Tujuh belas

2.1K 248 7
                                    

Lisa berdiri di samping Jennie dengan kaku dan ragu saat mereka masuk ke lift menuju Apartemen. Tangannya serasa sangat gatal ingin menarik tangan Jennie dan menggenggam tangan mungil itu tapi, tapi Jennie juga merasakan hal yang sama. Dia juga merasa panas di dalam dadanya dan dia merasa perlu menarik Lisa ke pelukkannya dan menciumnya dengan penuh gairah, tapi...tapi dia cukup malu untuk melakukan itu.

Pintu Lift terbuka, bunyi ding dari pintu membuat mereka tersadar dari lamunan mereka masing-masing.

Jennie keluar lebih dulu dan membiarkan Lisa berada di belakangnya saat dia memasukan kode apartemen dan masuk.

"Lisa.."

"Jennie."

Keduanya menunduk malu saat tatapan mereka bertemu. Ada rasa canggung setelah apa yang terjadi pada mereka di bar Seulgi. Jennie menundukkan kepalanya dan kakinya bergoyang sedikit aneh, Lisa yang melihat itu tertawa.

"Kau terlalu imut bertingkah seperti itu."

Jennie mengangkat wajahnya dan menatap Lisa dengan ekspresi tidak percaya. "Mungkin efek alkohol." Ucapnya sambil menyentuh kedua pipinya dengan malu.

"Efek alkohol?" Lisa mengangguk berulang kali dengan pelan. "Apa ucapanmu tadi juga karena efek alkohol?"

"Tidak- ehm M-maksud ku itu benar alkohol tapi...itu jujur dari hatiku." Dia menggigit bibirnya karena merasa gugup sekaligus malu.

Lisa mendekat, menarik satu tangan Jennie dan membiarkan tangan mereka terjatuh ke bawah. "Aku merasakan hal yang sama, aku menyukaimu. Aku tidak tahu kapan perasaan ini mulai tumbuh tapi aku selalu merasa nyaman bersamamu. Awalnya aku tidak berpikir kau akan membalasnya atau memiliki perasaan yang sama , aku...aku hanya ingin kau tahu aku juga menyukaimu."

Jennie menggenggam erat tangan Lisa, dia menggigit bibir bawahnya dengan keras karena debaran jantungnya begitu kencang. Jennie menyukai perasaan ini, dia menyukai bagaimana jantungnya berdebar kencang saat bersama Lisa dan saat Lisa bersikap hangat padanya. Dia menyukai segalanya yang terjadi pada reaksi tubuhnya saat dengan Lisa.

Lisa mendekat, menyatuhkan bibirnya ke bibir Jennie dengan lembut. Dia membiarkan Jennie menutup mata dan menerima bibir Lisa, perasaan ini membuatnya gila. Jantungnya seakan mengigil di seperti musim dingin.

Dia tidak pernah sekalipun merasakan getaran aneh di bawah perutnya saat bersama Kai. Jennie bisa pastikan bahwa efek Lisa membuatnya Gila.

Lisa menarik pinggang Jennie untuk mendekat padanya, menekan bibirnya ke bibir Jennie dengan gairah. Lembut dan kenyalnya bibir Jennie membuatnya meringis karena sensasinya yang berbeda. Ini pertama kali baginya mencium seorang wanita, dan wanita itu adalah Jennie Kim.

"Ehm.." Jennie mendesah, menbiarkan bibirnya terbuka agar Lisa dapat melumat bibirnya dengan leluasa. Lisa melakukan hal yang sama, saat tangan Jennie menggaruk bahunya dia semakin menghisap bibir Jennie.

"Ahh." Satu tarikan napas, dan desahan Lisa keluar saat lidah mereka bertemu.

Ini gila, Jennie gila dan Lisa gila.

Ini pertama kalinya bagi mereka berciuman bersama wanita. Tapi rasanya liar biasa.

Lisa menekan Jennie ke sofa dan membiarkan wanita itu terjatuh. Mata mereka bertemu setelah beberapa menit melakukan sesi panas, Lisa terengah-engah dan Jennie melakukan hal yang sama.

"Lis-ah." Suara Jennie membangunkan gairah Lisa lebih kuat, matanya berkunang dan kepalanya serasa ingin meledak karena sensani di bawah perutnya menggelitiknya.

Jennie menarik kera baju Lisa dengan kasar sehingga Lisa terjatuh tepat di atasnya, untungnya Lisa segera menahan dirinya dengan kedua tangannya. Dia tetap diam memperhatikan bagaimana mata Jennie seperti menelanjanginya, dan tangan Jennie yang turun membuka satu persatu kancing kemejanya.

The secret relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang