pliss buka" teriak nya lagi

"Hahahaahah" tawa mereka semua

"Bye jangan lupa berteman dengan tikus ya" teriak mereka serentak dan pergi

Gibran dan Abang Abang nya yang melihat itu merasa geram "pliss gila banget anak anak disini" ucap Rasya kesal

Rasya tak tahan begitupun dengan Al mereka langsung berlari ke gudang itu dan mendobrak pintu gudang itu. Ntah kenapa mereka merasa kesal dengan hal ini

Gibran pun merasakan hal yang sama tapi kali ini ia tak bisaa apa apa, ia belum siap muncul dihadapan orang yang mirip dengan nya sebelum mendapatkan kepastian tentang hubungan darah mereka

Irsyad yang melihat itu memilih untuk menemani Gibran didekat pohon

Akhirnya gudang itu berhasil terbuka melihatkan afan yang sudah tertunduk takut dan menangis

Keduanya menghampiri afan "dek kamu gak papakan" tanya mereka serentak dan langsung memeluk afan

"Gua gak tau tapi ketika melihat Lo sama kaya pertama kali gua ngeliat Gibran, gua ingin melindungi kalian" batin Al

"Padahal Lo belum Pasti saudara Gibran tapi kenapa rasa sayang gua ke Lo bisa sama besar dengan Gibran bahkan ini pertama kali kita bertemu"batin Rasya

Afan merasa hangat sekali mendapatkan pelukan itu

"Its okey semua aman Lo tenang ya" ucap Al menenangkan

"Iya udah aman" ucap Rasya

Afan melepas pelukan mereka"makasih ya kalau gak ada kalian mungkin aku bakal terkurung disini lebih lama" ucap afan

Rasya dan Al mengelus bagian pipi dan surai rambut afan

"Maaf bang afan ke kelas dulu ya" ucap afan pamit

Al dan rasya mengangguk, kemudian mereka kembali ketempat persembunyian namun tak melihat Gibran dan Irsyad

"Gibran" panggil Al mulai khawatir

"Gibran, Irsyad kalian Dimana" panggil Rasya yang mulai khawatir

"Disini" ucap Gibran yang baru datang bersamaa dengan Irsyad

"Yaudah mending pulang yuk" ajak Gibran

"Tapi misi kita" ucap Al tapi tak direspon melainkan tangan nya ditarik oleh Gibran untuk segera keluar dari kawasan sekolah itu

"Huh akhirnya kita keluar juga" ucap Irsyad lega

"Tapi kita gagal" ucap Rasya sedih

"Iya kita gak dapat rambutnya" ucap Al juga sedih

"Lah gak dapat" tanya Naura

Mereka hanya menggeleng


Bersambung

Twins (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang