satu

2.3K 225 12
                                    

Lisa akan bersiap untuk latihan lagi hari ini sebelum pertandingannya dengan club lokal basket. Dia bergabung bukan karena ke inginannya tapi karena dia di bayar untuk gabung ke club tersebut. Dia pintar dalam bermain, banyak club lokal yang ingin mengambilnya untuk bergabung agar memperkuat club mereka tapi dia memilih club temannya untuk membantu, meski bayarannya tidak begitu besar di banding tawaran dari ckub basket lainnya.

"Apa ibu baik-baik saja?" Dia meletakkan handphonenya di telinga dan menjepitnya dengan bahunya. "Baguslah, aku akan mengirimkan uang lagi jika ibu membutuhkan obat lain." Katanya sambil mengunci pintu apartemen kumuhnya. "Sampaikan salamku pada Ibu."

Panggilan berakhir, Lisa keluar dari gedung dengan menuruni puluhan anak tangga yang melelahkan. Apartemennya tidak memiliki lift, itu sebabnya dia mendapatkannya dengan harga yang murah meski jarak tempat dia kerja dan ke club cukup jauh.

"Pagi Bos." Dia menyapa seorang Ibu setengah tua yang menjadi penanggung jawab tempat dia tinggal. "Kau terlihat cantik pagi ini."

"Terima kasih Kendal Jenner."

Lisa tertawa, dia tidak pernah mengeluh pada wanita itu meski panggilan untuk dirinya selalu berganti-ganti.

"Lalisa." Lisa mengingatkan sambil mengambil sebungkus roti yang di tawarkan. "Terima kasih untuk sarapan gratisnya, Yuun."

Yuun memberi kiss udara dan melanjutkan menonton drama korea favoritenya. "Hati-hati di jalan untukmu Selena Gomez."

Lisa mengunyah rotinya dengan lahap, sambil menggendong tas berisi bola basketnya yang ringan. Sambil bersiul dan melirik ke sekitar perjalanan dia merasa seseorang mengikutinya. Dia berhenti dan melihat dari balik bahunya ada sebuah mobil hitam yang benar-benar pelan.

Dia tidak panik, dia tetap berjalan santai dan mobil hitam berhenti tepat di sampingnya.

"Lisa..." Jendela mobil turun, dan seorang pria tinggi tegap memanggilnya. "Aku Miko, pria tadi malam yang bersamamu di gang."

Lisa menunduk untuk melihat lebih jelas. Ingatannya berputar ke malam sebelumnya untuk mengingat-ingat. Dan dia membungkukkan kepalanya untuk memberi salam."Ada sesuatu?" Tanyanya karena merasa aneh. Mengapa pria itu mengikutinya seperti penguntit. Dia mengeratkan pegangan pada tali ranselnya, siap-siap untuk berlari jika pria tersebut turun dan meminta uangnya di kembalikan.

"Ada sesuatu yang harus aku katakan. Ini penting, dan aku jamin tidak akan merugikanmu."

Lisa ragu sesaat, tapi tiba-tiba rasa ragu itu memudar ketika Miko mengatakan : "Ada pekerjaan lagi buat mu."

Lisa masuk ke mobil saat Miko menawarkan untuk masuk dan membawanya ke suatu tempat.

...

"Apa wajahku terlihat?" Taeyoung meminda foto-foto yang masuk ke dalam berita utama. "Syukurlah itu hanya punggungku."

Jennie menarik napas, dia sekilas menatap Jisoo yang berdiri dengan menggigit bibir bawahnya dengan marah sambil menatap Tae. Jika mata Jisoo adalah sebuah pedang maka bisa dipastikan pedang itu akan menembus kepala pria itu. Dia kesal, dia ingin marah pada Jennie yang masih bertahan dengan hubungan yang menurutnya benar-benar tidak sehat.

"Dan wajahku benar-benar terlihat." Jennie menarik handphonenya dari meja. "Kim Jennie, Artis Drama yang baru naik daun ketahuan berkencan dengan salah satu anak Anggoda Dewan Kim." Ucap Jennie keras-keras membaca judul salah satu berita. "Kim Jennie kedapatan mencium kekasihnya di gang gelap, dan di duga pria tersebut adalah Kim Taehyoung." Katanya lagi dengan nada tegas.

The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang