Senja mulai merangkak menyelimuti langit, menyerahkan tempatnya pada malam yang dingin. Rama, dengan hati berdebar, mendekati rumah Helen. Ia sudah beberapa kali datang ke rumah Helen, namun selalu merasa sedikit gugup. Ia selalu terpaku di depan pintu, menunggu Helen keluar untuk menemuinya. Ia tak pernah berani masuk ke dalam rumah Helen, takut menghadapi Dita, kakak Helen, yang selalu membuatnya merasa tidak nyaman.
Hari ini, sehari setelah hari jadi mereka Rama memutuskan untuk memberanikan diri. Ia membuka gerbang rumah Helen, dan matanya langsung tertuju pada halaman depan rumah minimalis itu. Bunga-bunga berwarna-warni bermekaran dengan menawan, mengharumkan udara dengan aroma yang lembut. Rama terkesima dengan keindahan taman Helen. Ia merasa bahwa Helen adalah wanita yang memiliki jiwa yang lembut dan penuh kasih sayang, sama seperti taman rumahnya yang indah.
Ia mengetuk pintu dengan hati-hati, menunggu dengan sabar sampai pintu terbuka. Pintu terbuka, menampilkan Helen dengan senyum yang hangat. "Rama, masuklah," ajak Helen, sambil membuka pintu lebar-lebar.
Rama masuk, matanya langsung tertuju pada Dita yang duduk di sofa ruang tamu. Dita mengenakan gaun berwarna biru muda yang membuatnya tampak anggun, namun matanya tampak kosong dan dingin.
"Halo, Rama," sapa Dita, suaranya terdengar dingin dan datar.
Rama mengangguk, "Halo, Dita." Ia merasa sedikit canggung, namun berusaha untuk bersikap tenang.
Helen mengajak Rama untuk duduk di sofa di hadapan Dita. Mereka bertiga terdiam sejenak, hanya suara detak jam dinding yang memecah keheningan.
"Rama, aku senang kamu datang," kata Helen, sambil berusaha untuk memecah keheningan. "Aku ingin memperkenalkanmu pada Dita, kakakku."
Rama tersenyum, "Senang bertemu denganmu, Dita." Ia berusaha untuk bersikap ramah, namun ia merasa tak nyaman dengan tatapan Dita. Tatapan yang mengisyaratkan sesuatu, namun begitu menyedihkan.
Helen yyang menangkap gerak-gerik mencurigakan milik sang kakak, terdiam. Ia melihat ada sesuatu yang aneh namun tak berani menduganya. Dita tampak seperti seseorang yang sebelumnya pernah mengenal Rama, namun menyembunyikannya.
"Rama, aku sudah sering mendengar ceritamu dari Helen," kata Dita, suaranya terdengar dingin dan datar.
Rama mengangguk, "Benarkah? Cerita apa?"
"Cerita tentang kamu dan Helen," jawab Dita, suaranya begitu dingin sampai menusuk dalam ke hati Rama.
Helen yang semakin menangkap interaksi canggung di antara mereka, tertegun. Matanya menatap Dita dengan tatapan yang penuh penasaran. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang kakak, namun ia tak ingin menanyakannya. Tatapan mereka, nada bicara mereka, seolah-olah menyimpan rahasia yang tak terungkap. Helen merasakan gelombang kecemasan yang tak terjelaskan. Apakah Dita dan Rama pernah bertemu sebelumnya? Apakah mereka menyembunyikan sesuatu darinya?
Sebuah firasat aneh merayap di hati Helen. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasa bahwa Dita dan Rama telah bertemu sebelumnya, dan mereka sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Kakak, apakah kamu ingin minum sesuatu?" tanya Helen, sambil berusaha untuk mengalihkan perhatian keduanya.
Dita menggeleng, "Tidak, terima kasih."
"Bagaimana dengan kamu, Rama?" tanya Helen, sambil menatap Rama dengan tatapan yang penuh perhatian.
Rama juga ikut menggeleng, "Tidak, terima kasih, Len. Tidak usah repot-repot"
Mereka bertiga terdiam kembali, hanya suara detak jam dinding yang memecah keheningan. Rama merasa tidak nyaman dengan suasana yang tegang dan canggung. Ia ingin pergi dari rumah Helen, namun ia tak ingin membuat kekasihnya kecewa.
"Rama, aku ingin mengajakmu ke taman belakang," kata Helen, sambil berusaha untuk memecah keheningan. "Udara di sana lebih segar."
Rama mengangguk, "Baiklah." Ia bangkit dari sofa dan mengikuti Helen menuju taman belakang.
Dita masih duduk di sofa, matanya menatap Rama dengan tatapan yang dingin dan tajam. Ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rama. Ia merasa seperti ada sesuatu yang salah, namun ia tak tahu apa itu.
....
Semoga kelanjutan cerita ini lebih menarik dan membuat Anda penasaran! 😊
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Ombak Rindu dan Janji Terakhir (TAMAT)
RomanceHelen, dengan mata redup namun berbinar semangat, kembali ke tanah air setelah sepuluh tahun berjuang melawan kanker. Ia ingin merasakan kembali pasir pantai masa kecilnya, tempat kenangan bersama sang ibu terukir. Di sana, ia bertemu Rama, pria mis...