Enam belas

1.8K 249 11
                                    

Pov Lisa

Rose datang menghampiriku ketika aku menyiapkan gitar dan tes vokal. Dia bertanya tentang apakah Jennie akan datang?

Aku berharap dia datang meskipun mungkin dia akan terlambat. Karena dia sudah berjanji dan satu lagi, malam ini aku akan menyampaikan perasaanku padanya. Aku yakin dia memiliki rasa yang sama, jikapun dia tidak memilikinya aku tidak perduli setidaknya aku telah melakukan apa yang hatiku katakan.

"Lisa." Seulgi datang sambil berlari. "Jennie ada di depan."

Aku meletakkan gitarku dan turun dari panggung, Rose dan teman-teman yang lain berada di belakangku untuk membawa Jennie duduk di tempat yang sudah aku sediakan, berharap posisi dia duduk adalah tempat yang tepat untuk melihat pertunjukan musik kami.

"Aku tidak peracaya kau datang."

"Aku tidak ingin berurusan dengan hukum." Ucapnya sambil tersetawa. Betapa bahagianya aku ketika dia menatapku dengan matanya yang penuh kelembutan, dia terlihat cantik malam ini.

"Oke sepasang kekasih yang sedang trend." Tentu saja Jisoo datang bersamanya. Jisoo duduk di samping Jennie membawa dua gelas Beer. "Pastikan kedatangan kami tidak sia-sia."

Aku mengangguk dan memeluk Jennie sebentar sebelum ke atas panggung. Jantungku berdebar dan aku yakin itu karena Jennie ada di sana menyaksikanku.

Pertunjukan kami di mulai, Rose menyanyi dengan indah dan anggun. Dia memikat semua penonton dengan baik karena dia adalah penyanyi yang berbakat.

Di atas panggung selama Rose bernyanyi aku terus menyaksikan Jennie tanpa henti. Dia tertawa, dia tersenyum dan bahkan dia mengerutkan kening saat sekali-sekali pandangannya jatuh pada Rose. Dan begitupun Rose yang entah mengapa akhir-akhir ini terlihat tidak begitu antusias saat teman-temanku membahas soal hubunganku dengan Jennie.

Entalah, aku tidak ingin menganggap sesuatu hal yang tidak begitu bermanfaat menjadi serius.

Rose turun dari panggung, memesan beer dan beristirahat sebentar. Dan ini lah kesempatanku.

...

Pov Jennie

Saat Rose bernyanyi ada perasaan yang membuatku hancur, tatapan Rose pada Lisa dan tatapan Lisa pada Rose membuat hatiku berdebar. Sakit dan sangat mengecewakan. Itu karena tatapan Lisa pada Rose sama saat matanya menatapku.

Aku terus berpikir apakah Lisa memiliki tatapan yang berbeda untukku ? Apakah perasaanku padanya berbalas? Atau aku hanya berperasaan saja?

Malam ini aku bisa melihatnya sendiri bahwa tatapan itu bukan hanya padaku saja.

"Jen, aku harus pulang sekarang. Ibuku sakit dan harus di larikan ke rumah sakit."

"Apa itu emergency?"

"Tidak, mungkin lambungnya kambuh. Kau bisa tetap di sini, aku yakin kau aman bersama Lisa." Jisoo memelukku sebentar dan kemudian dia berlari keluar.

Aku berjalan ke meja bar, memesan satu botol beer. Pandanganku jatuh ke panggung musik di mana Lisa sedang berbicara dengan teman-temannya, kemudian dia tersenyum pada Rose sebelum akhirnya menatapku.

Tatapan yang sekarang membuatku membencinya.

Aku mengabaikannya saat dia tersenyum, kemudian aku berbicara dengan seorang barista yang terus memujiku dan mengatakan dia penggemarku. Sebenarnya aku tidak begitu tertarik dengan percakapan itu, karena aku hanya menunduk dan memandang gelas Beerku sambil berpikir tentang betapa bodohnya aku berharap banyak dengan perasaanku. Betapa bodohnya aku berharap pada tatapan dan perlakuan Lisa yang begitu hangat untukku. Aku benar-benar bodoh.

The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang