Pagi nya disekolah Gibran mengumpulkan semua saudara nya dikantin sekolah
"Ada apa sih Lo ngajak ngumpul gini" ucap Irsyad kesel
"Tau jelas kami mau buat tuu...gas" ucap Adara terpotong karena di cubit Irsyad .."syuttt" peringat Irsyad
"Apa Lo jadi punya tugas tapi gak dibuat" ucap Naura tidak menyangka
"Lo kira hebat gitu iya" ucap Rasya tegas
"Ya maap sya gua ketiduran kemarin" ucap Irsyad jujur
"Udah udah sekarang kita bukan bahas itu, kita mau bahas satu hal yang penting"ucap Gibran menyela
"Apa" tanya Naura
Gibran dan Rasya saling tatapan, dan Rasya mengangguk sebagai kode untuk Gibran boleh memulai
"Jadi guyss" ucap Gibran
"Heyy teman teman" ucap Al yang datang tiba tiba
"Astaghfirullah" kaget Adara
"Al lu datang datang teriak teriak ngajak ribut lu" ucap Naura memberi ancang ancang bertinju
"Eits udah udah nau udah" ucap Rasya
"Ya habisnya gua erosi dibuatnya" ucap Naura
"Emosi mbak emosi" ucap Irsyad membenarkan
"Nah iya itu"
"Hehehe maap" kekeh Al
"Iiis ini kapan sih gua bisa cerita nya" ucap Gibran merajuk
"Eh iya lu mau cerita ya" ucap Naura menyadari
"Cerita apa" tanya Al
"No ini urusan keluarga orang asing dilarang ikut" ucap Gibran dengan tangan ✋ untuk memberi tanda tidak boleh
"Lah sya gua dibilang orang asing" adu Al pada Rasya
"Ye emang orang asing kan gua gak kenal" ucap Gibran
Dengan gercep Al langsung mengambil tangan Gibran "oke gua Al, gua teman sekelas Abang Lo dan juga kakak Lo, gua juga udah kenal dengan Irsyad dan Adara, salam kenal ya" ucap Al
"Gibran" ucap Gibran. Mereka masih pada posisi berkenalan dengan tangan yang bersalaman
"Perasaan apa ini" batin Al. "Kenapa gua nyaman banget dengan tangan kecil ini" al menatap mata Gibran
"Jujur tangan bang Al sehangat tangan bang Rasya dan bang Irsyad, tapi... Ini lebih hangat...gua nyaman" batin Gibran
Rasya dan Irsyad yang melihat itu merasa cemburu dengan interaksi itu bagaimana pun juga Gibran itu adik mereka bukan Al
"Eeh udah nyaman bener tuh tangan" ucap Rasya langsung melepas pegangan tangan mereka
"Tau dah Al Lo kalau mau gabung langsung duduk, dengerin adik gua ngomong tuh" ucap Irsyad sedikit blak blakan
Al langsung duduk disini mereka mulai mendengarkan cerita nya Gibran
"Jadi kemarin gua ngeliat orang yang mirip banget dengan gua" ucap Gibran
"What, Lo serius" ucap heboh Adara
"Dimana" tanya Naura
"Taman" jawab singkat Gibran
"Jadi urusan kita apa" tanya Irsyad dengan Al serentak
"Jadi, kemungkinan anak yang mirip Gibran itu kembaran Gibran" ucap Rasya dengan jujur
"Lah gimana konsepnya" ucap Naura merasa aneh
"Gini ya kita kan bukan anak kandung papa Fatir dan ada kemungkinan kalau kita atau Gibran punya keluarga kandung dan Gibran melihat orang yang mirip dengan nya" ucap Rasya
"Dan Gibran yakin itu saudara kembarnya gitu" sambung Al
Gibran mengangguk, "yaudah sih terus kenapa Lo mau kita nyelidiki anak itu" ucap Irsyad
"Karena gua harus mastiin dan jika bener gua gak bakal biarin dia dibully lagi" ucap Gibran jujur
"Dia dibully" tanya Adara dan naura tak percaya
"Gila sih kalau sampe dia benar saudara kandung Lo, pasti Lo marah banget sama yang bully dia" ucap Al
"Pasti bang" ucap Gibran
"Yaudah jadi Lo mau apa sekarang" tanya Irsyad
"Jadi Gibran minta Lo nyelidiki anak itu syad" ucap Rasya
"Lo ada sesuatu gitu tentang anak itu" tanya Irsyad pada Gibran
"Ya enggak sih, tapi kemarin gua stalking sosmed nya dan juga para pembully nya" ucap Gibran
Irsyad dan yang lainnya berkumpul lihat sosmed orang orang yang tadi mereka bicarakan
"Kaya nya ini pakaian SMA abdi bangsa gak sih" tebak Al
"Iya lagi ini mah SMA songong itu" ucap Naura kesal
"Nau gak boleh gitu" ucap Rasya dengan lembut
"Maap" kekeh Naura
"Serius abdi bangsa?" Tanya Gibran
"Kemungkinan gib, gini aja deh gimana jam terakhir kita ambil izin terus pergi kesana" saran Irsyad
"Emang boleh" tanya Gibran
"Ya kita izin lah gib" ucap Naura
"Gua setuju untuk mama dan papa biar gua yang ngomong dengan mereka" ucap Rasya
Semua saudaranya mengangguk yang berarti setuju "eh gua ikut boleh" ucap Al
"Boleh" ucap Gibran spontan, Al tersenyum mendapatkan izin dari Gibran, Rasya dan Irsyad memperlihatkan muka mereka yang kesal dengan Al
"Dah yuk masuk kelas" Rasya dan Irsyad langsung menarik Gibran menjauh dari Al
"Lah dadakan banget cuy" ucap Adara
"Yuk dar" Naura merangkul Adara dan mengajaknya pergi
"Sumpah gua gak tau kenapa tiba tiba gua tertarik membantu Gibran mencari tau soal ini" batin Al
.........
"Afann..." Panggil Noah saat melihat afan di koridor sekolah
"Iya bang" ucap afan pada Noah
"Lo pulang dengan gua" ucap Noah lalu pergi. Afan sebenarnya ingin menolak karena ia takut jika sudah pulang dengan Noah pasti Noah akan melakukan sesuatu padanya
"Ya Allah semoga dugaan aku salah"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (End✓)
Teen Fictionsaudara kembar itu akan selalu terikat satu sama lain jadi jangan pernah berfikir kita berbeda✨