18. Let's Keep Our Distance First, Okay?

3 2 0
                                    

Never Ending

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Never Ending

by Poetry Lune

Senyap. Rumah besar yang hanya dihuni oleh beberapa orang, terasa dingin. Bukan, bukan karena udaranya, melainkan suasananya. Entah sejak kapan rumah ini diselimuti es. Bagaikan tempat tak berpenghuni. Suram. Ia duduk di sofa seorang diri, hanya ditemani suara dari kartun televisi. Menaikkan kaki ke atas, menumpukan dagu di atas lutut. Ia benci kesepian. Tapi tampaknya sepi ini telah menjadi teman.

Suara ketukan membuyarkan lamunannya. Dengan segera berjalan menuju pintu utama. Alangkah terkejut melihat kedatangan yang tak disangka-sangka. Bukan ekspresi kebahagiaan, tapi juga bukan kebencian. "Kak Lauren?!"

Lauren menarik bibir. "Hai!" Melebarkan tangannya menyambut Airin ke dalam pelukan. "Apa kabar?"

"Aku baik. Ayo masuk, Kak!" Membawa Lauren untuk duduk di sofa. "Bentar ya Kak, gue siapin minuman dulu."

Selagi menunggu gadis muda itu ke dapur, matanya menelisik sekeliling. Rumah ini, tidak banyak yang berubah. Paling hanya beberapa figura foto dipindahkan dari posisi asal. Meja bulat kecil di sudut ruang tamu dulunya adalah meja yang sering mereka bertiga pakai untuk bermain. Luisa kelihatan masih merawat meja itu. Terlihat dari cat biru muda yang tak memudar.

Perhatian teralihkan ketika Airin datang membawa senampan minuman jus jeruk dan kue kering. Meletakannya ke atas meja sebelum duduk di sebelah Lauren.

"Kapan Kak Lauren ke sini?"

Lauren menyesap jusnya sejenak. "Marshel nggak ada cerita apa-apa sama lo?" Airin terdiam sesaat, lalu menggeleng pelan. "Udah ada seminggu, mungkin." Menaruh gelasnya kembali. "Marshel ke mana? Kok rumah sepi banget."

"Bang Marshel pergi sama Kak Arora."

Wajahnya berubah terkejut seolah tidak percaya. "Malem-malem gini? Ninggalin lo sendirian di rumah?"

"Udah biasa, kok. Pas pulang Bang Marshel selalu bawa cemilan buat dimakan bareng." Airin fokus melihat televisi, ia tahu saat ini Lauren sedang menatapnya dengan iba.

"Temenin gue mau nggak?"

"Ke mana?"

"Udah, ganti baju dulu sana!"

Tanpa pikir panjang, gadis muda itu menurut. Tak sampai lima menit ia sudah berganti pakaian. Melangkah mendekati Lauren yang bermain ponsel di sofa. "Udah, Kak."

Mereka berdua berjalan beriringan keluar dari rumah. Berangkat menggunakan mobil yang dibawa Lauren ke sini. Pertanyaan Airin terjawab saat mereka memasuki lobi parkiran mall.

"Hari ini kita bakal shopping sepuasnya!" Tertawa sambil merangkul Airin. Menelusuri setiap toko yang ada di sana dengan liar. Sebelum masuk ke dalam toko pakaian mewah.

Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang