Never Ending
by Poetry Lune
"KAYZA!"
Gadis itu berlari riang ke arah sahabatnya yang hendak masuk ke dalam kelas. Arora memeluk Kayza erat, wajahnya condong ke depan mencoba melakukan hal yang paling Kayza benci.
"AAA AWAS NGGAK LO!" Kayza Nathania, si gadis berambut panjang itu mendorong Arora menjauh darinya. Mendilik sinis ke arah gadis berambut hitam sebahu yang sedang menyengir. Ia menyindir Arora dengan suara sarkasnya yang khas. "Seneng banget habis ketemu Marshelot."
Arora menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga sambil tersenyum-senyum tak jelas. "Tau aja deh."
Kayza masuk ke dalam kelas setelah melayangkan tatapan jijik pada sahabatnya itu. "Jangan gila dulu deh! Marshelot masih sekarat, nanti dia mati lo nangis." Meletakkan tasnya ke atas kursi.
"Ih jangan gitu dong!"
"Jadi nanti gimana? Mau lo jenguk?"
Arora tampak berpikir. Ekspresinya terlihat resah. "Pengen sih. Tapi gue takut ketemu sama nyokap dia. Nanti kalo ditanya gue siapanya Marshel gimana? Harus jawab apa dong?"
"Korbannya anak Tante, bilang gitu."
Kayza ini memiliki mulut yang memang tidak bisa ia kontrol. Lebih menariknya lagi, tidak ada ekspresi sama sekali dari gadis berambut panjang itu saat mengatakannya. Layaknya tembok yang datar.
"Kalo gue bilang gue yang nolong?"
"Ya, itu terserah lo aja. Tapi menurut gue lebih bagus sih, jadi ada alasan lo buat ketemu sama dia."
Arora menghela nafas dengan wajah cemberut. Suara notifikasi dari ponselnya membuat perhatiannya teralihkan. Matanya melebar sempurna. Memukul bahu Kayza berulang kali.
"Za Za Za! Si Airin ngechat!"
Kayza merintih kesakitan. "Sakit woy!" Arora tidak lagi memukul bahu gadis itu. Ia terlihat fokus membalas pesan yang baru saja masuk. Kayza jadi penasaran tentang isi pesan tersebut. "Dia bilang apa?"
Airin
|maaf soal kmrn ya kak
|kak rora baik-baik aja kan?Arora
kakak gpp kok|
gimana keadaan abg kamu?|Airin
|kritis
|kemarin di operasi
|tulang tengkoraknya retak
|dan ada kemungkinan amnesiaArora menggigit bibir dalamnya membaca setiap deretan kalimat tersebut. Amnesia.... Ia kemudian kembali mengetikkan sesuatu di sana.
Arora
kalo sadarnya jg blm tau kpn?|Airin
|blm kak
|kk nggak mau ke sini?
|Mama nyariin
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending
Teen Fiction"Kiss me." Arora menggeleng. "No." "Why?" "Karna..." Arora menggantung ucapannya, membuat Marshel mati penasaran. "Pipi kamu bekas bibir cewek lain." Arora Elania, remaja SMA tingkat akhir itu tidak pernah menyangka takdir akan mempertemukannya kemb...