delapan

2K 247 8
                                    

Sejak kejadian Lisa mabuk, Lisa tidak pernah bertemu dengan Jennie. Mereka selalu punya jadwal yang bertabrakan, kadang Jennie tidak pulang karena harus syuting di luar kota, kadang Lisa juga memiliki Jam kerja yang sibuk.

Beberapa kali dia mencoba untuk menghubungi Jennie tapi dia selalu takut. Dia takut Jennie sibuk, dia takut Jennie sedang bersama Taehyung dan dia juga takut Jennie tidak memaafkannya.

Hari ini dia punya niat untuk mengunjungi lokasi syuting Jennie, berbekal informasi dari Jisoo dia bertekat untuk mampir. Tapi dia harus menyelesaikan pekerjaanya terlebih dulu bersama teman-temannya.

"Lagu ini terlalu tinggi untuk Rose. Dia tidak akan bisa mencapai nada itu." Lisa mencoret daftar lagu yang diberikan oleh Somi. "Dia cocok dengan lagu ini."

Somi menggigit ujung penannya dan mengangguk mengerti dengan arahan Lisa.

"Waktu kita tinggal satu bulan, bilang ke yang lain untuk sering datang ke studio agar kita bisa latihan."

"Aku berharap acara ulang tahun bar milik Seulgi berjalan lancar."

Lisa menepuk bahu Somi dengan lembut. "Kita akan berhasil."

Saat Lisa mengambil tasnya dan izin berpamitan, tiba-tiba seorang pria dengan tubuh yang tinggi memukul pantat Lisa cukup keras, dia tertawa dan sedikit mabuk. Lisa menepis lengan Pria tersebut saat dia ingin melakukannya lagi. Dia mendorong bahu pria itu dan menendangnya sekuat tenaga tepat di perutnya.

"Kau Lisa kan? Pacarnya Jennie?" Dia berdiri sambil mengibaskan sisa sepatu Lisa yang ada di bajunya, dia tidak marah dia hanya terlihat licik. "Aku ingin bertanya,..." Dia mendekat dan menatap wajah Lisa dengan sangat dekat. "Bagaimana caramu memuaskan kebutuhan seks Jennie di saat kau tidak memiliki Penis?" Alisnya terangkat, bibirnya tersenyum memuaskan.

"Apa?" Mendengar pertanyan itu membuat Lisa benar-benar marah.

"Apa hubungan seks kalian berjalan baik? Jika kurang baik....aku bisa membantu Jennie dan dirimu." Dia tertawa dan mendorong bahu Lisa dengan kuat. "Kalian para-para binatang yang menjijikkan, bagaimana bisa sesama kalian saling memuaskan."

Somi menahan lengan Lisa saat wanita itu ingin meninju pria itu.

"Dengar, aku sangat menyukai Jennie. Jadi aku hanya ingin tahu ke hidupan seksnya agar aku bisa membayangkannya saat aku bermain dengan wanita lain. Dia sangat seksi."

Lisa menghempaskan tangan Somi, dia maju selangkah dan mengarahkan tinjunya sekuat tenaga ke arah rahang pria tersebut. Pria itu lansung terjatuh ada bercak darah di ujung bibirnya.

Mendengar keributan membuat pengunjung yang lain mendekat dan menjadikannya sebagai tontonan.

"Bajingan! Kau pikir dia seperti wanita-wanita murahan yang kau tiduri?" Lisa meludah dan menendang perut pria itu. "Penismu tidak akan mampu meluluhkannya."

Dua pria datang dan melerai Lisa, begitupun dengan Somi yang memeluk pinggang Lisa dengan erat. "Banyak yang melihat Lisa, kendalikan emosimu. Ingatlah Jennie seorang artis." Bisikan itu membuat Lisa melunak, dia mundur selangkah dan menatap pria itu dengan marah. Rahangnya mengeras dan kepalan tinjunya masih kuat.

"Pergilah ke neraka !" Makinya sekali lagi sebelum meninggalkan bar dan pergi keluar.

Jika bukan karena Somi pria itu akan babak belur di hajar Lisa. Dia bersumpah, dia akan melakukannya jika pria itu melecehkan Jennie lagi.

...

"Kau masih belum berbaikan dengan Lisa?" Jisoo meletakkan buket bunga mawar biru ke atas meja rias Jennie.

Jennie menatap Jisoo, bertanya-tanya apakah bunga ini dari Taehyung? Dan Jisoo menggeleng.

"Ini dari Lisa."

Mendengar nama Lisa, Jennie langsung mengambil setangkai mawarnya dan menghirup aromanya. Dia tersenyum puas dan merasa senang. Dia lebih bahagia jika itu dari Lisa dari pada kekasihnya sendiri.

"Aku tidak marah, hanya...merasa," Dia menarik napas dengan frustasi. "Entalah."

Mendengar jawaban Jennie yang ambigu Jisoo tersenyum menggoda. Bagi Jisoo, Akhir-akhir ini temannya itu bertingkah seperti remaja. Dia selalu ingin di rumah dari pada berbelanja, dia memilih langsung pulang setelah syuting dari pada berlama-lama di lokasi syuting. Dan melihat itu dia merasa senang, Karena Jennie tidak terlihat kesepian. Dia senang Lisa ada di rumah.

Jennie dan Jisoo berjalan ke luar ruangan, menuju tempat syuting. Di tengah perjalanannya dia melihat Lisa dari kejauhan turun dari taksi.

"Dia datang." Jisoo menyenggol bahu Jennie dengan lembut sambil menatap wajah temannya yang menyembunyikan senyuman. "Hai Lisa. Kau tidak salah jalan kan?" Jisoo memeluk Lisa dengan nyaman kemudian menuntunnya.

"Jen..." Lisa memandang Jennie dengan senyuman yang manis tapi masih merasa bersalah. "Apa kau keberatan aku ke sini? Aku-"

"Aku yang memberitahunya." Jisoo menyela. "Baiklah, aku harus menemui Shon untuk bertanya tentang iklanmu. Sampai jumpa." Dia pergi dan melambai.

"Ada apa?" Katanya. "Ada sesuatu yang ingin kau katakan?" Jennie mendekat selangkah.

"Aku ingin minta maaf."

"Untuk apa?"

"Karena pulang dalam ke adaan mabuk dan tidak memberi tahumu."

Jennie menunduk, memperhatikan kuku-kuku kakinya yang bercat pink mudah. Dia tersenyum, kemudian dia mengangkat wajahnya untuk melihat Lisa. "Aku tidak marah, hanya saja kau harus berhati-hati lain kali."

"Aku tahu, aku salah. Seharusnya aku tidak melakukan gegabah saat di luar. Aku tidak berpikir tentang bagaimana berita sedikitpun bisa merusak citramu."

"Lisa Ak-"

"Aku juga tidak memikirkan bagaimana  tindakanku bisa berdampak buruk tentang semuanya."

"Lisa-" Jennie melihat ke arah belakang Lisa dan dia mulai panik.

"Aku salah Jen, aku seharusnya bisa menjaga rahasia kita tentang hubungan pal-" Kalimat Lisa berhenti ketika Jennie mendekatkan diri dan menempelkan bibirnya di bibir Lisa dengan kaku. Lisa tegang di bawa kendali bibir Jennie, dia tidak bergerak bahkan tangannya jatuh ke sisi tubuhnya karena keterkejutan.

"Wow, sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta."

Jennie menarik diri, dia tersenyum dan melingkarkan tangannya di lengan Lisa. "Oh Unnie." Katanya pura-pura malu. Dia tidak tahu bagaimana bereaksi untuk membuat Lisa diam saat Suzzy mendekat, satu-satunya yang ada dalam kepalanya adalah mencium Lisa dengan kaku.

"Dia Lisa?"

"Ya, Lisa ini Unnie Suzzy." Lisa berkedip beberapa kali kemudian menyadarkan dirinya.

Dia tersenyum. "Aku tahu. Hai, aku Lisa." Katanya menyambut tangan Suzzy dengan lembut. "Ternyata kau lebih cantik di lihat langsung dari pada di TV."

Suzzy tertawa dengan lembut. "Senang rasanya mendengar pujian dari wanita yang cantik."

Jennie dan Lisa tersenyum.

"Oh ya, Jen. Undanganku berlaku juga untuk kekasihmu." Suzzy mengedipkan mata dengan Lisa.

Melihat kedipan mata Suzzy membuat Jennie semakin mendekatkan dirinya pada Lengan Lisa. "Aku pasti akan membawanya, tenang saja Unnie." Ucapnya sambil tersenyum.


....
Tbc
....

Maaf dikit.

Akan up setiap hari kalau yang komen itu seruh dan rame.



The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang