Ingat ini hanya fiksi, semua muse tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh di dunia nyata!
2006
Pagi ini sebelum masuk sekolah, Soya mengadakan konferensi meja bundar dadakan, benar adanya meja itu bundar tapi kecil. Setelah kemarin malam dirinya menyebar pesan pada seluruh ketua kelas, dari kelas 1 sampai 3, menyoal bagaimana cara membalas dendam tanpa di laporkan pada guru BK.
Memang tak semua bisa hadir, hanya beberapa saja yang mewakili, tidak apa-apa karena pada akhirnya pesan mereka akan tersebar ke seluruh murid. Kecuali budak sekolah, juga pemuja ketua OSIS sendiri.
Di kecualikan Lalice, gadis tinggi itu musuh dalam selimut Toyadi.
Mereka ada di kedai makan yang berada di depan rumah pemiliknya, yang letaknya tak jauh dari sekolah, eksistensi mereka juga masih bisa di lihat dari luar mengingat memang tempatnya berada di tepi jalan.
Si pencetus ide, Soya si humble, duduk bersama siswi lainnya yang memang hanya mereka saja yang duduk, para siswa berdiri di belakang mereka. Ladies first.
"Ini beneran harus berhasil!" Seru Rosie, si pendukung garis keras.
Soya juga Seyra yang duduk bersebelahan saling melirik, mereka merasa takjub melihat bagaimana Rosie duduk diampit oleh ketua basket juga ketua kelas jurusan bahasa di kelas Jane. Pasalnya dua murid pria itu yang pernah berciuman dengan Rosie.
"Gak akan ketauan kalo kita ngelakuin senatural mungkin." Timpal Lalice dengan menggebu, dirinya anggota OSIS tapi barangnya turut tersita.
"Jangan lupa bilang GAK SENGAJA!" Tambah Seyra, yang sesekali menepis tangan yang seenaknya tersampir di pundaknya.
Bambang, pemuda yang naksir Seyra itu hanya terkikik geli tiap kali tangannya di tepis.
Soya menyeringai dalam diam, karena memang bukan hanya dirinya saja yang menaruh dendam pada Toyadi, tapi hampir seluruh penghuni sekolah.
"Kemaren juga kata adek kelas, Toyadi ngehina penjaga sekolah!" Bobby, pemuda di belakang Soya memberi info tambahan.
Soya mendengus tawa lantas ia beranjak dan menyambar tasnya, "Sekutu kita makin banyak kalo gitu."
Bobby tertawa, dirinya ikut setuju pada apa pun yang Soya katakan, pemuda itu mengangkat tangan mengajak high five yang di balas antusias Soya.
"Udah! Yok, sekolah!" Seruan dengan tangan menyampir pada sosok yang lebih tinggi, menyeretnya keluar lebih dulu.
Langkah keluar mereka beriringan dengan saling merangkul bahu sang kawan, tawa riang mereka mengiringi setiap langkah menuju gerbang sekolah. Soya serta Bobby, dua sahabat yang tampak akrab itu tak jarang membuat yang lain salah paham.
Yang juga terjadi pada Jane, salah paham. Pemandangan yang tak sengaja tersaji saat dirinya baru keluar dari angkutan, hanya bisa menghela nafas dan cukup tahu diri.
Poor Jane.
Toyadi, remaja angkuh itu tak sama sekali bisa membalas, hanya umpatan yang bisa keluar dari birai racunnya. Betapa ia dibuat geram setiap saat, di mana pun juga kapan pun. Bagaimana banyak dari siswa sisiwi yang tanpa sengaja membuatnya mencebik, paling banyak dari kelas 3 yang seangkatan dengannya, kelas 1 atau 2 hanya beberapa, mungkin Toyadi sendiri adalah senior.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIT ME UP! (JENSOO)
Fanfiction"Gak ada yang namanya ikhlas, yang ada itu terpaksa lalu terbiasa."