05. Sebuah Nama yang Membongkar Rahasia.

1 1 0
                                    

Taman kecil itu memang minimalis, namun penuh dengan bunga-bunga berwarna cerah yang menawan. Bunga-bunga itu ditata rapi di sepanjang jalan setapak yang terbuat dari batu bata merah. Di tengah taman, terdapat dua pasang ayunan yang tergoyang pelan, seakan menyapa Helen dan Rama untuk mendekat.

Rama dan Helen mendekati ayunan itu dan duduk di sana.
Rama membuka topik dengan bahasan yang sederhana, "Bagaimana harimu hari ini?"

Helen tersenyum tipis, "Hanya bermain laptop, berselancar sosial media, dan begitu sampai sore. Namun karna bosan aku jalan-jalan sebentar keliling komplek."

Rama mengangguk dengan matanya yang tak lepas dari wajah Helen. Rambut gadis itu yang berkibar terlihat indah, menebarkan harum lembut.

"Kalau kamu?"

Rama terdiam sejenak. Ia bingung harus menjawab apa. "Menghabiskan waktu dengan bersantay di kamar sembari memikirkan gadis yyang kutemui di pantai.

"Siapa gadis itu?" tanya Helen, menatap Rama dalam.

"Kamu." jawab Rama cepat.

Helen bersemu. Ia memalingkan wajah, diam-diam menghela nafas dalam. Rasanya ingin sekali ia menjerit, menceritakan bagaimana ia seharian ini memikirkan Rama. Namun Helen juga tidak boleh terlihat menyukai pria itu. "Kenapa kamu memikirkan aku?"

"Mungkin rindu.."

Helen melebarkan senyum, masih enggan membalas tatapan Rama. Ia terlihat gerogi dan tak nyaman di bawah tatapan pria itu. "Ngomong-ngomong nama panjang kamu siapa?" tanyanya mengalihkan topik.

Rama tersenyum, "Nama panjangku Rama Dhana."

Helen terdiam sejenak, "Rama Dhana ..." Ia mengulang nama itu pelan, seakan ingin mengukirnya dalam ingatan.

Rama Dhana, pria berpenampilan berandalan dengan senyum hangat itu kini duduk di sampingnya. Seseorang yang ia pikir menyeramkan, mampu menarik rasa ingin taunya sampai sejauh ini.

"Rama Dhana," Helen mengulang nama itu sekali lagi, kali ini dengan senyum yang lebih lebar.

Rama tersenyum, merasa bingung dengan perasaan yang ia rasakan. Ia merasakan kehangatan yang memenuhi rongga dada, sebuah perasaan yang menyenangkan, namun tak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Ya, Rama Dhana," jawab Rama, matanya menatap Helen. "Nama pemberian dari orang tuaku."

Helen memberanikan diri menatap Rama tepat di matanya. Entah karena apa, ia merasa pertemuan kedua kalinya ini berbeda. Seperti ada Rasa yang sulit dijelaskan.

...

Semoga kelanjutan cerita ini lebih menarik dan membuat Anda penasaran! 😊

See you

Ombak Rindu dan Janji Terakhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang