10. Kambuh.

4 0 0
                                    

Mentari pagi menyapa Rama dengan hangat, namun sinar itu tak mampu menembus kegelapan yang menyelimuti hatinya. Ia baru saja menerima telepon dari Helen, kekasihnya, yang terbaring lemah di rumah sakit. Rasanya baru kemarin mereka menghabiskan waktu bersama.

Ia bergegas menuju rumah sakit, langkahnya berat, pikirannya dipenuhi kekhawatiran.  Ia tak pernah membayangkan akan melihat Helen dalam keadaan seperti ini.  Sejak mereka berpacaran, Helen selalu ceria, penuh semangat, seperti matahari yang menerangi hari-harinya.

Sesampainya di rumah sakit, Rama disambut oleh wajah pucat Helen yang terbaring lemah di ranjang.  Matanya berkaca-kaca melihat kekasihnya yang biasanya penuh semangat, kini terlihat rapuh dan tak berdaya.

"Helen, kamu kenapa? Kok kamu bisa sakit?" tanya Rama, suaranya bergetar menahan kepedihan.

"Aku cuma kecapekan, Rama. Dadaku sesak," jawab Helen, suaranya lemah.

Rama mengusap lembut tangan Helen, matanya tak lepas dari wajah pucat kekasihnya.  Ia merasa bersalah karena tak menyadari bahwa Helen sedang sakit.

"Kamu harus kuat, Helen. Aku akan selalu ada untukmu," bisik Rama, berusaha menyemangati Helen.

Saat itu, pintu ruangan terbuka dan Dita dengan ekspresi wajah khawatir memasuki ruangan.

"Helen, sayangku.  Kenapa kamu bisa sakit lagi? Kakak terlalu sibuk sampai mengabaikanmu ya" tanyanya, suaranya bergetar menahan tangis.

Helen tersenyum lemah, berusaha menenangkan kakaknya.  "Aku baik-baik saja, Kak.  Cuma kecapekan aja."

Dita mengelus lembut rambut Helen, matanya berkaca-kaca.  Ia tak tega melihat adiknya menderita.

"Rama, terima kasih sudah menjaga Helen," ucap Dita, matanya menatap Rama dengan penuh rasa terima kasih. Ia sudah mencoba ikhlas dan berusaha melupakan pria itu.

Rama mengangguk, "Sama-sama, Dita.  Saya akan selalu ada untuk Helen.

Dita mendekat ke Helen, memeluk erat adiknya.  "Helen, kamu harus kuat. Kakak selalu ada untukmu," bisiknya bergetar menahan tangis.

Rama terdiam, hatinya tersentuh melihat kasih sayang yang terpancar dari mata Dita kepada adiknya.  Ia menyadari bahwa cinta dan kasih sayang adalah kekuatan yang luar biasa, mampu menyembuhkan luka dan memberikan kekuatan untuk menghadapi cobaan.

Hari-hari berikutnya, Rama setia menemani Helen di rumah sakit.  Ia membacakan cerita, mengajaknya bernyanyi, dan selalu memastikan Helen makan dengan teratur.  Dita pun tak pernah meninggalkan Helen, selalu ada di sisinya, memberikan semangat dan dukungan.

Rama melihat bagaimana Dita, gadis tangguh yang ia temui di pesta beberapa tahun lalu memiliki sisi lembut dan hangat yang tak terlihat. Dita dengan penuh kasih sayang merawat adiknya.  Ia melihat bagaimana Dita menjadi sandaran bagi Helen, memberikan kekuatan dan harapan di tengah rasa sakit yang mendera.

Rama merasa terharu melihat kasih sayang yang tulus dari kakak beradik itu.  Ia menyadari sosok Dita yang terkenal di luar adalah sosok yang salah. Dita tak semenyeramkan dan seegois kabar yang tersebar. Bahkan waktu setahun mereka seperti dilalui gadis itu dengan penuh kepura-puraan.

Akhirnya, setelah beberapa hari dirawat, Helen diperbolehkan pulang.  Rama mengantar Helen pulang dengan hati yang lega.

"Helen, kamu harus jaga kesehatan ya. Jangan terlalu capek-capek lagi," pesan Rama.

Helen mengangguk.  "Iya, Rama.  Aku janji."

Sejak saat itu, hubungan mereka semakin tak terpisahkan. Bahkan kedua keluarga sudah memberikan restu untuk melangkah lebih jauh. Namun bukan hanya hubungan Rama dan Helen yang semakin dekat, tetapi hubungan dengan Dita juga semakin rterjalin.

Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Dita yang sibuk, selalu menyempatkan waktu sekedarr makan siang bersama atau jalan-jalan santay.

Helen seolah melupakan kejadian beberapa bulan lalu. Ia mencoba mengubur semua masa lalu dan membuka lembaran baru.

Begitupun dengan Dita. Ia sudah berjanji untuk melupakan Rama, mengikhlaskan pria itu, dan ternyata setelah benar-benar ikhlas, ia mendapatkan kedamaian yang tak terkira.

Meskipun Rama sesekali masih terlihat canggung ketika sedang bersama, Helen dan Dita pura-pura tak melihatnya.

.....

See you

Ombak Rindu dan Janji Terakhir (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang