10. You Work Here?

11 4 0
                                    

Never Ending

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Never Ending

by Poetry Lune

Seorang gadis muda berjalan keluar dari rumah seraya menenteng kantung plastik hitam di tangannya. Ia menoleh saat mendengar deruman motor mendekat. Airin melempar plastiknya ke tempat sampah lalu menghampiri sang kakak.

"Bang Marshel!"

Marshel turun dari motor. "Ngapain di luar?"

"Buang sampah."

Laki-lak itu menunjuk mobil mewah yang terlihat asing di mata. "Mobil siapa?"

Airin terdiam. Wajahnya berubah murung. "Mama sama Papa dateng. Mereka nungguin lo di dalem."

Tanpa pikir panjang, Marshel lantas masuk ke dalam rumah diikuti Airin di belakangnya. Di dalam, ada sepasang suami istri fokus melihat layar ponsel masing-masing. Atmosfer nan dingin berselimut di sekitar dua orang itu. Apa mereka benar suami istri? Mereka lebih terlihat seperti tidak saling mengenal.

"Ma, Pa," panggil Airin membuat perhatian keduanya teralihkan.

"Marshel!"

Luisa bergegas memeluk sang putra yang telah lama ia rindukan. Marshel bergeming. Tak sedikit pun berniat membalas pelukan wanita yang disebut-sebut sebagai ibunya. Luisa menuntun Marshel untuk duduk setelah pelukan mereka terlepas. Tak ada ekspresi sama sekali di wajah sang anak.

"Gimana kabar kamu, Marshel?"

"Baik." Mata Marshel terfokus pada sang ayah yang hanya diam saja.

Pria tersebut menarik Airin untuk duduk di sebelahnya. "Adek gimana di sekolah? Ada kendala?" Leon mengelus lembut kepala sang putri. Airin menggeleng.

"Nggak ada, Pa."

"Kesehatan kamu gimana, Marshel? Udah bener-bener pulih?" Kali ini Leon bertanya pada si sulung. Marshel hanya mengangguk. "Papa harap ingatan kamu cepet balik." Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Marshel.

"Mama sama Papa sampai kapan di sini?" tanya Airin memecahkan ketegangan di sekitar mereka.

"Tiga hari aja sayang," sahut Luisa sambil tersenyum. Raut wajah Airin berubah cemberut mendengar jawaban Luisa.

"Marshel sama Airin mau ke kamar dulu." Marshel beranjak dari duduknya dengan mata yang memberi isyarat pada Airin.

Luisa maupun Leon sama sekali tidak mencegat mereka berdua. Kakak beradik itu pergi ke atas menuju kamar mereka. Meninggalkan suami istri yang terdiam.

"Luisa, kamu sebagai seorang ibu harusnya di sini bersama mereka." Leon menyeruput secangkir kopi panas.

Wanita itu menggeram kesal. "Kamu sendiri gimana, Mas? Sejak Marshel dalam kandungan nggak pernah sekalipun kamu datang ke rumah, Mas! Pulang tiga bulan sekali ngapain aja kerjaan kamu? Selingkuh?"

Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang