Lisa memeluk pinggang Jennie saat wanita itu melingkarkan lengannya ke leher Lisa. Bibir mereka bertaut seperti seseorang yang lapar akan sentuhan. Rasa ingin dan napsu menguasi mereka berdua, lift Apartemen Jennie belum terbuka tapi Tangan Jennie sudah turun dan masuk ke dalam baju Lisa. Dia terengah-engah, ketidak sabaran menguasainya.
Saat pintu Lift terbuka Lisa mencegah tangan Jennie. "Jangan di sini, ada tempat yang pas untuk tindakkanmu." Kata Lisa menarik tangan Jennie keluar dari Lift.
Jennie mengambil kunci apartemennya dan membuka dengan sangat tidak sabar. Ada Lisa di sana yang tertawa sambil mencium bahu Jennie yang terbuka. "Sabar sayang, ada banyak waktu untuk kita."
"Aku sudah menunggu momen ini dari kemarin, apa menurutmu aku bisa sabar?"
Pintu berhasil terbuka, Jennie menarik Lisa masuk dan pintu tertutup bersamaan dengan dorongan Jennie pada Lisa ke dinding pintu. Lisa mendesah, wajahnya terangkat ke atas menerima ciuman agresif Jennie pada lehernya.
Tidak ingin ketinggalan dengan tindakan yang di lakukan Jennie, dia juga melakukan hal yang sama. Menarik wajah Jennie dan mencium bibir wanita itu dengan gila. Dia gila dengan kelembutan kulit Jennie, dia gila dengan desahan yang keluar dari bibir wanita itu saat dia mencium dan menyetuh lidahnya.
Dalam ciuman mereka semakin keras, agresif dan membutuhkan. Lisa secara naluri membuka resleting gaun Jennie yang ada di belakangnya. Menarik gaunnya dan membiarkan gaun indah itu jatuh ke lantai.
Jennie melangkah untuk keluar dari gaunnya, membiarkan Lisa menuntunnya ke kamar Jennie. Satu dorongan keras dari Jennie membuat Lisa terduduk di atas kasur dengan kedua tangannya di belakang. Jennie tersenyum ketika melihat ada sisa ciumannya di bibit Lisa.
"Aku menunggu." Kata Lisa tepat di mata Jennie yang berubah semakin gelap. Di sana Jennie berdiri bak Dewi yang cantik, lekuk tubuhnya yang sempurnah, pinggangnya yang ramping dan dadanya yang penuh karena dorongan bra berendanya yang seksi.
Jennie maju ke depan, berdiri tepat di tengah kedua kaki Lisa yang terbuka. Lisa menyentuh kulit perut Jennie dengan ujung jari-jarinya, sentuhan itu membuat Jennie mengigit bibir bawahnya dengan keras. Ketika gigitan bibirnya terlepas saat itu Lisa mendekat dan memberi ciuman pada perut Jennie.
"Aah." Bibir Jennie terbuka, membiarkan suaranya lepas tanpa paksaan. Dia menarik rambut Lisa, mengakat wajah itu dan menjatuhkan bibirnya ke bibir Lisa.
Dia mencium dengan lembut tapi penuh ke pastian hingga akhirnya Lisa mundur dan mondorong dirinya ke belakang, memberi ruang bagi Jennie untuk naik ke atasnya.
Jennie duduk tepat di atas pinggang Lisa, menatap wanitanya di bawah. Menikmati tatapan Lisa yang penuh gairah dan cinta. Ya dia tidak pernah melihat mata Taehyung se binar ini untuknya.
Lisa menunggu, dia menunggu Jennie menikmatinya dalam diam. Tapi tangan Lisa tetap bergerak dari perut hingga ke atas. Dia berhenti di dada Jennie dan meremasnya dengan lembut.
Jennie tersentak kebelakang saat Lisa meremas dadany, dia mengigil, lututnya lemas. Lisa bangkit dari baringnya, memeluk pinggang Jennie dengan satu tangan, dan terus meremas dada Jennie dengan lembut tapi menuntut.
"Lepaskan untukku." Pinta Jennie pada Lisa.
Lisa menarik turun tali bra milik Jennie dengan giginya, kemudia mencium daging lembut yang hampir terbuka seluruhnya. Jennie merinding hingga perut bawahnya menegang, dia tidak pernah merasakan sensasi seperti kesemutan sebelumnya ketika pemanas dengan Taehyung. Tapi bersama Lisa lagi-lagi dia menyadari betapa kuatnya daya tarik yang di miliki Lisa terhadap tubuhnya.
Tentu saja gerakan-gerakan yang Lisa berikan padanya membuatnya tidak sabar. Jennie tidak kuat menahan sesuatu yang mengalir di bawah sana, dia menggerakkan pinggulnya perlahan di atas perut Lisa. Tangannya bergerak ke belakang untuk membuka pengkait branya, Lisa mundur untuk menatap apa yang ada di depannya. Dia terkesima, kagum dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The secret relationship
FanfictionLisa seorang wanita pekerja keras yang miskin, gagal kuliah dan banyak memiliki pekerjaan paru waktu untuk membiayain hidupnya dan juga keluarganya. Suatu hari dia mendapat tawaran pekerjaa dari seorang Pria kaya raya di Korea, pekerjaan itu membawa...