8. I'm Not Sleepy

11 3 0
                                    

Never Ending

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Never Ending

by Poetry Lune

Arora memutuskan kontak mata dari Bara. Ia beralih pada Marshel yang sejak tadi terus melihat ke arahnya. "Kak Marshel nggak pulang?"

Bukannya menjawab, laki-laki itu malah balik bertanya. "Lo sendiri?"

"Gue pulang bareng Kayza." Menunjuk gadis berambut panjang yang duduk manis di atas motor matic. Arora melihat jam di ponsel. Sekitar empat puluh menit lagi sudah jam tiga sore. "Gue balik sekarang ya, Kak. Nanti telat kerja."

Belum sempat Marshel menjawab, Arora naik ke atas motor Kayza. Laki-laki itu seolah ingin menahan gadis tersebut, namun mengurungkan niatnya.

Kayza melajukan motornya dengan kecepatan sedang meninggalkan sekumpulan orang itu. Saat telah lumayan jauh dari mereka, ia bersuara keras. "Nggak expect gue bakal ketemu semuanya! Cowok yang diem-diem tadi itu Bara, 'kan?!"

"Iya! Kayaknya dia nggak cerita apa-apa, deh!"

Kayza tidak lagi menyahut, ia fokus mengendarai motor. Laju motornya melambat begitu sampai di rumah Arora. Gadis itu lantas turun. Tak lupa mengucapkan salam perpisahan pada sahabatnya. Saat Kayza tak lagi terlihat, Arora kemudian masuk ke dalam. Suasana hatinya yang sedang baik membuat ia mesem-mesem tidak jelas.

Hal tersebut tak luput dari pandangan kakak laki-laki kedua Arora, Geo yang baru saja kembali dari kamar mandi. "Napa lo senyum-senyum?!" Geo memeluk lengannya merinding.

Gadis itu mengumpat dalam hati. Menatap Geo sinis. "Suka-suka gue dong!" Melangkah riang menuju ke kamarnya tanpa peduli pada sang kakak. Geo menggelengkan kepala tak habis pikir. Gila. Adiknya benar-benar sudah gila. Ah! Ia jadi merinding lagi, 'kan.

***

Laki-laki pemilik netra cokelat muda memarkirkan motor sport di garasi. Ia masuk ke dalam rumah putih bertingkat. Bau masakan yang tercium di hidungnya membuat Marshel melangkah ke dapur. Matanya menangkap sang adik yang sedang berkutat dengan bahan masakan.

"Masak apa?"

"Eh copot!" Karena terlalu fokus Airin sampai tidak sadar akan kehadiran sang kakak. Menatap Marshel kesal. "Kalo pulang tuh ngomong! Bikin orang kaget aja!" Marshel mengerjap, ia mengintip masakan yang dibuat Airin. "Gue masak nasgor, mau?"

Marshel mengangguk. "Mau." Ia menarik kursi meja makan dan duduk di sana. Selagi menunggu Airin, ia memilih untuk bermain ponsel. "Rin."

"Kenapa, Bang?" Airin menyahut tanpa menoleh ke belakang. Ia sudah selesai memasak lantas menaruh nasi gorengnya ke atas piring. Menghampiri Marshel dengan dua piring di tangannya dan duduk di sebelah laki-laki itu.

Marshel terdiam sesaat. Tampak ragu dengan apa yang ingin dikatakannya. "Lo--ada nomor Arora?"

Mata Airin menyipit. "Buat apa? Lo suka ya sama Kak Rora?" Menuding Marshel dengan raut menggoda. Laki-laki itu menyentil dahi Airin pelan.

Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang