06. Penyakit Helen.

1 1 0
                                    

Cahaya senja yang lembut menyapa kafe bergaya Eropa itu, menyelimuti ruangan dengan nuansa romantis. Dinding bata ekspos berwarna krem yang lembut, lantai kayu cokelat tua, dan lampu gantung minimalis bercahaya redup menciptakan suasana yang nyaman dan estetis. Aroma kopi yang harum bercampur dengan aroma kue-kue yang lezat memenuhi ruangan, menggugah selera. Musik klasik yang lembut mengalun, menambah kehangatan dan keharmonisan. Helen, dengan rambutnya yang terurai indah, menyeruput kopi di cangkir, matanya menatap Rama dengan tatapan yang penuh makna. Rama, yang duduk di hadapannya, sudah tak tahan lagi untuk menahan perasaannya. Beberapa bulan terakhir, mereka bagaikan dua jiwa yang terikat, berbagi cerita, tawa, dan mimpi.

"Len," Rama memulai, suaranya lembut, "Aku sudah tak tahan lagi. Aku mencintaimu, dan aku ingin kita bersama. Tapi, aku butuh kejelasan dari kamu."

Helen terdiam sejenak, matanya menatap Rama dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tahu bahwa Rama sedang menunggu jawabannya, namun ada sesuatu yang mengganjal di hati.

"Rama," Helen memulai, suaranya sedikit gemetar, "Aku juga mencintaimu. Tapi, ada sesuatu yang harus kamu ketahui."

Rama mengerutkan kening, "Apa itu,?"

Helen terdiam sejenak, matanya menatap Rama dengan tatapan yang penuh cinta. Ia ingin menceritakan semuanya, namun ia takut kehilangan Rama.

"Aku ...k" Helen terbata-bata, "Aku pernah sakit keras."

Rama yang bingung, menatap Helen dengan tatapan yang penuh perhatian. "Sakit apa, Len?"

Helen menghela napas, "Kanker."

"Kanker?"

Helen mengangguk, "Ya, kanker otak. Dan beberapa organ tubuhku juga sudah tercemar."

Saat Helen mengatakan itu, Rama tersadar.  Seolah kilatan petir menyambar pikirannya. Kini ia tau alasan dari Helen yang sering minum obat dengan jumlah tak wajar. Dan kini, ia juga tau maksud dari perkataan Dita yang ambigu.

"Tapi, kamu sekarang sudah sembuh, kan?" tanya Rama, suaranya terdengar khawatir.

Helen tersenyum tipis, "Ya, setahun lalu dokter di Singapura mengatakan aku sudah sembuh. Aku bisa disebut mantan kanker."

Rama terdiam sejenak, matanya menatap Helen dengan tatapan yang penuh kekaguman. Ia merasa lega mendengar bahwa Helen sudah sembuh, namun ia masih merasa sedikit khawatir.

"Ceritakan padaku, Helen," kata Rama, suaranya terdengar lembut. "Ceritakan semuanya. Aku ingin tahu kisah itu."

Helen menghela napas, "Aku akan menceritakannya. Tapi, berjanjilah kamu akan tetap di sisiku, apa pun yang terjadi."

Rama menggenggam tangan Helen, "Aku janji, Helen. Aku akan selalu ada untukmu."

Helen tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ia merasa lega karena memiliki Rama di sisinya.

"Aku akan menceritakan semuanya," kata Helen, suaranya sedikit gemetar. "Aku akan menceritakan perjuangan hidupku, perjuangan melawan kanker."

Helen mulai menceritakan kisahnya. Suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca, namun ia tetap berusaha untuk kuat. Ia menceritakan bagaimana ia pertama kali merasakan gejala kanker, bagaimana ia berjuang melawan rasa sakit, bagaimana ia menjalani kemoterapi, dan bagaimana ia berjuang untuk tetap hidup.

"Lalu kenapa kamu masih minum obat?" tanya Rama, suaranya terdengar bingung.

Helen menghela napas, merasa berat jika harus mengingat itu. "Kankerku sudah sembuh, tapi beberapa organ tubuhku sudah tercemar virus. Aku harus rutin periksa beberapa bulan sekali dan minum obat."

Rama mengangguk, "Mungkin jika berada di posisimu, aku akan menyerah. Tapi kamu kuat dan mampu berjuan sampai sejauh ini." Ia menggenggam tangan Helen, "Aku mencintaimu, Helen. Aku ingin kita bersama, apa pun yang terjadi."

"Aku juga mencintaimu, Rama," jawab Helen, suaranya terdengar lembut.

Rama dan Helen saling menatap, matanya berkaca-kaca. Mereka berdua merasa bahagia karena telah menemukan cinta sejati di tengah perjuangan hidup yang keras.

Meskipun setelah ini babak baru dimulai, mereka berjanji untuk tetap bersama.

Cahaya senja semakin meredup,  menyerahkan tempatnya kepada bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit malam.

...

Semoga kelanjutan cerita ini lebih menarik dan membuat Anda penasaran! 😊

See you

Ombak Rindu dan Janji Terakhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang